5 Raja Mataram Kuno yang Paling Singkat Berkuasa, Terakhir Cuma 28 Hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mataram Kuno merupakan salah satu Kerajaan Hindu yang pernah berdiri di Indonesia .
Dalam riwayatnya, Raja Sanjaya atau Rakai Mataram dikenal sebagai pemimpin awal dari kerajaan ini. Seiring waktu, tonggak kekuasaan pun silih berganti. Tak jarang juga sebagian diantaranya diraih dengan penggulingan kekuasaan.
Baca juga : Letusan Gunung Merapi Hancurkan Kerajaan Mataram Kuno
Mengutip informasi dari jurnal berjudul Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III karya Kusen, berikut lima raja Mataram Kuno yang paling singkat berkuasa.
1. Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang
Raja Mataram Kuno dengan masa jabatan tersingkat berikutnya adalah Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang. Dalam riwayatnya, Wungkalhumalang mengisi jabatan yang telah kosong pasca ditinggal Rake Gurunwangi kala meninggalkan istana.
Dia memerintah sejak 27 November 894 sampai meninggal dunia pada 23 Mei 898 atau kurang dari 4 tahun lamanya.
2. Dyah Gula
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Gula naik takhta setelah Rake Warak meninggal dunia. Dia memerintah selama kurang lebih enam bulan dari 5 Agustus 827 hingga 24 Januari 828.
Dyah Gula sendiri merupakan putra mahkota Rake Warak. Ketika ayahnya meninggal, dia masih berusia cukup muda sehingga belum memiliki wilayah kekuasaan sendiri.
3. Dyah Tagwas
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Tagwas naik takhta pada 5 Februari 885 setelah Rake Kayuwangi meninggal. Namun, masa pemerintahannya juga cenderung tak terlalu lama.
Dia memerintah selama kurang lebih delapan bulan sampai 27 September 885 sebelum akhirnya turun takhta. Dalam hal ini, dia diduga turun kekuasaan karena digulingkan.
Baca juga : Kisah Pemberontakan Trunojoyo dan Hancurnya Kerajaan Mataram
4. Rake Panumwangan Dyah Dewendra
Setelah Dyah Tagwas turun takhta, Rake Panumwangan Dyah Dewendra menjadi raja mataram kuno berikutnya. Dia memerintah sejak 27 September 885 hingga 27 Januari 887 atau sekitar 1 tahun 4 bulan.
Sama halnya dengan Dyah Tagwas, di akhir kepemimpinannya Rake Panumwangan juga digulingkan sehingga harus turun secara paksa.
5. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra
Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik takhta di Mataram Kuno pada 27 Januari 887. Dia naik takhta setelah Rake Panumwangan Dyah Dewendra terguling dari kekuasaannya.
Namun, ternyata kekuasaan Gurunwangi ternyata tak lama. Singkat cerita, dia terpaksa melarikan diri dari istana pada 24 Februari 887 alias hanya memerintah sekitar 28 hari saja.
Meski sangat sebentar, namun Rake Gurunwangi sempat mengeluarkan prasasti Munggu Antan pada 9 Februari 887. Kala itu, langkah ini ditujukan untuk memperkuat kedudukannya sebagai raja, hanya saja tidak berhasil.
Demikian ulasan mengenai deretan Raja Mataram Kuno yang paling singkat berkuasa.
Dalam riwayatnya, Raja Sanjaya atau Rakai Mataram dikenal sebagai pemimpin awal dari kerajaan ini. Seiring waktu, tonggak kekuasaan pun silih berganti. Tak jarang juga sebagian diantaranya diraih dengan penggulingan kekuasaan.
Baca juga : Letusan Gunung Merapi Hancurkan Kerajaan Mataram Kuno
Mengutip informasi dari jurnal berjudul Raja-raja Mataram Kuna dari Sanjaya Sampai Balitung Sebuah Rekonstruksi Berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III karya Kusen, berikut lima raja Mataram Kuno yang paling singkat berkuasa.
1. Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang
Raja Mataram Kuno dengan masa jabatan tersingkat berikutnya adalah Rake Wungkalhumalang Dyah Jbang. Dalam riwayatnya, Wungkalhumalang mengisi jabatan yang telah kosong pasca ditinggal Rake Gurunwangi kala meninggalkan istana.
Dia memerintah sejak 27 November 894 sampai meninggal dunia pada 23 Mei 898 atau kurang dari 4 tahun lamanya.
2. Dyah Gula
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Gula naik takhta setelah Rake Warak meninggal dunia. Dia memerintah selama kurang lebih enam bulan dari 5 Agustus 827 hingga 24 Januari 828.
Dyah Gula sendiri merupakan putra mahkota Rake Warak. Ketika ayahnya meninggal, dia masih berusia cukup muda sehingga belum memiliki wilayah kekuasaan sendiri.
3. Dyah Tagwas
Menurut Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Tagwas naik takhta pada 5 Februari 885 setelah Rake Kayuwangi meninggal. Namun, masa pemerintahannya juga cenderung tak terlalu lama.
Dia memerintah selama kurang lebih delapan bulan sampai 27 September 885 sebelum akhirnya turun takhta. Dalam hal ini, dia diduga turun kekuasaan karena digulingkan.
Baca juga : Kisah Pemberontakan Trunojoyo dan Hancurnya Kerajaan Mataram
4. Rake Panumwangan Dyah Dewendra
Setelah Dyah Tagwas turun takhta, Rake Panumwangan Dyah Dewendra menjadi raja mataram kuno berikutnya. Dia memerintah sejak 27 September 885 hingga 27 Januari 887 atau sekitar 1 tahun 4 bulan.
Sama halnya dengan Dyah Tagwas, di akhir kepemimpinannya Rake Panumwangan juga digulingkan sehingga harus turun secara paksa.
5. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra
Rake Gurunwangi Dyah Bhadra naik takhta di Mataram Kuno pada 27 Januari 887. Dia naik takhta setelah Rake Panumwangan Dyah Dewendra terguling dari kekuasaannya.
Namun, ternyata kekuasaan Gurunwangi ternyata tak lama. Singkat cerita, dia terpaksa melarikan diri dari istana pada 24 Februari 887 alias hanya memerintah sekitar 28 hari saja.
Meski sangat sebentar, namun Rake Gurunwangi sempat mengeluarkan prasasti Munggu Antan pada 9 Februari 887. Kala itu, langkah ini ditujukan untuk memperkuat kedudukannya sebagai raja, hanya saja tidak berhasil.
Demikian ulasan mengenai deretan Raja Mataram Kuno yang paling singkat berkuasa.
(bim)