Purwakarta Jadi Raja Tanpa Mahkota di Bidang Kebersihan
A
A
A
PURWAKARTA - Kabupaten Purwakarta menjadi raja tanpa mahkota di bidang kebersihan selama 10 tahun terakhir. Hal itu terkait belum diraihnya piala adipura sebagai legitimasi tertinggi bagi sebuah daerah yang berhasil menjaga kebersihan dan keasrian wilayahnya.
Wakil Bupati Purwakarta Aming menegaskan siap pasang badan agar Purwakarta dapat meraih piala tersebut. Sebab tata kota Purwakarta yang nyaman, asri dan bersih sangat layak untuk meraih Piala Adipura.
“Ternodanya kan baru 7 bulan terakhir karena minim koordinasi antarlini dan sektor. Kalau kita lihat 10 tahun terakhir, Purwakarta ini bersih dan asri, layak untuk Adipura. Ke depan, ini kita perjuangkan,” tegas Aming, Rabu (26/9/2018).
Aming membeberkan berbagai potensi yang dimiliki Purwakarta sangat memungkinkan mendapat Piala Adipura, misalnya kemegahan infrastruktur yang ada. Ditambah ribuan tenaga harian lepas (THL) yang dimiliki dengan besaran gaji yang tinggi.
“Gaji THL kebersihan di Purwakarta itu Rp2,2 juta. Artinya performa APBD kita sangat mampu membangun kesejahteraan untuk mereka. Tentu saja, ini sudah berbanding lurus dengan kinerja para THL di lapangan,” ujarnya.
Selain itu, Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) di Purwakarta terhitung luas, yakni 10 hektare. Tak lama lagi, sistemnya akan berubah menjadi sanitary land fill agar sampah dapat terurai dengan cepat.
Di bagian lain, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mulai membuat gebrakan dalam hal pengelolaan sampah. Langkah tersebut meski dilakukan. Sejak dilantik menjadi Bupati Purwakarrta pada 20 September 2018 lalu, dia mengaku kebanjiran keluhan soal sampah.
“Ada dua pendekatan yang harus kita intensifkan untuk penyelesaian masalah sampah. Pertama pendekatan struktural pemerintah dengan meningkatkan kinerja petugas. Kedua, membangun aspek kultural masyarakat agar cinta kebersihan,” kata Anne.
Menurut Anne, leading sector terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta harus pro aktif. Kecepatan pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pengolahan Akhir (TPA) perlu terus ditingkatkan.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta, kata Anne, siap menambah armada angkut dan petugas kebersihan jika diperlukan. “Secara struktural saya memerintahkan kepada dinas terkait untuk pro aktif. Kalau perlu penambahan armada silakan bicarakan. Infrastruktur pengangkutan sampah ini harus prima agar pelayanan pun prima. Output-nya nanti jelas, masyarakat terlayani dengan baik,” ujarnya.
Wakil Bupati Purwakarta Aming menegaskan siap pasang badan agar Purwakarta dapat meraih piala tersebut. Sebab tata kota Purwakarta yang nyaman, asri dan bersih sangat layak untuk meraih Piala Adipura.
“Ternodanya kan baru 7 bulan terakhir karena minim koordinasi antarlini dan sektor. Kalau kita lihat 10 tahun terakhir, Purwakarta ini bersih dan asri, layak untuk Adipura. Ke depan, ini kita perjuangkan,” tegas Aming, Rabu (26/9/2018).
Aming membeberkan berbagai potensi yang dimiliki Purwakarta sangat memungkinkan mendapat Piala Adipura, misalnya kemegahan infrastruktur yang ada. Ditambah ribuan tenaga harian lepas (THL) yang dimiliki dengan besaran gaji yang tinggi.
“Gaji THL kebersihan di Purwakarta itu Rp2,2 juta. Artinya performa APBD kita sangat mampu membangun kesejahteraan untuk mereka. Tentu saja, ini sudah berbanding lurus dengan kinerja para THL di lapangan,” ujarnya.
Selain itu, Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) di Purwakarta terhitung luas, yakni 10 hektare. Tak lama lagi, sistemnya akan berubah menjadi sanitary land fill agar sampah dapat terurai dengan cepat.
Di bagian lain, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mulai membuat gebrakan dalam hal pengelolaan sampah. Langkah tersebut meski dilakukan. Sejak dilantik menjadi Bupati Purwakarrta pada 20 September 2018 lalu, dia mengaku kebanjiran keluhan soal sampah.
“Ada dua pendekatan yang harus kita intensifkan untuk penyelesaian masalah sampah. Pertama pendekatan struktural pemerintah dengan meningkatkan kinerja petugas. Kedua, membangun aspek kultural masyarakat agar cinta kebersihan,” kata Anne.
Menurut Anne, leading sector terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Purwakarta harus pro aktif. Kecepatan pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menuju Tempat Pengolahan Akhir (TPA) perlu terus ditingkatkan.
Pemerintah Kabupaten Purwakarta, kata Anne, siap menambah armada angkut dan petugas kebersihan jika diperlukan. “Secara struktural saya memerintahkan kepada dinas terkait untuk pro aktif. Kalau perlu penambahan armada silakan bicarakan. Infrastruktur pengangkutan sampah ini harus prima agar pelayanan pun prima. Output-nya nanti jelas, masyarakat terlayani dengan baik,” ujarnya.
(wib)