Imparsial menyayangkan konflik TNI dan Polri di Sumsel
A
A
A
Sindonews.com - The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) menyesali kekerasan yang terjadi di Markas Polisi Ogan Komering Ulu (OKU), Baturaja, di Sumatera Selatan (Sumsel), oleh puluhan oknum TNI yang terjadi Kamis 7 Maret 2013 lalu.
"Peristwa konflik TNI, Polri itu adalah peristiwa yang sangat amat disayangkan," kata Direktur Program Imparsial Al Araf kepada Sindonews, Minggu (10/3/2013).
Menururtnya, TNI dam Polri merupakan institusi yang seyogyanya memberikan rasa aman terhadap masyarakat Indonesia, bukan sebaliknya.
"Berikan contoh yang baik kepada masyarakat dan bukan malah melakukan tindakan kekearasan kepada masyarakat," tandasnya.
Pada kesempatan itu dia mengatakan, konflik kedua lembaga keamanan itu merupakan bentuk dari birokrasi yang belum tuntas, sehingga harus ada pematangan kembali. "Birokrasi TNI dan Polri yang belum selesai," katanya.
Sebelumnya, puluhan oknum TNI AD diduga dari kesatuan Yon Armed 15 OKUT, Kamis 7 Maret 2013 menyerang Polres OKU Baturaja. Tidak hanya melakukan penyerangan, puluhan anggota berseragam lengkap tersebut juga melakukan pembakaran.
Akibat penyerangan itu separuh bagian Polres OKU dan beberapa Pos Lantas terbakar. Setelah puas membakar Polres OKU, rombongan anggota TNI yang bersenjata lengkap tersebut langsung kembali ke markas mereka menggunakan sepeda motor.
Itu merupakan bentuk dari penanganan kasus yang lambang di Mapolres OKU, dalam menangani kasus pembunuhan anggota TNI AD Yon Armed, Pratu Heru Oktavianus yang dilakukan oknum Polisi lalu lintas Polres OKU, Brigadir Wijaya, Minggu 27 Januari lalu.
TNI mendatangi Mapolres dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan satu unit truk. Tiba-tiba mereka menutup jalan dan meminta warga sekitar untuk bubar tidak mendekat, dan kemudian masuk ke Mapolres. Karena mendapat informasi akan melakukan aksi damai, para oknum Yon Armed diterima Kabagops Polres OKU, Kompol Afriya Jaya.
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba ada anggota oknum Yon Armed melempar batu ke kaca Traffic Management Center (TMC). Kemudian, mereka masuk kedalam ruangan dan menghancurkannya. Serta membakar mobil Suzuki Carry yang terparkir di halaman Mapolres.
"Peristwa konflik TNI, Polri itu adalah peristiwa yang sangat amat disayangkan," kata Direktur Program Imparsial Al Araf kepada Sindonews, Minggu (10/3/2013).
Menururtnya, TNI dam Polri merupakan institusi yang seyogyanya memberikan rasa aman terhadap masyarakat Indonesia, bukan sebaliknya.
"Berikan contoh yang baik kepada masyarakat dan bukan malah melakukan tindakan kekearasan kepada masyarakat," tandasnya.
Pada kesempatan itu dia mengatakan, konflik kedua lembaga keamanan itu merupakan bentuk dari birokrasi yang belum tuntas, sehingga harus ada pematangan kembali. "Birokrasi TNI dan Polri yang belum selesai," katanya.
Sebelumnya, puluhan oknum TNI AD diduga dari kesatuan Yon Armed 15 OKUT, Kamis 7 Maret 2013 menyerang Polres OKU Baturaja. Tidak hanya melakukan penyerangan, puluhan anggota berseragam lengkap tersebut juga melakukan pembakaran.
Akibat penyerangan itu separuh bagian Polres OKU dan beberapa Pos Lantas terbakar. Setelah puas membakar Polres OKU, rombongan anggota TNI yang bersenjata lengkap tersebut langsung kembali ke markas mereka menggunakan sepeda motor.
Itu merupakan bentuk dari penanganan kasus yang lambang di Mapolres OKU, dalam menangani kasus pembunuhan anggota TNI AD Yon Armed, Pratu Heru Oktavianus yang dilakukan oknum Polisi lalu lintas Polres OKU, Brigadir Wijaya, Minggu 27 Januari lalu.
TNI mendatangi Mapolres dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan satu unit truk. Tiba-tiba mereka menutup jalan dan meminta warga sekitar untuk bubar tidak mendekat, dan kemudian masuk ke Mapolres. Karena mendapat informasi akan melakukan aksi damai, para oknum Yon Armed diterima Kabagops Polres OKU, Kompol Afriya Jaya.
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba ada anggota oknum Yon Armed melempar batu ke kaca Traffic Management Center (TMC). Kemudian, mereka masuk kedalam ruangan dan menghancurkannya. Serta membakar mobil Suzuki Carry yang terparkir di halaman Mapolres.
(mhd)