BNI Buka Cabang Kontainer di PJB

Rabu, 24 Desember 2014 - 11:13 WIB
BNI Buka Cabang Kontainer di PJB
BNI Buka Cabang Kontainer di PJB
A A A
SURABAYA - Menjelang tutup tahun, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mendirikan outlet kantor layanan dengan media peti kemas atau kontainer.

Kantor ini ditargetkan bisa meningkatkan transaksi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp50 miliar/tahun. Keberadaan outlet ini menambah koleksi BNI di wilayah Surabaya. Hingga kini jumlah outlet sebanyak 11 unit, antara lain Surabaya di PJB, SIER, Pasar Turi Mall, Juanda II, Sidoarjo di HangTuah, JemberdiRambiPuji dan Ambulu, Malang di Dampit. Gresik di Menganti, Banyuwangi di Jajag, dan Mojokerto di Kampus Mojo Anyar.

Jumlah outlet ini diyakini bisa mendorong penambahan pendapatan secara umum karena kantor ini semakin dekat pada nasabah. “Kantor kas ini kedua di Indonesia, pertama di Juanda II dan kedua di Kantor PJB Surabaya. Konsepnya sama pakai kontainer,” kata CEO BNI Kantor Wilayah Surabaya Dasuki Amsir saat peresmian Kantor BNI Kas PJB kemarin.

Dasuki mengatakan, dengan berdirinya kantor ini, transaksi yang dilakukan PJB diharapkan melalui BNI karena transaksi yang berjalan cukup besar. BNI menargetkan jumlah transaksi sebesar Rp50 miliar. Pembukaan kantor kas di area Kantor PJB ini dilakukan perseroan untuk melayani transaksi di lingkungan anak perusahaan PLN tersebut serta masyarakat di sekitar Kantor PJB.

Dasuki mengatakan, pembukaan kantor kas ini diharapkan bisa memperkuat posisi BNI dalam mengakuisisi dana pihak ketiga. “Dengan mempertimbangkan situasi persaingan yang semakin ketat dalam acquiring business saat ini, BNI memandang perlu mengambil langkah untuk mengoptimalkan pendekatan kepada nasabah dengan membuka outlet di area perkantoran dan pusat perdagangan, salah satunya di Kantor PJB ini,” ujarnya.

Direktur Utama PJB Amir Rosyidin menyambut baik pendirian kantor kas di lingkungan kantornya. PJB sendiri membukukan transaksi yang cukup besar tiap tahun. “Setidaknya kami melakukan transaksi Investasi sekitar Rp1,2 triliun dan biaya operasional sekitar Rp20 triliun tiap tahun ini adalah potensi yang besar bagi perbankan,” katanya. Sedangkan, operasional biayanya mencapai Rp20 triliun.

Arief Ardliyanto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5562 seconds (0.1#10.140)