Siapkan Strategi Jaring Wisatawan

Selasa, 21 Juli 2015 - 10:12 WIB
Siapkan Strategi Jaring Wisatawan
Siapkan Strategi Jaring Wisatawan
A A A
WARGA Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, setidaknya sudah membaca peluang jika Kampung Majapahit benar-benar rampung dikonsep.

Bahkan memasuki tahap awal proyek ini, warga sudah mulai menyiapkan strategi agar kampung mereka menjadi wilayah yang kaya penghasilan dari sektor wisata. Strategi ini terutama dipasang oleh warga yang rumahnya menjadi sasaran proyek Kampung Majapahit. Salah satunya Sunoto, warga Desa Bejijong. Meski saat ini Rumah Majapahit masih difungsikan sebagai tempat tinggal pribadi, ia telah berancang-ancang menjadikan sebagai objek untuk menghasilkan pendapatan tambahan.

“Maunya begitu (jadi penginapan). Banyak warga di sini yang berniat begitu,” ujar Sunoto. Proyek Rumah Majapahit memang hanya berbentuk bangunan. Untuk menyulapnya menjadi penginapan atau semacam cottage , warga harus menambah beberapa fasilitas, seperti televisi, meja dan kursi, lemari, serta tempat tidur yang layak. Begitu juga penambahan instalasi kelistrikan.

“Mungkin bisa ditambah pendingin ruangan (AC). Cuma memang kami belum tahu berapa tarif yang akan dipasang. Mungkin nanti warga bisa rundingan (musyawarah) soal itu biar seragam,” kata bapak dua anak ini. Warga, kata Sunoto, sudah siap jika kampung mereka bakal diserbu wisatawan yang ingin menikmati suasana kampung di era Majapahit. Hanya warga perlu dukungan dari pemerintah terkait bagaimana mengembangkan bisnis wisata di kampungnya.

“Kalau siap ya siap saja. Kami yakin suatu saat kampung ini akan ramai wisatawan. Apalagi kalau bangunan Rumah Majapahit diperbanyak. Kalau perlu semua rumah warga di Desa Bejijong,” ujarnya. Menurutnya, warga sadar jika Kampung Majapahit benar-benar terwujud, ekonomi mereka akan tergerak.

Selain itu, Desa Bejijong yang merupakan sentra perajin patung dan suvenir berbahan cor kuningan. Kerajinan ini dianggap bakal mendongkrak daya tarik Desa Bejijong sebagai desa wisata sejarah. “Kita perlu pemerintahuntuk mengarahkan agar desa ini benarbenar menjadi desa tujuan wisata,” ucapnya. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dispo-rabudpar) Kabupaten Mojokerto, Didik Khusnul Yaqin menyebutkan, Pemkab Mojokerto telah memiliki rencana besar membangun Kampung Majapahit.

Selain dukungan terhadap program Rumah Majapahit, Pemkab Mojokerto akan menambah sentuhan lain agar kampung kuno benar-benar bisa identik dengan masa Kerajaan Majapahit. “Pak Bupati menyampaikan keinginannya agar semua pagar rumah warga diseragamkan dengan desain kuno,” ungkap Didik. Begitu juga dengan warung-warung dengan desain kuno yang akan didirikan di setiap dusun.

Kampung khas Majapahit juga tak hanya dikembangkan di tiga desa sasaran di Kecamatan Trowulan. Menurutnya, dua kecamatan lain juga dibidik di antaranya Kecamatan Pacet dan Trawas yang memiliki potensi wisata alam. “Pembatas desa dan kecamatan misalnya, akan dibangun gapura khas Majapahit. Dengan begitu wilayah khas Majapahit akan semakin lebar. Rencananya tahun depan akan direalisasikan,” ujarnya.

Dia juga menilai, untuk efektivitas membangun kampung kuno sebagai lokasi wisata, maka diperlukan sentuhan lain. Selain sentuhan fisik, juga peningkatan sumber daya manusia desa sasaran, terutama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mereka bisa “menjual” potensi yang ada. “Bentuknya pelatihan bagaimana mengelola cottage nanti, juga pelatihan menjadi guide wisata,” ujarnya.

Desain besar juga diperlukan agar semua unsur wisata di desa sasaran bisa terintegrasi, baik dari sisi fisik bangunan, potensi kerajinan, termasuk payung hukum agar kelestarian Kampung Majapahit bisa terwujud.

“Kami juga akan pikirkan membuat payung hukum agar semua rumah baru di desa sasaran menggunakan desain kuno seperti yang sudah dibuat saat ini. Kami optimistis kampung Majapahit akan terwujud dan ini bisa menjadi daya tarik wisata yang besar,” katanya.

Tritus julan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7499 seconds (0.1#10.140)