Kopi Arabika Sipirok PLTA Batangtoru Jadi Primadona
A
A
A
MALANG - Stand Kopi Arabika Sipirok PLTA Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), menjadi primadona warga pada kegiatan Indonesia Green Growth Trade & Fair yang digelar tiga hari Rabu (26/8/2019), di kampus Universitas Negeri Malang.
Ratusan warga dan mahasiswa antusias mencicipi berbagai jenis kopi Arabika Sipirok yang ditampilkan oleh PLTA Batangtoru , seperti PDM Coffee, Ondo Coffee dan Batu Coffee. Selain itu, para tamu juga terlihat bertanya-tanya tentang cara pembuatan kopi dan asal usul nama kopi. Sembari mencicipi, pada pengunjung mengaku terkesan dengan rasa, karena berbeda dengan kopi yang lainnya.
Para pengunjung juga dimanjakan dengan gula merah yang sengaja disediakan oleh para peracik kopi yang langsung didatangkan dari Sipirok. "Rasa fruity (rasa buah) spyce (pedas) caramel lebih menonjol, dan ini jarang ditemukan pada produk kopi lainnya yang ada di Indonesia," ujar Veni, salah seorang mahasiswa UM ketika ditemui. Dia mengaku menyukai Kopi Arabika yang berasal dari Tapanuli Selatan, Sumut.
Public Relation (PR) PT NSHE Dede Wafiza Ashia mengatakan, PLTA Batangtoru ikut ambil bagian dalam kegiatan Indonesia Green Growth 2019 untuk mensosialisasikan dampak positif kehadiran PLTA Batangtoru dari sisi energi, lingkungan dan ekonomi.
"Dalam kesempatan ini juga kami memperkenalkan kopi Sipirok yang telah memilki sertifikat Indikasi geografis," ujarnya kepada wartawan.
Selama ini, PLTA Batangtoru sudah melakukan berbagai pembinaan terhadap Kopi Arabika Sipirok. Pembinaan itu diawali dengan terbitnya Sertifikat Indikasi Geografis yang dimotori oleh PLTA Batangtoru. Selaian itu memberi kesempatan studi banding ke Medan dan Aceh untuk mendapatkan ilmu lebih banyak lagi mengenai kopi, mulai dari tanam, produksi, penyajian hingga pemasaran.
Ratusan warga dan mahasiswa antusias mencicipi berbagai jenis kopi Arabika Sipirok yang ditampilkan oleh PLTA Batangtoru , seperti PDM Coffee, Ondo Coffee dan Batu Coffee. Selain itu, para tamu juga terlihat bertanya-tanya tentang cara pembuatan kopi dan asal usul nama kopi. Sembari mencicipi, pada pengunjung mengaku terkesan dengan rasa, karena berbeda dengan kopi yang lainnya.
Para pengunjung juga dimanjakan dengan gula merah yang sengaja disediakan oleh para peracik kopi yang langsung didatangkan dari Sipirok. "Rasa fruity (rasa buah) spyce (pedas) caramel lebih menonjol, dan ini jarang ditemukan pada produk kopi lainnya yang ada di Indonesia," ujar Veni, salah seorang mahasiswa UM ketika ditemui. Dia mengaku menyukai Kopi Arabika yang berasal dari Tapanuli Selatan, Sumut.
Public Relation (PR) PT NSHE Dede Wafiza Ashia mengatakan, PLTA Batangtoru ikut ambil bagian dalam kegiatan Indonesia Green Growth 2019 untuk mensosialisasikan dampak positif kehadiran PLTA Batangtoru dari sisi energi, lingkungan dan ekonomi.
"Dalam kesempatan ini juga kami memperkenalkan kopi Sipirok yang telah memilki sertifikat Indikasi geografis," ujarnya kepada wartawan.
Selama ini, PLTA Batangtoru sudah melakukan berbagai pembinaan terhadap Kopi Arabika Sipirok. Pembinaan itu diawali dengan terbitnya Sertifikat Indikasi Geografis yang dimotori oleh PLTA Batangtoru. Selaian itu memberi kesempatan studi banding ke Medan dan Aceh untuk mendapatkan ilmu lebih banyak lagi mengenai kopi, mulai dari tanam, produksi, penyajian hingga pemasaran.
(rhs)