Kisah Raden Martapura Jadi Raja Sehari di Kerajaan Mataram

Rabu, 28 Desember 2022 - 06:13 WIB
loading...
Kisah Raden Martapura Jadi Raja Sehari di Kerajaan Mataram
Sultan Agung naik tahta menjadi raja ketiga di Kesultanan Mataram. Pria dengan nama asli Raden Mas Rangsang naik tahta setelah Pangeran Hanyakrawati mangkat di Hutan Krapyak saat berburu. (Ist)
A A A
Sultan Agung naik tahta menjadi raja ketiga di Kesultanan Mataram . Pria dengan nama asli Raden Mas Rangsang naik tahta setelah Pangeran Hanyakrawati mangkat di Hutan Krapyak saat berburu.

Namun ada cerita menarik dibalik naik tahtanya Sultan Agung sepeninggal Pangeran Hanyakrawati, raja kedua Kesultanan Mataram.

Saat itu Pangeran Hanyakrawati telah berjanji memberikan tahtanya kepada Raden Martapura atau Raden Mas Wuryah. Di sisi lain, menjelang wafatnya Pangeran Hanyakrawati justru menunjuk Sultan Agung alias Mas Rangsang untuk menduduki tahta Mataram.

Soedjipto Abimanyu pada bukunya "Babad Tanah Jawi", menceritakan Raden Martapura atau Raden mas Wuryah adalah putra pertama dari istri Panembahan Hanyakrawati yang bernama Ratu Lung Ngawu, yang berasal dari Ponorogo. Ratu Lung ini juga merupakan Garwa Padmi dari Panembahan Hanyakrawati.

Maka, keputusan Panembahan Hanyakrawati yang menjelang wafat justru menunjuk Raden Mas Rangsang alias Sultan Agung sebagai Raja Mataram menggantikan dirinya mendapat penentangan dari pihak Ponorogo. Kemudian, dicarilah solusi pemecahan masalah untuk mengatasi kasus ini.

Menurut Wewaler KRT. Hasan Midaryo (1999), sebelumnya, Panembahan Hanyakrawati bagai telah mendapat firasat. Sehingga, ia memanggil para pangeran dan kerabat, yang disaksikan oleh Adipati Mandaraka, Pangeran Purbaya, untuk berkumpul dalam Pisowanan di Pendopo Prabayaksa Keraton guna menerima wasiat agar Raden Mas Rangsang diangkat menjadi Raja Mataram jika ia mangkat.

Wasiat tersebut didasarkan pada ramalan Panembahan Bayat, penasihat spiritual keraton, yang menyatakan bahwa Raden Mas Rangsang akan membawa kejayaan bagi Keraton Mataram dengan menguasai seluruh Jawa.

Dari pesan Panembahan Hanyakrawati itulah akhirnya Raden Martapura tetap diangkat sebagai raja di Kesultanan Mataram, untuk sementara.

Menurut J. P. Coen yang menjabat sebagai kepala perdagangan VOC, pada waktu itu, Raden Martapura masih berumur 8 tahun, sedangkan Sultan Agung berumur sekitar 20 tahun. Raden Martapura, meskipun masih muda, namun ditunjuk sebagai pengganti Panembahan Hanyakrawati.

Sebab, ketika ia dilahirkan, ayahnya telah dinobatkan sebagai Raja Kerajaan Mataram. Sedangkan, Sultan Agung yang usianya lebih tua dari Raden Martapura, ketika ia dilahirkan, Panembahan Krapyak masih berstatus sebagai Putra Mahkota Kerajaan Mataram.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2844 seconds (0.1#10.140)