5 Raja Mataram Kuno yang Paling Singkat Berkuasa, Terakhir Cuma 28 Hari
loading...
A
A
A
3. Dyah Tagwas
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Tagwas naik takhta pada 5 Februari 885 setelah Rake Kayuwangi meninggal. Namun, masa pemerintahannya juga cenderung tak terlalu lama.
Dia memerintah selama kurang lebih delapan bulan sampai 27 September 885 sebelum akhirnya turun takhta. Dalam hal ini, dia diduga turun kekuasaan karena digulingkan.
Baca juga : Kisah Pemberontakan Trunojoyo dan Hancurnya Kerajaan Mataram
4. Rake Panumwangan Dyah Dewendra
Setelah Dyah Tagwas turun takhta, Rake Panumwangan Dyah Dewendra menjadi raja mataram kuno berikutnya. Dia memerintah sejak 27 September 885 hingga 27 Januari 887 atau sekitar 1 tahun 4 bulan.
Sama halnya dengan Dyah Tagwas, di akhir kepemimpinannya Rake Panumwangan juga digulingkan sehingga harus turun secara paksa.
5. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra
Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik takhta di Mataram Kuno pada 27 Januari 887. Dia naik takhta setelah Rake Panumwangan Dyah Dewendra terguling dari kekuasaannya.
Namun, ternyata kekuasaan Gurunwangi ternyata tak lama. Singkat cerita, dia terpaksa melarikan diri dari istana pada 24 Februari 887 alias hanya memerintah sekitar 28 hari saja.
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Tagwas naik takhta pada 5 Februari 885 setelah Rake Kayuwangi meninggal. Namun, masa pemerintahannya juga cenderung tak terlalu lama.
Dia memerintah selama kurang lebih delapan bulan sampai 27 September 885 sebelum akhirnya turun takhta. Dalam hal ini, dia diduga turun kekuasaan karena digulingkan.
Baca juga : Kisah Pemberontakan Trunojoyo dan Hancurnya Kerajaan Mataram
4. Rake Panumwangan Dyah Dewendra
Setelah Dyah Tagwas turun takhta, Rake Panumwangan Dyah Dewendra menjadi raja mataram kuno berikutnya. Dia memerintah sejak 27 September 885 hingga 27 Januari 887 atau sekitar 1 tahun 4 bulan.
Sama halnya dengan Dyah Tagwas, di akhir kepemimpinannya Rake Panumwangan juga digulingkan sehingga harus turun secara paksa.
5. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra
Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik takhta di Mataram Kuno pada 27 Januari 887. Dia naik takhta setelah Rake Panumwangan Dyah Dewendra terguling dari kekuasaannya.
Namun, ternyata kekuasaan Gurunwangi ternyata tak lama. Singkat cerita, dia terpaksa melarikan diri dari istana pada 24 Februari 887 alias hanya memerintah sekitar 28 hari saja.