Harapan Pemuda Keerom: Semoga Otsus Jilid Dua Bisa Hasilkan Pemimpin yang Berkualitas

Kamis, 01 Desember 2022 - 12:29 WIB
loading...
Harapan Pemuda Keerom:...
Pemuda Kabupaten Keerom, Ferdinan Fernando Asso. (Ist)
A A A
ARSO - Pemberlakuan kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat hingga tahun 2041 memberikan harapan besar kepada orang asli Papua untuk mengejar ketertinggalannya dari provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Dalam Otsus Jilid Dua yang dimulai tahun 2021 sampai dengan 2041, Pemerintah menyediakan dana Otsus Papua yang diambil dari 2,25 persen porsi Dana Alokasi Umum (DAU).

Khusus untuk tahun 2022, Pemerintah telah menyediakan anggaran senilai Rp 8,5 triliun sebagai dana Otsus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. Ini belum termasuk Dana Tambahan Infrastruktur (DTI) sebesar Rp 4,37 triliun.

Dengan anggaran sebesar itu, masyarakat Papua berharap, hasil pembangunannya dapat dirasakan hingga ke kampung-kampung. Harapan itu antara lain disuarakan oleh pemuda Kabupaten Keerom, Ferdinan Fernando Asso.

“Karena (dana) otonomi khusus itu bagi kami adalah harta karun yang sangat kami harapkan, tetapi sejauh ini masih belum sesuai harapan. Harapan kami, pada Otsus Jilid Dua ini, hasil pembangunan lebih terlihat dan lebih terasa, serta lebih berdaya guna," ujar Ferdinan Fernando Asso di Arso, Kabupaten Keerom, Rabu (30/11/2022).

Supaya hasilnya bisa lebih optimal, sarjana teknik yang biasa disapa Nando ini menginginkan agar pengelolaan dana Otsus, lebih-lebih pada era Otsus Jilid Dua ini bisa dilakukan secara lebih transparan dan terawasi secara sistematis, sehingga tidak ada lagi pejabat-pejabat daerah yang sengaja melakukan penyimpangan untuk memperkaya diri.

Karena itu, pemuda kelahiran Kampung Yammua, Arso, ini sangat mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka membersihkan Papua dari praktik-praktik kotor para pengelola uang rakyat.

Apalagi, langkah KPK memeriksa Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dilakukan persis di tahun pertama Otsus Jilid Dua baru mulai bergulir. Menurutnya, langkah ini sekaligus menjadi pembelajaran positif bagi pejabat-pejabat daerah di Papua untuk lebih bertanggungjawab mengelola dana Otsus.

“Karena memang maraknya tindakan korupsi yang ada di Papua ini terlalu luar biasa. Saya sangat berharap KPK akan mengintensifkan investigasi-investigasi di Provinsi Papua ini dalam hal penggunaan anggaran negara. Karena masyarakat yang ada di kalangan bawah sudah bosan dengan dengan keluh kesah,” ungkap Nando penuh harap.

Keluh kesah itu, lanjut Nando, tidaklah mengada-ada. Hal itu dapat terlihat secara kasat mata dari tingginya angka kemiskinan dan krisis Indeks Pembangunan Manusia yang hingga saat ini masih menjadi predikat buruk bagi provinsi paling timur di Indonesia ini.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1975 seconds (0.1#10.140)