Dari Warkop hingga Hotel Berbintang
A
A
A
SURABAYA - Jangan pandang sebelah mata pedagang kaki lima (PKL). Tak semua dari mereka hanya menggantungkan hidup di pinggir jalan dan memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) rendah.
Sebaliknya, banyak dari pekerja sektor informal itu memiliki tingkat intelektualitas di atas rata-rata, tak beda dengan politisi. Bahkan, ada yang memiliki potensi di bidang food and beverages (FB), menciptakan dan meramu menu hotel berbintang. Arif Lilah Wijanarko salah satunya.
Pria kelahiran Surabaya, 9 Februari 1978, ini sehariharinya mengelola Warung Kopi (Warkop) Bora Bora di kawasan Sidotopo Lor dan Semolowaru Elok, Surabaya. Menariknya, Jumat (26/12), pria yang karib disapa Lilah ini akan bertolak ke Dubai, Uni Emirat Arab, selama setahun. Keberadaan suami dari Dyan Rachmawati ini bukan untuk pelesiran layaknya anggota DPRD yang berbalut kunjungan kerja (kunker).
Lilah berada di Dubai untuk memberi pelatihan di bidang FB bagi karyawan dan calon karyawan sejumlah hotel di Dubai yang masuk jaringan manajemen Accor Group. Apa yang membuat Lilah bisa mengajar ke luar negeri, padahal dia hanya seorang pemilik warkop yang tak jarang harus meracik dan membuatkan kopi untuk pembelinya?
Usut punya usut, latar belakang pendidikan perhotelan yang pernah dia enyam menjadi salah satunya. ”Saya dulu kuliah perhotelan dan S-1 saya ambil Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya,” kata Lilah.
Ayah Muhammad Alan Zuhdi ini sebelumnya sempat mengajar beverages di Tri Star Institute, salah satu sekolah kuliner di Surabaya. Karena merasa peruntungannya pas di PKL, sejak 2003 dia memilih jualan di jalanan. Meski demikian, dia menyempatkan diri menjadi guru FB di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Surabaya dan Bojonegoro. Dia menjadi guru lepas tanpa menanggalkan statusnya sebagai PKL.
”Tahu-tahu saya dihubungi pihak Accor disuruh mengajar ke Dubai. Hotel yang masuk jaringan Accor cukup banyak di Indonesia. Ada Novotel, Ibis, Mercure, SofitelN Pullman dan lainnya,” ungkapnya. Selama di Dubai, Lilah mengaku akan tinggal di apartemen milik Accor Group.
”Dari sekarang sudah saya bayangkan materi yang akan saya ajarkan,” sebut Lilah yang lantas merinci aneka menu FB. Ada canape , yakni sejenis snack yang biasa dihidangkan saat cocktail party.
Club sandwich atai anykind of sandwich juga akan diajarkan. Tak ketinggalan, coffee collection , berupa pengembangan kopi dengan bahan dasar espresso . ”Ada mocktail yang sama sekali tidak menggunakan unsur alkohol dan cocktail yang ada unsur alkohol bagi para bartender,” urainya.
Sepulang dari Dubai, pria sedikit botak ini ingin menambah jumlah warkop. Meski warkop, menu minuman yang disuguhkan ala hotel. Singkatnya, menu hotel harga PKL.
Soeprayitno
Sebaliknya, banyak dari pekerja sektor informal itu memiliki tingkat intelektualitas di atas rata-rata, tak beda dengan politisi. Bahkan, ada yang memiliki potensi di bidang food and beverages (FB), menciptakan dan meramu menu hotel berbintang. Arif Lilah Wijanarko salah satunya.
Pria kelahiran Surabaya, 9 Februari 1978, ini sehariharinya mengelola Warung Kopi (Warkop) Bora Bora di kawasan Sidotopo Lor dan Semolowaru Elok, Surabaya. Menariknya, Jumat (26/12), pria yang karib disapa Lilah ini akan bertolak ke Dubai, Uni Emirat Arab, selama setahun. Keberadaan suami dari Dyan Rachmawati ini bukan untuk pelesiran layaknya anggota DPRD yang berbalut kunjungan kerja (kunker).
Lilah berada di Dubai untuk memberi pelatihan di bidang FB bagi karyawan dan calon karyawan sejumlah hotel di Dubai yang masuk jaringan manajemen Accor Group. Apa yang membuat Lilah bisa mengajar ke luar negeri, padahal dia hanya seorang pemilik warkop yang tak jarang harus meracik dan membuatkan kopi untuk pembelinya?
Usut punya usut, latar belakang pendidikan perhotelan yang pernah dia enyam menjadi salah satunya. ”Saya dulu kuliah perhotelan dan S-1 saya ambil Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya,” kata Lilah.
Ayah Muhammad Alan Zuhdi ini sebelumnya sempat mengajar beverages di Tri Star Institute, salah satu sekolah kuliner di Surabaya. Karena merasa peruntungannya pas di PKL, sejak 2003 dia memilih jualan di jalanan. Meski demikian, dia menyempatkan diri menjadi guru FB di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di Surabaya dan Bojonegoro. Dia menjadi guru lepas tanpa menanggalkan statusnya sebagai PKL.
”Tahu-tahu saya dihubungi pihak Accor disuruh mengajar ke Dubai. Hotel yang masuk jaringan Accor cukup banyak di Indonesia. Ada Novotel, Ibis, Mercure, SofitelN Pullman dan lainnya,” ungkapnya. Selama di Dubai, Lilah mengaku akan tinggal di apartemen milik Accor Group.
”Dari sekarang sudah saya bayangkan materi yang akan saya ajarkan,” sebut Lilah yang lantas merinci aneka menu FB. Ada canape , yakni sejenis snack yang biasa dihidangkan saat cocktail party.
Club sandwich atai anykind of sandwich juga akan diajarkan. Tak ketinggalan, coffee collection , berupa pengembangan kopi dengan bahan dasar espresso . ”Ada mocktail yang sama sekali tidak menggunakan unsur alkohol dan cocktail yang ada unsur alkohol bagi para bartender,” urainya.
Sepulang dari Dubai, pria sedikit botak ini ingin menambah jumlah warkop. Meski warkop, menu minuman yang disuguhkan ala hotel. Singkatnya, menu hotel harga PKL.
Soeprayitno
(ftr)