Daftar 4 Raja Wangsa Syailendra yang Memimpin Kerajaan Mataram Kuno
loading...
A
A
A
EMPAT Raja Wangsa Syailendra pernah menguasai wilayah nusantara pada masa lalu. Mereka dikenal sebagai trah atau keturunan penguasa raja-raja di Nusantara pada masanya.
Sepanjang sejarah, kerajaan dianggap diperintah oleh dua wangsa yakni Syailendra yang beragama Budha dan Sanjaya yang beragama Hindu. Pendapat ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch.
Menurut para ahli sejarah, pada awal era Mataram Kuno wangsa Syailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Bahkan wangsa Sanjaya berada di bawah pengaruh Syailendra kala itu.
Istilah Sailendra sendiri pertama kali muncul dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 700 Saka atau 778 Masehi. Di Prasasti Kalasan disebut istilah Sailendrawangsa.
Sri Indrawarman adalah raja yang berkuasa dari tahun 752 hingga 775 Masehi. Namanya dirunut dari surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayah.
Disebutkan jika sang pengirim merupakan pemilik dari ribuan gajah, rempah-rempah, wewangin dan kapur barus. Surat tersebut bertujuan sebagai pengantar hadiah yang ditujukan kepada Khalifah Umar bi Abdul Aziz.
Raja yang berkuasa dari tahun 775 hingga 782 Masehi ini dikenal karena berhasil menaklukkan Sriwijaya. Membuat namanya diabadikan dalam Prasasti Ligor B yang diterjemahkan oleh Dr Chabra bergelar Sri Maharaja.
Menurut George Coedes, Wisnuwarman merupakan ayah dari Sri Maharaja. Namun, belum jelas siapa Sri Maharaja yang dimaksudkan.
Banyak yang beranggapan gelar tersebut identik dengan Dharanindra, Raja Jawa yang mengeluarkan Prasasti Klurak (782 Masehi).
Selanjutnya ada Dharanindra yang berkuasa dari tahun 781 hingga 812 Masehi. Dirinya adalah Raja Wangsa Syailendra yang memiliki gelar Sri Sanggrama Dhananjaya dan dikenal dari temuan Prasasti Kelurak.
Dharanindra diyakini memiliki kontribusi besar pada Dinasti Syailendra dengan kejayaannya luar biasa, yakni mampu memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Semenanjung Malaya dan daratan Indochina.
Raja Wangsa Syailendra yang terakhir ini memimpin dari tahun 812 hingga 833 Masehi ini adalah Sri Maharaja Samaratungga. Dirinya dikenal karena tidak terlalu ekspansionis dan lebih mengutamakan pengembangan agama dan budaya.
Candi Borobudur yang merupakan salah satu kontribusinya kini bahkan telah menjadi kebanggaan Indonesia.
Pada bagian pertama Prasasti Kayumwungan (dalam bahasa Sansekerta) tertulis bahwa Samaratungga mempunyai seorang putri bernama Pramodhawardani yang meresmikan Candi Jinalaya (Candi Borobudur).
Sepanjang sejarah, kerajaan dianggap diperintah oleh dua wangsa yakni Syailendra yang beragama Budha dan Sanjaya yang beragama Hindu. Pendapat ini pertama kali diperkenalkan oleh Bosch.
Menurut para ahli sejarah, pada awal era Mataram Kuno wangsa Syailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Bahkan wangsa Sanjaya berada di bawah pengaruh Syailendra kala itu.
Istilah Sailendra sendiri pertama kali muncul dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 700 Saka atau 778 Masehi. Di Prasasti Kalasan disebut istilah Sailendrawangsa.
Daftar 4 Raja Wangsa Syailendra
1. Sri Indrawarman
Sri Indrawarman adalah raja yang berkuasa dari tahun 752 hingga 775 Masehi. Namanya dirunut dari surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayah.
Disebutkan jika sang pengirim merupakan pemilik dari ribuan gajah, rempah-rempah, wewangin dan kapur barus. Surat tersebut bertujuan sebagai pengantar hadiah yang ditujukan kepada Khalifah Umar bi Abdul Aziz.
2. Wisnuwarman
Raja yang berkuasa dari tahun 775 hingga 782 Masehi ini dikenal karena berhasil menaklukkan Sriwijaya. Membuat namanya diabadikan dalam Prasasti Ligor B yang diterjemahkan oleh Dr Chabra bergelar Sri Maharaja.
Menurut George Coedes, Wisnuwarman merupakan ayah dari Sri Maharaja. Namun, belum jelas siapa Sri Maharaja yang dimaksudkan.
Banyak yang beranggapan gelar tersebut identik dengan Dharanindra, Raja Jawa yang mengeluarkan Prasasti Klurak (782 Masehi).
3. Dharanindra
Selanjutnya ada Dharanindra yang berkuasa dari tahun 781 hingga 812 Masehi. Dirinya adalah Raja Wangsa Syailendra yang memiliki gelar Sri Sanggrama Dhananjaya dan dikenal dari temuan Prasasti Kelurak.
Dharanindra diyakini memiliki kontribusi besar pada Dinasti Syailendra dengan kejayaannya luar biasa, yakni mampu memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Semenanjung Malaya dan daratan Indochina.
4. Samaratungga
Raja Wangsa Syailendra yang terakhir ini memimpin dari tahun 812 hingga 833 Masehi ini adalah Sri Maharaja Samaratungga. Dirinya dikenal karena tidak terlalu ekspansionis dan lebih mengutamakan pengembangan agama dan budaya.
Candi Borobudur yang merupakan salah satu kontribusinya kini bahkan telah menjadi kebanggaan Indonesia.
Pada bagian pertama Prasasti Kayumwungan (dalam bahasa Sansekerta) tertulis bahwa Samaratungga mempunyai seorang putri bernama Pramodhawardani yang meresmikan Candi Jinalaya (Candi Borobudur).
(shf)