Cegah COVID-19, Peneliti UGM Kembangkan Alat Tambahan Pemutar Gagang Pintu
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Tim peneliti Centre for Innovation of Medical Equipments and Devices (CIMEDs) Fakultas Teknik (FT) UGM mengembangkan alat tambahan untuk pemutar gagang pintu tanpa harus memodifikasinya
Dengan alat ini, saat membuka dan menutup pintu tidak dengan telapak tangan. Namun bisa dengan lengan, siku lengan dan telapak kaki. Sehingga dapat mencegah penyebaran bakteri dan virus, termasuk COVID-19 dari telapan tangan.
Ketua tim peneltii CIMEDs FT UGM, Suyitno mengatakan pengembangan alat ini karana selama ini untuk membuka dan menutup pintu dengan mendorong atau memutar gagangnya memakai telapan tangan
(Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, Evakuasi Pengungsi Disiapkan )
Mendorong atau memutar gagang pintu dengan menggunakan telapak tangan, memungkinkan menjadi media penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus sehingga bisa menjadi penyaluran racun. Yaitu melalui benda-benda yang dipegang dan dipakai orang lain.
Maka cara paling sederhana untuk menghindari penyaluran bakteri, virus dan racun melalui media gagang pintu adalah dengan mencuci tangan sebelum membuka pintu. Namun, gagang pintu yang dipakai pada fasilitas umum tidak selamanya bisa dikontrol pemakainya dengan mencuci tangan.
Utuk mengatasi masalah tersebut maka mengembangkan alat tambahan pada gagang pintu yang menjadikan gagang pintu bisa dibuka dan ditutup dengan lengan, siku lengan dan telapak kaki.
(Baca juga: 300 Karyawan Perusahaan di Semarang Terkonfirmasi Positif Corona )
“Kemungkinan lengan, siku lengan dan telapak kaki menyentuh organ tubuh lain dari pemiliknya atau menyentuh organ tubuh orang lain sangat kecil. Sehingga alat tambahan ini akan menghindari terjadinya penyebaran bakteri, virus dan racun,” kata Suyitno, Rabu (8/7/2020).
Suyitno menjelaskan alat yang dikembangkan ini terdiri dari empat jenis, yaitu pendorong dan penarik pintu dengan lengan dan siku lengan, pendorong dan penarik pintu dengan telapak kaki, pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan serta pemutar gagang pintu dengan telapak kaki.
“Pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan telah didaftarkan paten dengan nomer pendaftaran P00202004526. Sedangkan pemutar gagang pintu dengan telapak kaki juga sudah terdaftar paten dengan nomer pendaftaran P00202004528,” paparnya.
Alat ini sudah diproduksi dengan bahan paduan aluminium. Paduan aluminium dipilih karena Covid-19 mampu bertahan hidup paling pendek pada permukaan aluminium dibanding pada material lain. Fakta ini diungkap dalam kajian yang dilakukan oleh Kampf dan kawan-kawan pada tahun 2020 dan dipublikasikan dalam Journal of Hospital Infection, yang diterbitkan oleh Elsevier.
Dengan alat ini, saat membuka dan menutup pintu tidak dengan telapak tangan. Namun bisa dengan lengan, siku lengan dan telapak kaki. Sehingga dapat mencegah penyebaran bakteri dan virus, termasuk COVID-19 dari telapan tangan.
Ketua tim peneltii CIMEDs FT UGM, Suyitno mengatakan pengembangan alat ini karana selama ini untuk membuka dan menutup pintu dengan mendorong atau memutar gagangnya memakai telapan tangan
(Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, Evakuasi Pengungsi Disiapkan )
Mendorong atau memutar gagang pintu dengan menggunakan telapak tangan, memungkinkan menjadi media penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus sehingga bisa menjadi penyaluran racun. Yaitu melalui benda-benda yang dipegang dan dipakai orang lain.
Maka cara paling sederhana untuk menghindari penyaluran bakteri, virus dan racun melalui media gagang pintu adalah dengan mencuci tangan sebelum membuka pintu. Namun, gagang pintu yang dipakai pada fasilitas umum tidak selamanya bisa dikontrol pemakainya dengan mencuci tangan.
Utuk mengatasi masalah tersebut maka mengembangkan alat tambahan pada gagang pintu yang menjadikan gagang pintu bisa dibuka dan ditutup dengan lengan, siku lengan dan telapak kaki.
(Baca juga: 300 Karyawan Perusahaan di Semarang Terkonfirmasi Positif Corona )
“Kemungkinan lengan, siku lengan dan telapak kaki menyentuh organ tubuh lain dari pemiliknya atau menyentuh organ tubuh orang lain sangat kecil. Sehingga alat tambahan ini akan menghindari terjadinya penyebaran bakteri, virus dan racun,” kata Suyitno, Rabu (8/7/2020).
Suyitno menjelaskan alat yang dikembangkan ini terdiri dari empat jenis, yaitu pendorong dan penarik pintu dengan lengan dan siku lengan, pendorong dan penarik pintu dengan telapak kaki, pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan serta pemutar gagang pintu dengan telapak kaki.
“Pemutar gagang pintu dengan lengan dan siku lengan telah didaftarkan paten dengan nomer pendaftaran P00202004526. Sedangkan pemutar gagang pintu dengan telapak kaki juga sudah terdaftar paten dengan nomer pendaftaran P00202004528,” paparnya.
Alat ini sudah diproduksi dengan bahan paduan aluminium. Paduan aluminium dipilih karena Covid-19 mampu bertahan hidup paling pendek pada permukaan aluminium dibanding pada material lain. Fakta ini diungkap dalam kajian yang dilakukan oleh Kampf dan kawan-kawan pada tahun 2020 dan dipublikasikan dalam Journal of Hospital Infection, yang diterbitkan oleh Elsevier.
(msd)