Kabar Baik! Akhir Tahun Pertumbuhan Ekonomi Sulut Diprediksi Meningkat
loading...
A
A
A
MANADO - Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara (Sulut), pada penghujung tahun 2022 diprediksi akan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini, diprediksi mencapai kisaran 4,1-4,5 persen.
Dalam diskusi akhir tahun yang digelar Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko mengatakan, di tengah gejolak ekonomi global yang belum mereda, ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik.
"Berdasarkan realisasi sampai dengan triwulan III 2022, perbaikan ekonomi nasional terus berlanjut dan bisa ke atas dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3 persen pada 2022, dan tetap tinggi pada 2023," kata Andry, Jumat (23/12/2022).
Berbagai indikator bulan Oktober 2022 dan hasil survei BI terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat, khususnya batu bara, CPO, besi, dan baja, serta ekspor jasa, seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat didukung kebijakan pemerintah. "Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan tetap bisa ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3 persen," ujar Andry
Di tingkat provinsi, berdasarkan indikator dini serta hasil survei BI, perbaikan perekonomian Sulut, diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2022, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,6-5,6 persen (yoy).
Kenaikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, sejalan dengan akselerasi vaksinasi dan kasus Covid-19 yang semakin melandai, menjadi faktor pendorong utama kinerja perekonomian Sulut, pada tahun 2021-2022, tercermin dari tumbuhnya lapangan usaha perdagangan, dan lapangan usaha transportasi.
"Dari sisi permintaan, kinerja perekonomian Sulut, didukung oleh menguatnya kinerja konsumsi rumah tangga, dan ekspor khususnya komoditas minyak nabati sejalan dengan kenaikan harga komoditas di tengah permintaan dari negara mitra yang tetap terjaga," tutur Andry.
Menjelang akhir tahun 2022 berbagai upaya masih terus dilakukan BI, bersama pemerintah daerah, dan kementerian atau lembaga terkait untuk menyikapi potensi meningkatnya tekanan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru.
Dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, melalui TPID di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota, telah dilaksanakan rapat koordinasi pengendalian inflasi secara rutin, yang disertai dengan kegiatan pasar murah di seluruh kabupaten atau kota, serta penjajakan penyediaan komoditas pangan melalui kerjasama antar daerah.
"Pada tahun 2023, program-program tersebut akan dilanjutkan dan ditingkatkan, untuk mendukung terkendalinya inflasi Sulut, yang diprakirakan akan kembali pada rentang sasarannya disebabkan oleh terkendalinya inflasi, karena adanya peningkatan produksi komoditas strategis," pungkasnya.
Dalam diskusi akhir tahun yang digelar Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Kepala Perwakilan BI Sulut, Andry Prasmuko mengatakan, di tengah gejolak ekonomi global yang belum mereda, ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik.
"Berdasarkan realisasi sampai dengan triwulan III 2022, perbaikan ekonomi nasional terus berlanjut dan bisa ke atas dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3 persen pada 2022, dan tetap tinggi pada 2023," kata Andry, Jumat (23/12/2022).
Berbagai indikator bulan Oktober 2022 dan hasil survei BI terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat, khususnya batu bara, CPO, besi, dan baja, serta ekspor jasa, seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat didukung kebijakan pemerintah. "Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan tetap bisa ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3 persen," ujar Andry
Di tingkat provinsi, berdasarkan indikator dini serta hasil survei BI, perbaikan perekonomian Sulut, diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun 2022, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 4,6-5,6 persen (yoy).
Kenaikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, sejalan dengan akselerasi vaksinasi dan kasus Covid-19 yang semakin melandai, menjadi faktor pendorong utama kinerja perekonomian Sulut, pada tahun 2021-2022, tercermin dari tumbuhnya lapangan usaha perdagangan, dan lapangan usaha transportasi.
"Dari sisi permintaan, kinerja perekonomian Sulut, didukung oleh menguatnya kinerja konsumsi rumah tangga, dan ekspor khususnya komoditas minyak nabati sejalan dengan kenaikan harga komoditas di tengah permintaan dari negara mitra yang tetap terjaga," tutur Andry.
Menjelang akhir tahun 2022 berbagai upaya masih terus dilakukan BI, bersama pemerintah daerah, dan kementerian atau lembaga terkait untuk menyikapi potensi meningkatnya tekanan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru.
Dalam rangka implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, melalui TPID di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota, telah dilaksanakan rapat koordinasi pengendalian inflasi secara rutin, yang disertai dengan kegiatan pasar murah di seluruh kabupaten atau kota, serta penjajakan penyediaan komoditas pangan melalui kerjasama antar daerah.
"Pada tahun 2023, program-program tersebut akan dilanjutkan dan ditingkatkan, untuk mendukung terkendalinya inflasi Sulut, yang diprakirakan akan kembali pada rentang sasarannya disebabkan oleh terkendalinya inflasi, karena adanya peningkatan produksi komoditas strategis," pungkasnya.
(eyt)