Calon Arang, Penyihir Wanita yang Ditumpas oleh Mpu Baradah Utusan Raja Airlangga

Rabu, 18 Januari 2023 - 06:06 WIB
loading...
A A A
begitu dititahkan Raja Airlangga mengatasi urusan Calon Arang, Mpu Baradah langsung bersiap mengutus Mpu Kebo Bahula, murid kesayangannya. Bahula adalah seorang pujangga dari Gangga Citra.

Mpu Baradah tahu, murka Calon Arang berakar dari putrinya yang terancam menjadi perawan tua. Ia pun memerintahkan Mpu Bahula untuk meminang Ratna Manggali.

"Dia akan kusuruh melamar Sang Manggali. Engkau Kanuruhan (utusan Raja Airlangga) beritahukanlah kepada Sang Penguasa Dunia, berapa saja mahar yang diminta hendaklah dipenuhi oleh raja," tulis Toeti Heraty.

Kerajaan pun langsung menyiapkan mahar lamaran. Hidangan makanan, buah -buahan, ditambah jamuan upacara: tuak, nasi, ikan, sampo, brem, kilang, serta serebad budur dan minum cakelang.

Sesuai jalannya siasat, Calon Arang bersedia menerima Mpu Kebo Bahula sebagai menantunya. Namun Rangda Jirah itu juga mengingatkan, "Namun janganlah tidak bersungguh-sungguh dengan Ratna Manggali".

Menyertai lamaran, Bahula juga menyerahkan sirih tanda pertunangan, perak hadiah perkawinan, selendang, permata ratna mutu manikam yang memancar.

Mpu Bahula dan Ratna Manggali, sah sebagai suami istri. Keduanya saling mencintai. Sesuai prosa Calon Arang berkode LOR 5387/5279 yang tertulis pada daun lontar yang berada di Puri Cakranegara, Lombok, Mpu Bahula mulai memata-matai aktifitas Calon Arang.

Di setiap menjelang malam, janda Jirah itu selalu membawa lipyakara, pustaka suci, dan pergi ke kuburan. Bahula sengaja mengawasi, dan lalu bertanya kepada istrinya, Ratna Manggali: "Dinda, adikku tercinta, mengapakah ibu selalu pergi malam hari? Saya khawatir Dinda,".

Melalui mulut anaknya sendiri, rahasia kesaktian Calon Arang pun bocor. Ratna Manggali cerita, ibunya ke kuburan untuk menjalankan sihir. Sihir itulah yang mengakibatkan terjadinya pagebluk.

Mpu Bahula juga berhasil menyentuh lipyakarya. Sastra Lipyakarya merupakan buku suci yang berisi hal utama untuk jalan kebaikan menuju kesempurnaan, puncak rahasia pengetahuan.

Calon Arang sengaja membelokkan untuk kesaktian sihir dan kesengsaraan. Bahula memperlihatkan kitab Lipyakarya kepada Mpu Baradah, gurunya.

Rahasia kesaktian Calon Arang yang selama ini sulit terkalahkan, terungkap. Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari muridnya, Mpu Baradah menyatroni Calon Arang.

Saat bertemu Mpu Baradah, Calon Arang memperlihatkan keramahan sebagai besan. Janda Jirah itu juga meminta Sang Bogiswara Baradah meruwatnya. "Mohon diruwatlah sebagai besan".

Mpu Baradah melihat dosa Calon Arang teramat besar, dan karenannya permintaan itu ditolaknya mentah-mentah. Seketika itu Calon Arang murka.

Baca: Kisah Pembantaian Anak Bangsawan yang Membuat Kerajaan Mataram Luluh Lantak oleh Serangan Dahsyat Trunajaya.

Dari mata, mulut, hidung, telinga muncul kobaran api yang langsung menyambar, membakar tumbuhan yang ada di sekelilingnya. Tapi api tidak mampu menghanguskan tubuh Mpu Baradah.

"Saya tidak mati kau sihir, Besan. Aku ambil nyawamu semoga kamu mati di tempatmu berdiri". Karena rahasia kesaktiannya sudah terbongkar.
Dengan merapal asta capala, Mpu Baradah berhasil menumpas Calon Arang.

Baca Juga: Sosok I-Tsing, Biksu Tiongkok yang Belajar Sampai ke Kerajaan Sriwijaya.

Perempuan tukang teluh, penyembah Batari Durga di kuburan yang ritualnya memakai darah dan organ manusia itu, mati seketika di tempatnya berdiri.

Rakyat Kediri kembali tentram. Kewibawaan Raja Airlangga kembali terjaga, yang kelak kemudian membagi kekuasaannya menjadi Kerajaan Kediri atau Daha dengan Kerajaan Jenggala.

"Lalu bagaimana sikap Ratna Manggali, apakah akan saling menyalahkan sepanjang hayat. Suatu saat istri sadar menimbang antara cinta dan tipu muslihat, pula akan tersiksa menyalahkan diri karena ibu telah terkhianati," tulis Toeti Heraty.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2155 seconds (0.1#10.140)