Tujuh Pramuka SMAN 4 Bukittinggi Tersesat dan Hilang Arah di Ngarai Sianok
loading...
A
A
A
BUKITTINGGI - Tujuh anggota Pramuka dari SMAN 4 Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, terjebak di Ngarai Sianok setelah hilang arah saat hari mulai gelap, Jumat (13/1/2023) malam. Tim gabungan bersama warga mengevakuasinya.
Proses evakuasi berlangsung dramatis karena ketujuh pramuka ini bertahan di tebing yang terjal. Petugas menyusuri tebing Ngarai yang terjal, tempat enam pelajar kelas XII dan seorang pembina bertahan di sisi tebing.
"Ketujuh korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Mereka dibawa keluar melalui beberapa sungai," kata Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto.
Baca juga: Misi Terselubung Raja Majapahit Nikahi 4 Putri Penerus Singasari
Menurutnya, pramuka yang terdiri empat pria dan tiga wanita ini berhasil ditemukan, namun tim terkendala jalur evakuasi karena melalui sungai arus deras dan tebing terjal.
"Akhirnya korban dievakuasi melalui jembatan Piambek, kawasan Simpang Taruko, Kabupaten Agam," tambahnya.
Sementara itu, Syifa, salah seorang korban mengaku kehilangan arah saat hari mulai gelap. "Kami berjalan melewati beberapa sungai. Hingga pukul 18.00 WIB, kami melihat tebing tinggu tapi tidak ada jalan untuk dinaiki. Karena hari gelap, kami balik menuju jalur yang pertama," katanya.
Proses evakuasi berlangsung dramatis karena ketujuh pramuka ini bertahan di tebing yang terjal. Petugas menyusuri tebing Ngarai yang terjal, tempat enam pelajar kelas XII dan seorang pembina bertahan di sisi tebing.
"Ketujuh korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Mereka dibawa keluar melalui beberapa sungai," kata Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto.
Baca juga: Misi Terselubung Raja Majapahit Nikahi 4 Putri Penerus Singasari
Menurutnya, pramuka yang terdiri empat pria dan tiga wanita ini berhasil ditemukan, namun tim terkendala jalur evakuasi karena melalui sungai arus deras dan tebing terjal.
"Akhirnya korban dievakuasi melalui jembatan Piambek, kawasan Simpang Taruko, Kabupaten Agam," tambahnya.
Sementara itu, Syifa, salah seorang korban mengaku kehilangan arah saat hari mulai gelap. "Kami berjalan melewati beberapa sungai. Hingga pukul 18.00 WIB, kami melihat tebing tinggu tapi tidak ada jalan untuk dinaiki. Karena hari gelap, kami balik menuju jalur yang pertama," katanya.
(msd)