Ini Kata Kapolda Sumbar Terkait Aksi Massa di Dharmasraya
A
A
A
BUKITTINGGI - Kapolda Sumatera Barat Brigjen Pol Bambang Sri Herwanto menyebut, tidak ada penambang ilegal yang terbakar saat terjadinya razia penambang emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Senin 26 Oktober lalu
Kapolda menjelaskan, kondisi jenazah Toni korban yang dilaporkan tewas masih utuh tidak ada luka bakar. Korban tewas akibat kekurangan oksigen.
“Dari hasil penyelidikan sementara korban diduga kehabisan oksigen di kedalaman sekitar 50 meter lalu meninggal dunia, “ kata Kapolda saat mengikuti Dialog Forum Editor di Kota Bukittinggi, Selasa (28/10/2015).
Sebelumnya beredar kabar jika Toni (22) warga setempat tewas saat razia penambangan emas liar oleh tim gabungan Satpol PP, TNI/Polri di Jorong Durian Simpai, Nagari Empatkoto Nan Dibawah, Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya.
Kemudian mayat Toni dibawa warga ke rumah dinas Bupati Dharmasraya untuk meminta pertanggung jawaban aparat pemda setempat mengenai tewasnya penambang tersebut saat razia berlangsung.
Tapi karena pejabat Bupati Dharmasraya Syafrizal Ucok, tidak kunjung keluar dari kediamannya untuk menemui warga Durian Simpai yang menunggunya di luar, sejumlah warga menyerang dan melempari rumah rumah dinas tersebut.
Aksi ini dilakukan massa sambil membawa jasad Toni, akibatnya terjadi bentrok antara warga dengan aparat keamanan.
Namun hal tersebut dibantah oleh Kapolda. Menurut Bambang Sri Herwanto, tidak ada kerusakan di Rumah Dinas Bupati Dharmasraya terkait banyaknya massa yang mendatangi rumah bupati saat itu.
“Jika ada kerusakan pihak kepolisian akan melakukan tindakan tegas. Namun tidak ada kerusakan rumah dinas bupati dalam kejadian tersebut, “ kilah Bambang.
Pasca kejadian, kata Kapolda, pihak kepolisian tidak melakukan pengamanan khusus bagi pejabat Bupati Dharmasraya karena menurutnya tidak ada ancaman yang sangat serius.
Kapolda Sumbar ini mengklaim kondisi di Kabupaten Dharmasraya saat ini telah aman dan kondusif. “Saat ini satu pleton Brimob diturunkan untuk berjaga-jaga di lokasi, “ tandas Kapolda.
Kapolda menjelaskan, kondisi jenazah Toni korban yang dilaporkan tewas masih utuh tidak ada luka bakar. Korban tewas akibat kekurangan oksigen.
“Dari hasil penyelidikan sementara korban diduga kehabisan oksigen di kedalaman sekitar 50 meter lalu meninggal dunia, “ kata Kapolda saat mengikuti Dialog Forum Editor di Kota Bukittinggi, Selasa (28/10/2015).
Sebelumnya beredar kabar jika Toni (22) warga setempat tewas saat razia penambangan emas liar oleh tim gabungan Satpol PP, TNI/Polri di Jorong Durian Simpai, Nagari Empatkoto Nan Dibawah, Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya.
Kemudian mayat Toni dibawa warga ke rumah dinas Bupati Dharmasraya untuk meminta pertanggung jawaban aparat pemda setempat mengenai tewasnya penambang tersebut saat razia berlangsung.
Tapi karena pejabat Bupati Dharmasraya Syafrizal Ucok, tidak kunjung keluar dari kediamannya untuk menemui warga Durian Simpai yang menunggunya di luar, sejumlah warga menyerang dan melempari rumah rumah dinas tersebut.
Aksi ini dilakukan massa sambil membawa jasad Toni, akibatnya terjadi bentrok antara warga dengan aparat keamanan.
Namun hal tersebut dibantah oleh Kapolda. Menurut Bambang Sri Herwanto, tidak ada kerusakan di Rumah Dinas Bupati Dharmasraya terkait banyaknya massa yang mendatangi rumah bupati saat itu.
“Jika ada kerusakan pihak kepolisian akan melakukan tindakan tegas. Namun tidak ada kerusakan rumah dinas bupati dalam kejadian tersebut, “ kilah Bambang.
Pasca kejadian, kata Kapolda, pihak kepolisian tidak melakukan pengamanan khusus bagi pejabat Bupati Dharmasraya karena menurutnya tidak ada ancaman yang sangat serius.
Kapolda Sumbar ini mengklaim kondisi di Kabupaten Dharmasraya saat ini telah aman dan kondusif. “Saat ini satu pleton Brimob diturunkan untuk berjaga-jaga di lokasi, “ tandas Kapolda.
(sms)