Duta Damai Dunia Maya Papua Barat Dikukuhkan, Sebar Pesan Perdamaian
loading...
A
A
A
Sebelumnya Duta Damai Dunia Maya BNPT sudah tersebar di 17 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
“Bukan hal baru bahwa kelompok radikal terorisme telah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai sarana propaganda, indoktrinasi, dan rekrutmen. Banyak fakta dan aksi terorisme dilakukan anak muda akibat terpapar paham radikal terorisme di dunia maya,” ungkap Nisan.
Karena itulah, melalui pembentukan Duta Damai Dunia Maya ini, BNPT mengajak generasi muda untuk bersama-sama melakukan pencegahan dan perlawanan terhadap berbagai propaganda radikalisme dan terorisme. Selain itu juga untuk melindungi anak-anak muda lainnya agar tidak terpapar dari paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila itu.
Selain menyebarakan pesan dan konten perdamaian baik online maupun offline, Duta Damai Provinsi Papua Barat dapat melakukan sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder setempat seperti FKPT, Forkompimda, dan komunitas perdamaian lainnya di Papua Barat.
Ketua Panitia Pelaksana Pembentukan Duta Damai Dunia Maya Regional Papua Barat, Kolonel Pas. Sujatmiko menjelaskan, pelatihan itu berlangsung selama empat hari dengan diikuti 50 peserta. Mereka berasal dari beberapa perguruan tinggi dan organisasi kepemudaan di Papua Barat.
Sujatmiko yang menjabat Kasub Direktorat Kontra Propaganda BNPT ini menjelaskan, para peserta harus lebih dulu melalui tahap seleksi. Peserta mengikuti seleksi wawancara wawasan kebangsaan, skill, dan dedikasi dalam menyebarakan perdamaian di dunia maya dan dunia nyata.
Selama pelatihan mereka digembleng membuat konten damai berupa tulisan, meme, infografis, video pendek.Selain itu, para peserta juga dibekali pendalaman materi pencegahan radikal terorisme melalui pendekatan keagamaan, kearifan lokal, dan nasionalisme.
“Duta Damai Dunia Maya merupakan penggerak perdamaian bersama BNPT, Pemda, dan stake holde di daerah dalam kampanye perdamaian melaui online dan offline. Mereka diharapkan bisa memperkuat jejaring di daerah masing-masing dalam menyebarkan perdamaian,” ujarnya.
“Bukan hal baru bahwa kelompok radikal terorisme telah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai sarana propaganda, indoktrinasi, dan rekrutmen. Banyak fakta dan aksi terorisme dilakukan anak muda akibat terpapar paham radikal terorisme di dunia maya,” ungkap Nisan.
Karena itulah, melalui pembentukan Duta Damai Dunia Maya ini, BNPT mengajak generasi muda untuk bersama-sama melakukan pencegahan dan perlawanan terhadap berbagai propaganda radikalisme dan terorisme. Selain itu juga untuk melindungi anak-anak muda lainnya agar tidak terpapar dari paham-paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila itu.
Selain menyebarakan pesan dan konten perdamaian baik online maupun offline, Duta Damai Provinsi Papua Barat dapat melakukan sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder setempat seperti FKPT, Forkompimda, dan komunitas perdamaian lainnya di Papua Barat.
Ketua Panitia Pelaksana Pembentukan Duta Damai Dunia Maya Regional Papua Barat, Kolonel Pas. Sujatmiko menjelaskan, pelatihan itu berlangsung selama empat hari dengan diikuti 50 peserta. Mereka berasal dari beberapa perguruan tinggi dan organisasi kepemudaan di Papua Barat.
Sujatmiko yang menjabat Kasub Direktorat Kontra Propaganda BNPT ini menjelaskan, para peserta harus lebih dulu melalui tahap seleksi. Peserta mengikuti seleksi wawancara wawasan kebangsaan, skill, dan dedikasi dalam menyebarakan perdamaian di dunia maya dan dunia nyata.
Selama pelatihan mereka digembleng membuat konten damai berupa tulisan, meme, infografis, video pendek.Selain itu, para peserta juga dibekali pendalaman materi pencegahan radikal terorisme melalui pendekatan keagamaan, kearifan lokal, dan nasionalisme.
“Duta Damai Dunia Maya merupakan penggerak perdamaian bersama BNPT, Pemda, dan stake holde di daerah dalam kampanye perdamaian melaui online dan offline. Mereka diharapkan bisa memperkuat jejaring di daerah masing-masing dalam menyebarkan perdamaian,” ujarnya.
(shf)