Ratusan petani minta Kapolres OI dicopot

Senin, 28 Januari 2013 - 17:24 WIB
Ratusan petani minta Kapolres OI dicopot
Ratusan petani minta Kapolres OI dicopot
A A A
Sindonews.com - Ratusan petani yang tergabung dalam Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumsel, Serikat Petani Sriwijaya (SPS) Serikat Hiijau Indonesia Sumsel, dan Persatuan Pergerakan Petani Indonesia (P31), meminta supaya AKBP Deni Dharmapala, di copot dari jabatannya sebagai Kapolres Ogan Ilir (OI).

Tuntutan itu disampaikan oleh ratusan petani saat mendatangi Mapolda Sumsel untuk menggelar aksi demonstrasi, sekira pukul 11.00 WIB. Para pendemo yang dikoordinir Walhi Sumsel dan Mahasiswa Hijau itu mengatakan dengan otoritas yang dimilikinya, Kapolres OI terus saja mengulangi kejahatan kemanusian terhadap rakyat. Namun hingga saat ini AKBP Denny Dharmapala masih dipercaya menjabat Kapolres OI.

"Padahal yang bersangkutan merupakan penanggung jawab utama di lapangan dalam tragedi berdarah pada 27 Juli 2012 di Desa Limbang Jaya, OI yang menyebabkan meninggalnya bocah bernama Angga dan putusnya tangan Rusman yang harus di amputasi gara-gara terkena tembakan," ungkap Anwar Sadat, Direktur Eksekutif Walhi Sumsel saat menyampaikan orasinya, Senin (28/1/2013).

Tak hanya itu, para pendemo juga mempertanyakan kepada Polres OI, dasar dan alasan apa melakukan penangkapan warga Desa Betung, Kecamatan Lubuk Keliat atas nama Suardi bin Damiri (32). Apalagi saat dilakukan penangkapan warga sedang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di musholla AZ Zahra di Desa Betung, Kecamata Lubuk Keliat, OI.

Saat warga sedang membaca surat Yassin, Tahlil dan Dzikir salah seorang warga bernama Aman (52) yang berada di pinggir jalan dipukuli aparat berpakaian preman dengan menggunakan kayu dan tangan kosong serta diancam senjata api.

Disaat bersamaan juga aparat menghancurkan Mushola Az Zahra yang dibangun warga, disusul dengan penangkapan beberapa warga dengan alasan memeriksa senjata tajam dan diperintahkan Kapolres OI untuk menembak. Warga lalu bergeser ke kebun yang jaraknya sekira 10 meter dari lokasi, karena terus dipukuli.

"Setidaknya ada lima warga yang terluka yakni Aman (52) Asmadi Yuden, Syakban dam Samroni. Sedangkan yang dibawa ke Polres OI, bernama Suardi (32) dengan dasar adanya pemanggilan sebelumnya dalam kasus yang dilaporkan ke Polres OI. Dan penangkapan itu, tidak disertai surat penangkapan. Malamnya baru dikirimkan surat penangkapan itu," beber Sadat.

Warga juga meminta kepada pihak kepolisian untuk mengembalikan tanah rakyat di Desa Betung yang telah dirampas oleh PTPN VII Cinta Manis.

"Tapi secara mutlak hentikan turut campur Polri/TNI dalam konflik agraria terutama antara PTPN VII Cinta Manis dengan warga di Kabupaten OI," tegas Sadat.

Para pendemo diterima langsung Pejabat Pengganti Sementara (Pjs) Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP R Djarod Padakova. Menanggapi tuntutan pendemo, Djarod mengatakan, untuk penangkapan terhadap warga bernama Suardi itu berdasarkan laporan polisi mengenai kasus KDRT.

"Awalnya ada laporan kasus KDRT yang dilaporkan oleh istri Suardi karena telah dipukul di mulutnya dan tangannya disulut rokok. Kita sudah memberikan surat panggilan pertama lalu kedua dan ketiga, tapi tidak diindahkan tersangka. Makanya dilakukan penangkapan itu," terang Djarod.

Dijelaskan Djarod, jika warga merasa tidak puas dengan kinerja kepolisian. Apalagi jika tidak prosedur maka dipersilahkan untuk melapor.

"Kita transparan dan akan terus diberitahukan ke masyarakat bagaimana proses penyelidikan dan penyidikan," tegas Djarod.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0422 seconds (0.1#10.140)