Sungai Cihaur Meluap, Permukiman Warga Terendam Banjir
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Permukiman di Kampung Ciharashas, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terendam banjir dengan ketinggian lebih dari satu meter, Senin (7/11/2022).
Banjir disebabkan karena hujan deras yang mengguyur sejak siang hingga sore hari di wilayah KBB. Akibatnya debit air Sungai Cihaur meningkat drastis dan tidak tertampung sehingga meluap ke permukiman warga.
"Banjir karena air dari Sungai Cihaur yang berada tepat di samping rumah mereka meluap, makanya air masuk ke permukiman di sini," kata seorang warga, Erwin (57).
Setidaknya ada 16 rumah di Kampung Ciharashas yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar dada orang dewasa. Derasnya hujan membuat air banjir dengan cepat masuk ke rumah warga sehingga ada sebagian warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya.
Sebenarnya, kata dia, antara badan sungai yang memiliki lebar hampir lima meter dengan permukiman warga tersebut dibatasi oleh sebuah tanggul beton yang tingginya mencapai satu meter. Pada kondisi normal tinggi air paling sekitar setengah meter atau kurang, namun kalau hujan seperti sekarang tanggul itu justru terendam karena air yang tinggi.
"Ketinggian air melebihi tanggul, jadi akhirnya meluap ke permukiman warga," ucapnya seraya mengaku was-was air akan semakin meninggi mengingat hujan masih terus turun.
Diakuinya, banjir dari Sungai Cihaur di wilayahnya selalu terjadi ketika hujan deras turun. Bahkan pada tahun 2021 jumlah rumah yang terendam banjir lebih dari 20 rumah dan yang terdampak sebanyak 90 jiwa.
"Banjir setia tahun selalu terjadi kalau musim hujan, makanya sangat mengganggu warga," keluhnya.
Kasi Pelayanan Desa Margajaya, Riki Hermawan mengatakan, banjir terjadi karena derasnya hujan. Hasil pendataan ada 16 rumah yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 1 meter lebih. Namun hingga kini belum ada warga yang mengungsi karena berharap air cepat surut.
"Warga paling membutuhkan bantuan logistik dan pakaian. Kalau yang sampai diungsikan belum ada," ujarnya.
Banjir disebabkan karena hujan deras yang mengguyur sejak siang hingga sore hari di wilayah KBB. Akibatnya debit air Sungai Cihaur meningkat drastis dan tidak tertampung sehingga meluap ke permukiman warga.
"Banjir karena air dari Sungai Cihaur yang berada tepat di samping rumah mereka meluap, makanya air masuk ke permukiman di sini," kata seorang warga, Erwin (57).
Setidaknya ada 16 rumah di Kampung Ciharashas yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar dada orang dewasa. Derasnya hujan membuat air banjir dengan cepat masuk ke rumah warga sehingga ada sebagian warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya.
Sebenarnya, kata dia, antara badan sungai yang memiliki lebar hampir lima meter dengan permukiman warga tersebut dibatasi oleh sebuah tanggul beton yang tingginya mencapai satu meter. Pada kondisi normal tinggi air paling sekitar setengah meter atau kurang, namun kalau hujan seperti sekarang tanggul itu justru terendam karena air yang tinggi.
"Ketinggian air melebihi tanggul, jadi akhirnya meluap ke permukiman warga," ucapnya seraya mengaku was-was air akan semakin meninggi mengingat hujan masih terus turun.
Diakuinya, banjir dari Sungai Cihaur di wilayahnya selalu terjadi ketika hujan deras turun. Bahkan pada tahun 2021 jumlah rumah yang terendam banjir lebih dari 20 rumah dan yang terdampak sebanyak 90 jiwa.
"Banjir setia tahun selalu terjadi kalau musim hujan, makanya sangat mengganggu warga," keluhnya.
Kasi Pelayanan Desa Margajaya, Riki Hermawan mengatakan, banjir terjadi karena derasnya hujan. Hasil pendataan ada 16 rumah yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 1 meter lebih. Namun hingga kini belum ada warga yang mengungsi karena berharap air cepat surut.
"Warga paling membutuhkan bantuan logistik dan pakaian. Kalau yang sampai diungsikan belum ada," ujarnya.
(shf)