Alat Hisap Rokok Hemat Listrik dan Rumah Tangga
A
A
A
Asap rokok bagi mereka yang bukan perokok pasti mengganggu. Terlebih perokok pasif terpapar asap itu bisa mengidap penyakit yang ditimbulkan nikotin. Kanker atau keguguran bagi wanita hamil, salah satu dampaknya.
Rendahnya kesadaran perokok aktif kerap merugikan mereka yang bukan perokok. Di tempat umum bisa dijumpai mudahnya perokok aktif asyik mengepulkan asap dari mulut dan hidung. Ini melatarbelakangi Richard Immanuel Anderson, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), membuat alat penghisap asap. Automatic Free Smoke Machine (AFSM) adalah nama alat karya inovasi mahasiswa asal Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
AFSM bekerja dengan cara dipasangkan pada ruangan yang digunakan untuk aktivitas berasap, seperti ruang khusus merokok maupun dapur. Selain itu, bisa dipasang di plafon ruangan itu. ”Khususnya kalau di NTT, merokok masih bebas dilakukan di mana saja. Padahal itu merugikan kesehatan orang lain. Dengan menggunakan alat ini, asap yang dihasilkan oleh perokok bisa otomatis terhisap dan dibuang ke luar ruangan,” kata Richard ditemui di kampusnya kemarin.
Asap yang melalui AFSM tidak langsung melalui tahap pengolahan sebelum kembali ke alam. Keistimewaan alat ini, yakni keberadaan sensor otomatis menyesuaikan tingkat kecepatan menghisap berdasarkan volume asap yang ada di dalam ruangan. ”Jadi penggunaannya bisa hemat listrik. Selain itu aplikasi alat ini juga dapat bermanfaat untuk rumah tangga. Misalnya apabila terjadi kebocoran gas elpiji di dapur, otomatis gas akan terhisap dan tidak sampai meracuni penghuni rumah,” ujarnya.
Keberadaan alat hisap inovasi mahasiswa diapresiasi pihak kampus. Meski kampus bebas asap rokok, sang inovator akan diminta membuat alat serupa dipasang di dapur atau laboratorium teknologi pangan. Bukan hanya itu, kampus juga berupaya membantu mematenkan karya mahasiswanya. Kampus menilai alat hisap asap bersensor adalah hal baru. Pihak di luar kampus, termasuk Pemkot Surabaya, bisa kerja sama untuk pengadaan alat ini dan dipasang di tempat umum yang berpotensi ada perokok. Bahkan, perkantoran bisa dipasang alat ini.
Pantauan SINDO di lapangan, ruangan komisi atau alat kelengkapan DPRD Surabaya perlu alat ini. Pasalnya, kendati perkantoran masuk kawasan terlarang merokok, namun tidak jarang ada di antara wakil rakyat terangterangan merokok, terutama di ruangan. Keberadaan ruang khusus merokok yang disediakan mubazir.
Soeprayitno
Surabaya
Rendahnya kesadaran perokok aktif kerap merugikan mereka yang bukan perokok. Di tempat umum bisa dijumpai mudahnya perokok aktif asyik mengepulkan asap dari mulut dan hidung. Ini melatarbelakangi Richard Immanuel Anderson, salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), membuat alat penghisap asap. Automatic Free Smoke Machine (AFSM) adalah nama alat karya inovasi mahasiswa asal Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
AFSM bekerja dengan cara dipasangkan pada ruangan yang digunakan untuk aktivitas berasap, seperti ruang khusus merokok maupun dapur. Selain itu, bisa dipasang di plafon ruangan itu. ”Khususnya kalau di NTT, merokok masih bebas dilakukan di mana saja. Padahal itu merugikan kesehatan orang lain. Dengan menggunakan alat ini, asap yang dihasilkan oleh perokok bisa otomatis terhisap dan dibuang ke luar ruangan,” kata Richard ditemui di kampusnya kemarin.
Asap yang melalui AFSM tidak langsung melalui tahap pengolahan sebelum kembali ke alam. Keistimewaan alat ini, yakni keberadaan sensor otomatis menyesuaikan tingkat kecepatan menghisap berdasarkan volume asap yang ada di dalam ruangan. ”Jadi penggunaannya bisa hemat listrik. Selain itu aplikasi alat ini juga dapat bermanfaat untuk rumah tangga. Misalnya apabila terjadi kebocoran gas elpiji di dapur, otomatis gas akan terhisap dan tidak sampai meracuni penghuni rumah,” ujarnya.
Keberadaan alat hisap inovasi mahasiswa diapresiasi pihak kampus. Meski kampus bebas asap rokok, sang inovator akan diminta membuat alat serupa dipasang di dapur atau laboratorium teknologi pangan. Bukan hanya itu, kampus juga berupaya membantu mematenkan karya mahasiswanya. Kampus menilai alat hisap asap bersensor adalah hal baru. Pihak di luar kampus, termasuk Pemkot Surabaya, bisa kerja sama untuk pengadaan alat ini dan dipasang di tempat umum yang berpotensi ada perokok. Bahkan, perkantoran bisa dipasang alat ini.
Pantauan SINDO di lapangan, ruangan komisi atau alat kelengkapan DPRD Surabaya perlu alat ini. Pasalnya, kendati perkantoran masuk kawasan terlarang merokok, namun tidak jarang ada di antara wakil rakyat terangterangan merokok, terutama di ruangan. Keberadaan ruang khusus merokok yang disediakan mubazir.
Soeprayitno
Surabaya
(ars)