Ikhlas Kerja Keras demi Satwa Dilindungi
A
A
A
Upaya untuk mengembangbiakkan rusa jawa (Cervus timorensis) di lokasi penangkaran hutan di Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, cukup berhasil.
Penangkaran rusa jawa yang dimulai sejak Juni 2014 itu awalnya menangkarkan 13 rusa betina dan jantan yang dikirim dari daerah Blitar. Kini, rusa jawa itu telah berkembang biak menjadi 17 ekor.
Masrap, pria paruh baya yang bertugas merawat dan menjaga rusa jawa serta kandang penangkarannya, bekerja sejak penangkaran rusa jawa itu diresmikan. Masrap memiliki tugas memberi makan, menyediakan air minum untuk rusa, dan membersihkan kandang. “Total rusa jawa yang ditangkarkan di sini ada 17 ekor. Awalnya hanya 13 ekor lalu beranak satu ekor. Bulan ini ada tambahan lagi tiga anak rusa yang lahir.
Umurnya belum genap satu bulan. Waktu awal-awal si anak rusa lahir, saya harus sering memantaunya yang kadang saya lakukan sampai malam hari,” ungkapnya. Untuk perawatan rusa jawa sendiri, Masrap mengaku tidak memiliki kesulitan berarti. Setiap harinya di pagi hari hal yang harus dia lakukan adalah membersihkan kandang dan menguras kolam air minum untuk rusa jawa. Di siang hari, Masrap bertugas memberi makan buah atau ketela untuk rusa jawa.
Sore harinya dia akan mencari rumput yang malamnya akan diberikan sebagai cadangan makanan untuk rusa-rusa yang ditangkarkan tersebut. Meski begitu, dia mengakui proses penangkaran rusa jawa ini tidak semudah yang dibayangkan. Di awal sebelum penangkaran diresmikan, dilakukan penelitian dan survei tentang kondisi alam yang cocok untuk rusa jawa, dan itu memakan waktu satu tahun. Sekarang setelah satu tahun berjalan, penangkaran rusa jawa ini juga masih memiliki kendala.
“Kalau masalah yang dihadapi sebenarnya tidak banyak. Tetapi, ada satu masalah yang saat ini sedang dihadapi, yakni saat musim kemarau seperti ini pakan rumput untuk rusa jawa sulit didapatkan. Apalagi kita tidak memiliki lahan sendiri yang khusus untuk ditanami rumput,” ujar Masrap.
Walaupun begitu, sejauh ini masalah tersebut bisa diatasinya dengan bekerja lebih keras lagi, supaya satwa langka yang dulu banyak hidup di hutan jati di Bojonegoro ini bisa terus berkembang dan bisa dilihat oleh generasi mendatang.
Muhammad Roqib
Bojonegoro
Penangkaran rusa jawa yang dimulai sejak Juni 2014 itu awalnya menangkarkan 13 rusa betina dan jantan yang dikirim dari daerah Blitar. Kini, rusa jawa itu telah berkembang biak menjadi 17 ekor.
Masrap, pria paruh baya yang bertugas merawat dan menjaga rusa jawa serta kandang penangkarannya, bekerja sejak penangkaran rusa jawa itu diresmikan. Masrap memiliki tugas memberi makan, menyediakan air minum untuk rusa, dan membersihkan kandang. “Total rusa jawa yang ditangkarkan di sini ada 17 ekor. Awalnya hanya 13 ekor lalu beranak satu ekor. Bulan ini ada tambahan lagi tiga anak rusa yang lahir.
Umurnya belum genap satu bulan. Waktu awal-awal si anak rusa lahir, saya harus sering memantaunya yang kadang saya lakukan sampai malam hari,” ungkapnya. Untuk perawatan rusa jawa sendiri, Masrap mengaku tidak memiliki kesulitan berarti. Setiap harinya di pagi hari hal yang harus dia lakukan adalah membersihkan kandang dan menguras kolam air minum untuk rusa jawa. Di siang hari, Masrap bertugas memberi makan buah atau ketela untuk rusa jawa.
Sore harinya dia akan mencari rumput yang malamnya akan diberikan sebagai cadangan makanan untuk rusa-rusa yang ditangkarkan tersebut. Meski begitu, dia mengakui proses penangkaran rusa jawa ini tidak semudah yang dibayangkan. Di awal sebelum penangkaran diresmikan, dilakukan penelitian dan survei tentang kondisi alam yang cocok untuk rusa jawa, dan itu memakan waktu satu tahun. Sekarang setelah satu tahun berjalan, penangkaran rusa jawa ini juga masih memiliki kendala.
“Kalau masalah yang dihadapi sebenarnya tidak banyak. Tetapi, ada satu masalah yang saat ini sedang dihadapi, yakni saat musim kemarau seperti ini pakan rumput untuk rusa jawa sulit didapatkan. Apalagi kita tidak memiliki lahan sendiri yang khusus untuk ditanami rumput,” ujar Masrap.
Walaupun begitu, sejauh ini masalah tersebut bisa diatasinya dengan bekerja lebih keras lagi, supaya satwa langka yang dulu banyak hidup di hutan jati di Bojonegoro ini bisa terus berkembang dan bisa dilihat oleh generasi mendatang.
Muhammad Roqib
Bojonegoro
(ars)