Tanah Pemakaman Diratakan, Ratusan Warga Tawang Mas Marah
A
A
A
SEMARANG - Ratusan warga Kelurahan Tawang Mas, Kecamatan Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menghentikan aktivitas backhoe yang sedang meratakan tanah pemakaman Tawang Ngaglik, Senin (28/8/2017). Warga empat RW tersebut menilai tidak ada sosialisasi sebelumnya kepada warga mengenai aktivitas itu.
"Kalau sebelumnya warga diberi tahu, maka kejadiannya tidak seperti ini. Namun karena tidak ada pemberitahuan, maka warga marah," ungkap Sumpeno, salah seorang warga dan juga ahli waris, Senin (28/8/2017).
Warga sebelumnya telah memberikan tanda pada setiap nisan berupa pemasangan nama dari kardus atau kayu. Ternyata, petugas alat berat langsung meratakan tanah pemakaman tanpa terlebih dulu melepas nisan. Tindakan itu memicu kemarahan warga yang langsung mendatangi tempat tersebut. "Karena warga sudah marah dan meminta aktivitas alat berat meratakan tanah di pemakaman dihentikan, warga dipertemukan dengan petugasnya di balai kelurahan," imbuhnya.
Lurah Tawang Mas Yoga Utoyo menjelaskan, sebelumnya tanah di pemakaman Tawang Ngaglik sering terendam rob. “Jadi makam ini ketika digali mengeluarkan air. Rasanya tidak tega saat jenazah diturunkan ke dalam liang kubur karena banyak air yang tergenang,” jelas Yoga.
Karena itu, pihaknya menghubungi Pemkot Semarang untuk meninggikan tanah pemakaman. Sebelumnya, warga sekitar telah diajak untuk berdialog mencari jalan keluar. Permasalahannya, warga yang mengikuti rapat tidak menyampaikan ke warga lain.
“Mereka yang diajak rapat itu tidak menyampaikan kepada warga lainnya sehingga warga tidak tahu. Namun sebenarnya warga itu setuju dengan peninggian makam. Tapi karena dianggap tidak ada sosialisasi, mereka jadi kecewa,” jelasnya.
Sementara dari hasil pertemuan antara warga, lurah dan Babinkantibmas Kelurahan Tawang Mas, disepakati pekerjaan untuk meninggikan tanah di lokasi pemakaman dapat dilanjutkan, dengan catatan petugas backhoe dapat menunjukkan lokasi makam dari ahli waris warga. “Namun jika tidak sesuai, maka pekerjaan itu dapat dihentikan,” ujarnya.
"Kalau sebelumnya warga diberi tahu, maka kejadiannya tidak seperti ini. Namun karena tidak ada pemberitahuan, maka warga marah," ungkap Sumpeno, salah seorang warga dan juga ahli waris, Senin (28/8/2017).
Warga sebelumnya telah memberikan tanda pada setiap nisan berupa pemasangan nama dari kardus atau kayu. Ternyata, petugas alat berat langsung meratakan tanah pemakaman tanpa terlebih dulu melepas nisan. Tindakan itu memicu kemarahan warga yang langsung mendatangi tempat tersebut. "Karena warga sudah marah dan meminta aktivitas alat berat meratakan tanah di pemakaman dihentikan, warga dipertemukan dengan petugasnya di balai kelurahan," imbuhnya.
Lurah Tawang Mas Yoga Utoyo menjelaskan, sebelumnya tanah di pemakaman Tawang Ngaglik sering terendam rob. “Jadi makam ini ketika digali mengeluarkan air. Rasanya tidak tega saat jenazah diturunkan ke dalam liang kubur karena banyak air yang tergenang,” jelas Yoga.
Karena itu, pihaknya menghubungi Pemkot Semarang untuk meninggikan tanah pemakaman. Sebelumnya, warga sekitar telah diajak untuk berdialog mencari jalan keluar. Permasalahannya, warga yang mengikuti rapat tidak menyampaikan ke warga lain.
“Mereka yang diajak rapat itu tidak menyampaikan kepada warga lainnya sehingga warga tidak tahu. Namun sebenarnya warga itu setuju dengan peninggian makam. Tapi karena dianggap tidak ada sosialisasi, mereka jadi kecewa,” jelasnya.
Sementara dari hasil pertemuan antara warga, lurah dan Babinkantibmas Kelurahan Tawang Mas, disepakati pekerjaan untuk meninggikan tanah di lokasi pemakaman dapat dilanjutkan, dengan catatan petugas backhoe dapat menunjukkan lokasi makam dari ahli waris warga. “Namun jika tidak sesuai, maka pekerjaan itu dapat dihentikan,” ujarnya.
(mcm)