Baku Tembak dengan BNN, Bandar Narkoba Tewas
A
A
A
DELISERDANG - Rizwan Is (36) seorang bandar besar narkoba jaringan internasional tewas saat baku tembak dengan tim Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jalan Medan Binjai, Km 10, 5, Kecamatan Sunggal, Rabu (1/3/2017).
Komandan Rayon Militer 16 (Danramil) /Binjai Utara, Lettu Inf Saut Tumpal Simanihuruk mengatakan, warga Dusun Utara, Kecamatan Peudawa, Aceh itu ditembak petugas karena berusaha membalas tembakan peringatan petugas BNN.
Bahkan, pelaku sempat mengeluarkan tembakan secara acak ke arah tim yang melakukan pengejaran mulai dari perbatasan Binjai.
“Saya tidak tahu persis bagaimana kronologisnya. Namun, pengejaran itu dilakukan mulai dari perbatasan Binjai. Pelaku, berusaha membalas tembakan BNN,” katanya.
Merasa langkahnya sudah terdesak, sambung Danramil, pelaku semakin gencar tak karuan untuk melakukan perlawanan.
“Mobil pelaku ada dua yang beriringan. Yang melakukan perlawanan itu mobil pertama Xenia Nopol BK 1856 KV. Sedangkan mobil kedua jenis CR-V BK 1189 OG tidak melawan,” ujarnya.
Sebab, kata dia, pengendara mobil CR-V tersebut langsung berhadapan dengan dirinya. “Mobil ini (CR-V) berhadapan langsung dengan mobil saya dan saya menembaknya dua kali. Namun tidak mengenai pengemudinya, tak lama kemudian pengemudinya keluar dari dalam mobil dengan memberikan isyarat menyerah,” timpalnya.
Setelah menyerah, tambah dia, pihaknya langsung melakukan interogasi sehingga diketahui identitasnya bernama Dedi dan mengamankan 30 kilogram (Kg) narkoba jenis sabu-sabu yang dikemas dalam plastik dan dimasukkan dalam enam tas ransel.
“Setelah menginterogasi tersangka Dedi, lalu dilakukan pengembangan dan berhasil mengamankan empat orang, satu diantaranya oknum Detasemen Polisi Militer 1/5 (Denpom 1/5) Medan. Dari pengembangan itu diamankan 35 Kg narkoba jenis sabu-sabu,” terangnya.
Sumarni, salah satu warga mengatakan, aksi tembak menembak antara petugas dengan bandar narkoba itu sempat mengundang perhatian warga dan memacetkan lalulintas.
“Sebenarnya saya sendiri sudah takut dan memilih untuk bersembunyi di dalam rumah. Sebab, mereka saling menembak,” kata Sumarni.
Jalanan pun, sambung Sumarni, sempat macet total. Sebab, para pengguna jalan juga merasakan hal serupa dengan Sumarni. “Pengguna jalan pun ternyata takut juga. Banyak yang cerita di warung saya setelah kejadian itu mengaku ketakutan,” ujar Sumarni.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Kol Inf Edy Suhartono mengatakan, jika dilihat dari kepangkatan oknum tersebut Sertu Hb sudah lama berdinas sebagai anggota Polisi Militer.
“Jika dilihat dari pangkatnya, yang bersangkutan itu sudah lama berdinas. Tetapi memang, selama ini kita tidak ada memonitor apa saja kegiatannya di luar dinas,” kata Edy.
Meski begitu, sambung dia, TNI secara kelembagaan belum ada menerima laporan atau informasi resmi dari pihak BNN atas penangkapan oknum TNI tersebut.
“Sampai saat ini memang kita belum ada mendapat laporan atau informasi resmi dari pihak BNN. Namun demikian, hukumnya sudah jelas, bila terbukti terlibat narkoba minimal dipecat,” ujarnya.
Menurut Kapendam, jika benar, tersangka hingga saat ini belum diserahkan ke TNI untuk ditangani. “Belum, yang bersangkutan itu masih dalam pengembangan oleh BNN. Mungkin, setelah pengembangan selesai baru diserahkan ke kita (TNI),” tandasnya.
Komandan Rayon Militer 16 (Danramil) /Binjai Utara, Lettu Inf Saut Tumpal Simanihuruk mengatakan, warga Dusun Utara, Kecamatan Peudawa, Aceh itu ditembak petugas karena berusaha membalas tembakan peringatan petugas BNN.
Bahkan, pelaku sempat mengeluarkan tembakan secara acak ke arah tim yang melakukan pengejaran mulai dari perbatasan Binjai.
“Saya tidak tahu persis bagaimana kronologisnya. Namun, pengejaran itu dilakukan mulai dari perbatasan Binjai. Pelaku, berusaha membalas tembakan BNN,” katanya.
Merasa langkahnya sudah terdesak, sambung Danramil, pelaku semakin gencar tak karuan untuk melakukan perlawanan.
“Mobil pelaku ada dua yang beriringan. Yang melakukan perlawanan itu mobil pertama Xenia Nopol BK 1856 KV. Sedangkan mobil kedua jenis CR-V BK 1189 OG tidak melawan,” ujarnya.
Sebab, kata dia, pengendara mobil CR-V tersebut langsung berhadapan dengan dirinya. “Mobil ini (CR-V) berhadapan langsung dengan mobil saya dan saya menembaknya dua kali. Namun tidak mengenai pengemudinya, tak lama kemudian pengemudinya keluar dari dalam mobil dengan memberikan isyarat menyerah,” timpalnya.
Setelah menyerah, tambah dia, pihaknya langsung melakukan interogasi sehingga diketahui identitasnya bernama Dedi dan mengamankan 30 kilogram (Kg) narkoba jenis sabu-sabu yang dikemas dalam plastik dan dimasukkan dalam enam tas ransel.
“Setelah menginterogasi tersangka Dedi, lalu dilakukan pengembangan dan berhasil mengamankan empat orang, satu diantaranya oknum Detasemen Polisi Militer 1/5 (Denpom 1/5) Medan. Dari pengembangan itu diamankan 35 Kg narkoba jenis sabu-sabu,” terangnya.
Sumarni, salah satu warga mengatakan, aksi tembak menembak antara petugas dengan bandar narkoba itu sempat mengundang perhatian warga dan memacetkan lalulintas.
“Sebenarnya saya sendiri sudah takut dan memilih untuk bersembunyi di dalam rumah. Sebab, mereka saling menembak,” kata Sumarni.
Jalanan pun, sambung Sumarni, sempat macet total. Sebab, para pengguna jalan juga merasakan hal serupa dengan Sumarni. “Pengguna jalan pun ternyata takut juga. Banyak yang cerita di warung saya setelah kejadian itu mengaku ketakutan,” ujar Sumarni.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Kol Inf Edy Suhartono mengatakan, jika dilihat dari kepangkatan oknum tersebut Sertu Hb sudah lama berdinas sebagai anggota Polisi Militer.
“Jika dilihat dari pangkatnya, yang bersangkutan itu sudah lama berdinas. Tetapi memang, selama ini kita tidak ada memonitor apa saja kegiatannya di luar dinas,” kata Edy.
Meski begitu, sambung dia, TNI secara kelembagaan belum ada menerima laporan atau informasi resmi dari pihak BNN atas penangkapan oknum TNI tersebut.
“Sampai saat ini memang kita belum ada mendapat laporan atau informasi resmi dari pihak BNN. Namun demikian, hukumnya sudah jelas, bila terbukti terlibat narkoba minimal dipecat,” ujarnya.
Menurut Kapendam, jika benar, tersangka hingga saat ini belum diserahkan ke TNI untuk ditangani. “Belum, yang bersangkutan itu masih dalam pengembangan oleh BNN. Mungkin, setelah pengembangan selesai baru diserahkan ke kita (TNI),” tandasnya.
(sms)