Guru dan Teman Sekolah Tegaskan Gamma Paskibra yang Tewas Ditembak Polisi Anak Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suasana duka masih menyelimuti SMK 4 Semarang, sekolah Gamma Rizkinata Oktafani , siswa yang tewas ditembak oleh Anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang Aipda RZ (38). Pihak sekolah dan teman-teman menyatakan bahwa Gamma adalah sosok yang baik, bukan anggota gangster seperti dituduhkan.
Tak hanya Gamma, penembakan tak bertanggung jawab juga menyasar dua rekannya, yakni Satria dan Adam. Satria mengalami luka tembak di bagian tangan, sedangkan Adam terserempet peluru.
Dalam keterangannya, pihak kepolisian menyebut bahwa siswa SMK 4 Semarang tersebut diduga terlibat dalam aktivitas tawuran sebagai bagian dari kelompok gangster. Polisi yang mencoba membubarkan aksi tersebut mengklaim mendapat perlawanan, sehingga mengambil tindakan dengan menembakkan peluru.
Namun, penjelasan tersebut diragukan oleh pihak sekolah dan teman-teman korban. "Gamma itu orangnya baik, ramah, dan tidak pernah terlibat masalah. Kami sangat kehilangan," kata Rasya, salah satu teman Gamma, kepada wartawan, Kamis (28/11/2024). Pernyataan serupa disampaikan oleh Andini, teman korban lainnya, yang merasa tuduhan polisi tidak masuk akal.
Koordinator BK SMK 4 Semarang, Agung mengatakan, keseharian ketiga siswa baik selama di sekolah. Di luar sekolah pun, tidak ada catatan sama sekali.
"Sampai saat ini belum ada catatan sama sekali di BK," katanya.
Pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pengemban Titipan Rakyat menyatakan akan melakukan pendampingan hukum untuk kasus ini.
"Kami menuntut polisi menangani kasus ini secara transparan dan jujur. Tidak ada alasan untuk menutupi fakta," kata Zaenal Petir, perwakilan LBH Pengemban Titipan Rakyat.
Saat ini, pelaku penembakan Aipda RZ telah ditahan di Direktorat Propam Polda Jawa Tengah dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penembakan ini. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap kronologi kejadian secara utuh.
Sementara itu, keluarga korban dan komunitas sekolah berharap keadilan dapat ditegakkan, sehingga insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Lihat Juga: Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar Jalani Sidang Etik 10 Jam
Tak hanya Gamma, penembakan tak bertanggung jawab juga menyasar dua rekannya, yakni Satria dan Adam. Satria mengalami luka tembak di bagian tangan, sedangkan Adam terserempet peluru.
Dalam keterangannya, pihak kepolisian menyebut bahwa siswa SMK 4 Semarang tersebut diduga terlibat dalam aktivitas tawuran sebagai bagian dari kelompok gangster. Polisi yang mencoba membubarkan aksi tersebut mengklaim mendapat perlawanan, sehingga mengambil tindakan dengan menembakkan peluru.
Namun, penjelasan tersebut diragukan oleh pihak sekolah dan teman-teman korban. "Gamma itu orangnya baik, ramah, dan tidak pernah terlibat masalah. Kami sangat kehilangan," kata Rasya, salah satu teman Gamma, kepada wartawan, Kamis (28/11/2024). Pernyataan serupa disampaikan oleh Andini, teman korban lainnya, yang merasa tuduhan polisi tidak masuk akal.
Koordinator BK SMK 4 Semarang, Agung mengatakan, keseharian ketiga siswa baik selama di sekolah. Di luar sekolah pun, tidak ada catatan sama sekali.
"Sampai saat ini belum ada catatan sama sekali di BK," katanya.
Pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pengemban Titipan Rakyat menyatakan akan melakukan pendampingan hukum untuk kasus ini.
"Kami menuntut polisi menangani kasus ini secara transparan dan jujur. Tidak ada alasan untuk menutupi fakta," kata Zaenal Petir, perwakilan LBH Pengemban Titipan Rakyat.
Saat ini, pelaku penembakan Aipda RZ telah ditahan di Direktorat Propam Polda Jawa Tengah dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penembakan ini. Penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengungkap kronologi kejadian secara utuh.
Sementara itu, keluarga korban dan komunitas sekolah berharap keadilan dapat ditegakkan, sehingga insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Lihat Juga: Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar Jalani Sidang Etik 10 Jam
(abd)