Pemuda Adat Keerom Dukung Gubernur Lukas Enembe Diperiksa di Jakarta

Sabtu, 26 November 2022 - 10:19 WIB
loading...
Pemuda Adat Keerom Dukung Gubernur Lukas Enembe Diperiksa di Jakarta
Pemuda Dewan Adat Kabupaten Keerom, meminta Gubernur Papua Lukas Enembe yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK bersedia diperiksa di Jakarta. (Ist)
A A A
ARSO - Yohanis A. Musui yang sehari-hari aktif di organisasi Pemuda Dewan Adat Kabupaten Keerom, meminta Gubernur Papua Lukas Enembe yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersedia diperiksa di Jakarta.

Kendati Lukas sudah diperiksa satu kali di Papua oleh KPK ,namun pemeriksaan itu dihentikan karena kondisi Lukas yang masih sakit. Pemuda Keerom ini berharap, jika Lukas sudah mulai pulih, Lukas rela ke Jakarta agar dugaan korupsi yang dituduhkan kepadanya cepat selesai.

“Kalau menurut kacamata kami pemuda, lebih baik Bapak Lukas harus diperiksa di Jakarta. Kalau Bapak Lukas merasa bahwa tuduhan KPK itu tidak benar, harus beranikan diri diperiksa di Jakarta, klarifikasi. Dan ini sangat membantu rakyat Papua karena kami juga tetap dukung penuh untuk Bapak Lukas ke sana, kami tetap dukung penuh dan ini untuk masalah kebersamaan kami di Papua. Supaya masalah ini selesai, Papua kembali aman dan damai,” pintanya.

Anis, begitu ia biasa disapa, juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak hanya memeriksa Lukas, tetapi juga pejabat-pejabat daerah lainnya di wilayah Papua yang terindikasi melakukan penyelewengan keuangan negara.

“Dan hari ini bukan hanya Pak Lukas saja yang diperiksa, tapi buat semua pejabat Papua yang mengelola uang untuk orang banyak. Karena korupsi salah satu masalah yang menghambat pembangunan di wilayah Papua. Kami sangat dukung KPK untuk periksa pejabat-pejabat yang korupsi di wilayah masing-masing,” kata Anis.

Anis juga melayangkan kritik keras kepada penasihat hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin yang meminta agar KPK memeriksa dirinya di Jayapura, Papua. Menurutnya, seorang pengacara adalah penegak hukum yang seharusnya mengerti dan mematuhi hukum.

“Kalau kita jadi pengacara, kita berbicara tentang kepentingan rakyat, kita tidak bisa bicara kepentingan pribadi atau apa. Sekalipun kita dibayar (oleh klien), tapi kan ini kita bicara masalah kebenaran, masalah haknya rakyat Papua. Pengacara itu kan penegak hukum, dia tahu undang-undangnya, tapi mereka tidak mau datang, ini ada indikasi apa?” tanya Anis.

Sebagai pemuda, Anis juga menyuarakan mimpi kaum muda Papua yang mendambakan agar tanah Papua yang terberkati ini bebas dari perilaku kotor para koruptor. Menurutnya, jika KPK gagal mengatasi perilaku korup di daerahnya, maka merekalah yang paling terdampak.

Dampak dari korupsi yang Anis rasakan antara lain, semakin bertambahnya jumlah pemuda yang menganggur karena lapangan kerja yang sempit serta tingkat pendidikan yang rendah karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kendalanya menurut Anis terletak pada pengawasan terhadap pengelolaan anggaran. Pengawasan yang lemah, lanjutnya, menyebabkan para pejabat daerah leluasa melakukan penyelewengan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1782 seconds (0.1#10.140)