Binar Semangat Transisi Energi G20 dari Ufuk Timur Indonesia
loading...
A
A
A
Hilir mudik sepeda motor listrik melaju senyap, menghiasi jalanan Agats. Jalanan di wilayah pedalaman Papua itu, kini sudah dipadati para pesepeda motor listrik. Transisi energi hijau itu, begitu terasa di wilayah terluar dan terpencil.
Agats, yang merupakan salah satu distrik di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, dan dikenal dengan julukan kota di atas papan, merupakan daerah terpencil di timur Indonesia yang konsisten memanfaatkan energi ramah lingkungan.
Motor listrik menjadi satu-satunya alat transportasi untuk menjelajahi kota. Tak ada bising deru mesin di kota ini. Yang ada hanya suara klakson, dan sesekali suara papan berderik yang kendur akibat gesekan dengan roda motor listrik.
Nyanyian burung di ujung pohon pun terdengar jelas di telinga. Juga gelak tawa anak-anak bermain di sungai kanan kiri jalan panggung selebar 1-2 meter. "Di sini tidak ada kendaraan pakai minyak (bensin) kecuali ambulans. Semua warga menggunakan sepeda motor listrik untuk beraktivitas. Tidak ada suara mesin, walaupun warga hilir-mudik memakai sepeda motor," ujar warga Agats, Abas pada Maret 2022 lalu.
Agats adalah ibu kota Kabupaten Asmat, dengan luas wilayah 701,99 km per segi. Distrik ini juga banyak disebut sebagai kota sejuta papan, karena nyaris semua aktivitas dan perumahan warga berada di atas panggung beton atau papan. Kondisi geografis Kota Agats didominasi air laut dan rawa.
Untuk sampai ke Kota Agats, hanya bisa ditempuh melalui jalur laut atau sungai dan udara. Jarak Distrik Agats sekitar 12 jam menggunakan angkutan kapal, atau 4-5 jam perjalanan memakai speedboat dari Kota Timika. Namun jalur udara bisa ditempuh 30 menit ke Bandar Udara Ewer menggunakan pesawat twin otter.
Sepeda motor listrik di Distrik Agats telah ada sejak 2006 silam. Pada 12 April 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah datang ke distrik ini. Saat itu, Jokowi menjajal sepeda motor listrik, berboncengan dengan Ibu Negara Iriana Jokowi. Sepeda motor listrik berwarna merah dengan plat RI 1 hingga kini masih tersimpan apik di Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat di Agats.
Agats, yang merupakan salah satu distrik di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, dan dikenal dengan julukan kota di atas papan, merupakan daerah terpencil di timur Indonesia yang konsisten memanfaatkan energi ramah lingkungan.
Motor listrik menjadi satu-satunya alat transportasi untuk menjelajahi kota. Tak ada bising deru mesin di kota ini. Yang ada hanya suara klakson, dan sesekali suara papan berderik yang kendur akibat gesekan dengan roda motor listrik.
Nyanyian burung di ujung pohon pun terdengar jelas di telinga. Juga gelak tawa anak-anak bermain di sungai kanan kiri jalan panggung selebar 1-2 meter. "Di sini tidak ada kendaraan pakai minyak (bensin) kecuali ambulans. Semua warga menggunakan sepeda motor listrik untuk beraktivitas. Tidak ada suara mesin, walaupun warga hilir-mudik memakai sepeda motor," ujar warga Agats, Abas pada Maret 2022 lalu.
Agats adalah ibu kota Kabupaten Asmat, dengan luas wilayah 701,99 km per segi. Distrik ini juga banyak disebut sebagai kota sejuta papan, karena nyaris semua aktivitas dan perumahan warga berada di atas panggung beton atau papan. Kondisi geografis Kota Agats didominasi air laut dan rawa.
Untuk sampai ke Kota Agats, hanya bisa ditempuh melalui jalur laut atau sungai dan udara. Jarak Distrik Agats sekitar 12 jam menggunakan angkutan kapal, atau 4-5 jam perjalanan memakai speedboat dari Kota Timika. Namun jalur udara bisa ditempuh 30 menit ke Bandar Udara Ewer menggunakan pesawat twin otter.
Sepeda motor listrik di Distrik Agats telah ada sejak 2006 silam. Pada 12 April 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah datang ke distrik ini. Saat itu, Jokowi menjajal sepeda motor listrik, berboncengan dengan Ibu Negara Iriana Jokowi. Sepeda motor listrik berwarna merah dengan plat RI 1 hingga kini masih tersimpan apik di Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat di Agats.