Perluas Pabrik, Coca-Cola Suntik USD63 Juta

Jum'at, 21 Agustus 2015 - 08:42 WIB
Perluas Pabrik, Coca-Cola Suntik USD63 Juta
Perluas Pabrik, Coca-Cola Suntik USD63 Juta
A A A
PASURUAN - Di tengah perlambatan ekonomi dunia, Coca- Cola Amatil Indonesia (CCAI) masih optimistis bisa mendongkrak penjualan.

CCAI bahkan menyuntikkan dana sebesar USD63 juta untuk memperluas pabrik di Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Perluasan pabrik minuman bersoda The Coca-cola Company ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Mega Center Distribution (Mega DC) seluas enam hektare dan peluncuran lini produksi ke-6 kemarin.

Mega DC ke-4 setelah Jakarta, Medan, dan Semarang ini diprediksi menyerap kapasitas produksi pabrik CCAI Pandaan yang semakin meningkat. President Director CCAI Kadir Gunduz mengatakan, suntikan dana dari komitmen investasi USD500 juta untuk jangka waktu empat tahun ini merupakan upaya percepatan penambahan kapasitas produksi di Jawa Timur.

Selama ini pabrik Pandaan memasok 30% dari volume produksi nasional. Pabrik baru diproyeksikan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 885.860 botol per jam dan kapasitas ruang penyimpanan. “Kami percaya situasi ekonomi yang sedang melambat ini akan kembali membaik. Investasi ini adalah komitmen kami yang terus berkembang dan berkesinambungan serta menjadi contoh kunci kekuatan kami,” kata Kadir Gunduz seusai ground breaking di Mega DC Pandaan kemarin.

Indonesia merupakan kontributor terbesar kedua Coca- Cola Amatil Group yang masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Coca-Cola yakin pasar Indonesia masih terus tumbuh berkembang dengan pesat.

“Investasi ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru, peluang bisnis untuk usaha kecil menengah. Selain itu juga meningkatkan kemampuan lokal melalui pelatihan untuk memperiapkan karyawan bagi posisi dengan persyaratan keterampilan yang tinggi,” tandasnya.

Direktur Industri Minuman Ringan dan Tembakau Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengungkapkan, industri makanan dan minuman berkontribusi pada perekonomian nasional sebesar 33%. Kontribusi ini yang paling besar dibanding industri otomotif dan industri lainnya.

“Industri makanan dan minuman merupakan yang tertinggi dibanding industri lainnya dengan nilai ekspor mencapai USD31 miliar atau 36% dari nilai total ekspor. Persaingan global yang ditandai pemberlakuan MEA, menuntut industri ini harus mampu bersaing atau setidaknya bertahan dari gempuran produk lain dari luar negeri,” kata Faiz Achmad.

Arieyoenianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8615 seconds (0.1#10.140)