Menpan Keluhkan P2T Pemprov
A
A
A
SURABAYA - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddi Chrisnandi kemarin menyamar sebagai investor yang akan mendirikan pabrik gula di Jatim.
Politikus Partai Hanura ini sengaja mendatangi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) Pemprov Jatim untuk melihat langsung kegiatan di sana.
”Saya sampaikan keinginan saya itu kepada petugas. Namun, bukannya menjelaskan, saya malah disodori brosur. Nah , ini kan kurang tepat,” ujarnya seusai sidak bersama Gubernur Jatim Soekarwo kemarin. Menurut Yuddi, belum adanya informasi detail tentang proses investasi bisa dilihat dari layanan publik tersebut.
”Mestinya ada peta daerah investasi yang ditempatkan pada frontline atau kantordepan. Jadi, caloninvestor memahami setiap wilayah di Jatim yang memiliki potensi untuk dilakukan investasi,” katanya. Tidak hanya itu, kata dia, petugasdi frontline juga harus membekalinya pengetahuan dan wawasan potensi investasi di Jatim.
Demikian juga dengan petugas keamanan hingga cleaning . Jadi, ketika ada yang bertanya, mereka bisa menjelaskan secara general kepada calon investor. Mestinya, lanjut Yuddi, petugas harus bisa menjelaskan secara gamblang hal apa pun yang berkenaan dengan investasi. Misalnya, daerah mana saja yang cocok, bentuk investasinya apa, hingga kendalanya. Karena itu, pihaknya berharap ada perbaikan untuk hal itu. ”Ini penting untuk memberi kepastian bagi investor,” tandasnya.
Selain P2T, Yuddi juga melakukan sidak di Kantor Samsat Bersama di Manyar. Berbeda dengan P2T, Yudi memberi pujian untuk layanan pajak kendaraan bermotor di kantor ini. Menurut dia, layanan tersebut sudah cukup bagus dan cepat. ”Kami lihat sudah cukup inovatif. Beberapa layanan sudah menggunakan teknologi sehingga mengurangi pertemuan orang dengan orang yang berpotensi memunculkan penyimpangan,” ungkapnya.
Gubernur Jatim Soekarwo mengakui kekurangan tersebut. Pihaknya berjanji melakukan perbaikan terhadap seluruh layanan publik. ”Prinsipnya, investor harus diberi kepastian dalam berinvestasi sehingga mereka betah. Apalagi, Jatim adalah daerah potensial,” katanya.
Soekarwo mengaku ada banyak wilayah yang potensial untuk pengembangan usaha, diantaranya Surabaya, Gresik Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Ngawi, Caruban, Banyuwangi, Probolinggo, dan beberapa daerah potensial lainnya sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
Untuk diketahui, sidak kemarin dilakukan Menpan-RB untuk melihat secara langsung kinerja aparatur pemerintah dalam melayani masyarakat dengan baik, profesional, dan ramah. Menpan juga ingin memastikan bahwa informasi yang diperlukan masyarakat tersedia dengan baik.
Ihyaihya ulumuddin
Politikus Partai Hanura ini sengaja mendatangi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) Pemprov Jatim untuk melihat langsung kegiatan di sana.
”Saya sampaikan keinginan saya itu kepada petugas. Namun, bukannya menjelaskan, saya malah disodori brosur. Nah , ini kan kurang tepat,” ujarnya seusai sidak bersama Gubernur Jatim Soekarwo kemarin. Menurut Yuddi, belum adanya informasi detail tentang proses investasi bisa dilihat dari layanan publik tersebut.
”Mestinya ada peta daerah investasi yang ditempatkan pada frontline atau kantordepan. Jadi, caloninvestor memahami setiap wilayah di Jatim yang memiliki potensi untuk dilakukan investasi,” katanya. Tidak hanya itu, kata dia, petugasdi frontline juga harus membekalinya pengetahuan dan wawasan potensi investasi di Jatim.
Demikian juga dengan petugas keamanan hingga cleaning . Jadi, ketika ada yang bertanya, mereka bisa menjelaskan secara general kepada calon investor. Mestinya, lanjut Yuddi, petugas harus bisa menjelaskan secara gamblang hal apa pun yang berkenaan dengan investasi. Misalnya, daerah mana saja yang cocok, bentuk investasinya apa, hingga kendalanya. Karena itu, pihaknya berharap ada perbaikan untuk hal itu. ”Ini penting untuk memberi kepastian bagi investor,” tandasnya.
Selain P2T, Yuddi juga melakukan sidak di Kantor Samsat Bersama di Manyar. Berbeda dengan P2T, Yudi memberi pujian untuk layanan pajak kendaraan bermotor di kantor ini. Menurut dia, layanan tersebut sudah cukup bagus dan cepat. ”Kami lihat sudah cukup inovatif. Beberapa layanan sudah menggunakan teknologi sehingga mengurangi pertemuan orang dengan orang yang berpotensi memunculkan penyimpangan,” ungkapnya.
Gubernur Jatim Soekarwo mengakui kekurangan tersebut. Pihaknya berjanji melakukan perbaikan terhadap seluruh layanan publik. ”Prinsipnya, investor harus diberi kepastian dalam berinvestasi sehingga mereka betah. Apalagi, Jatim adalah daerah potensial,” katanya.
Soekarwo mengaku ada banyak wilayah yang potensial untuk pengembangan usaha, diantaranya Surabaya, Gresik Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Ngawi, Caruban, Banyuwangi, Probolinggo, dan beberapa daerah potensial lainnya sesuai dengan karakteristik wilayahnya.
Untuk diketahui, sidak kemarin dilakukan Menpan-RB untuk melihat secara langsung kinerja aparatur pemerintah dalam melayani masyarakat dengan baik, profesional, dan ramah. Menpan juga ingin memastikan bahwa informasi yang diperlukan masyarakat tersedia dengan baik.
Ihyaihya ulumuddin
(ars)