Reuni 12 Teman Lama Pamerkan 30 Lukisan

Selasa, 19 Mei 2015 - 10:24 WIB
Reuni 12 Teman Lama...
Reuni 12 Teman Lama Pamerkan 30 Lukisan
A A A
Salah satunya Aribowo, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair). Ke-12 pelukis tersebut adalah Aribowo, Amdo Brada, M. Fauzi, Gito Kabasa, Haes, Her Roesmadhi, Mierza Said, R. Nagayomi, Setyoko, Soliek Emer, Totok Mardianto, dan Q Sakti Laksono.

Kegiatan ini sekaligus sebagai peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh 20 Mei. Pameran ini dibuka untuk umum mulai 20- 30 Mei. Aribowo menjelaskan, kegiatan ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar pelukis yang sebenarnya sudah berkawan lama dan kini dipertemukan dalam satu acara.

Dia menambahkan, pameran akan berlangsung di Rumah Kebudayaan Unair Jalan Dharmawangsa, 29. Lukisan yang dipamerkan sekitar 30-an. ”Rumah Kebudayaan yang dimiliki FIB Unair ini berdiri sejak 2010 dan menjadi pusat kajian budaya di Jatim. Selain dipakai diskusi dan penelitian, kami juga ingin menjadi tempat pembelajaran kebudayaan sehingga lukisan yang menjadi salah satu bagian budaya juga dipamerkan di Rumah Kebudayaan FIB,” kata Aribowo kemarin.

Kegiatan ini juga menjadi ajang pertemuan para penikmat seni dan produsen seni yang dalam hal ini adalah pelukis. Mengingat selama ini ratarata 12 pelukis ini menggelar pameran sendiri-sendiri. Lewat pameran bersama juga menandai adanya kebangkitan masyarakat seni.

Sebab, produktivitas seni juga meningkat seiring berkembangnya waktu. Beberapa lukisan yang akan dipamerkan dibawa oleh pelukisnya. Seperti Q Sakti Laksono yang sengaja membawa lukisannya berjudul ”(Penampakan). Di mana lukisan tersebut menunjukkan gambar seorang perempuan tapi dalam balutan warna hitam dan putih serta penampilan wajah yang sedikit pucat.

Lewat lukisan tersebut pria bernama asli Joko Sakti Setyo Laksono ini ingin menggambarkan penampakan yang sering muncul di rumahnya. ”Inspirasi melukis ini memang dari kemunculan penampakan-penampakan yang ada di rumah saya, memang rumahnya selama ini tidak ada yang menghuni, hanya saya pakai untuk meletakkan koleksi saya,” ujar Sakti.

Berbeda dengan Sakti, Haes salah satu pelukis yang lain justru melukis dengan seseorang dan tembok. Lukisan berjudul ”Bicara Dengan Tembok : kadang mungkin kita butuh tembok untuk diajak bicara. Lukisan ini seolah menggambar seseorang yang ingin menyampaikan keluh kesah namun tidak ingin diketahui oleh orang lain hingga diperlukan tembok sebagai kawan bicara.

Hampir semua lukisan berbicara tentang kehidupan termasuk kondisi lingkungan aupun masyarakatnya. Masing-masing seniman lukis ini juga menggunakan ciri khasnya untuk melukis sehingga pameran kali ini menjadi lengkap, bahkan masyarakat bisa belajar kebudayaan lewat lukisan tersebut karena setiap lukisan memang menjadi cerminan sebuah kehidupan.

Mamik wijayanti
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0695 seconds (0.1#10.140)