Binar Semangat Transisi Energi G20 dari Ufuk Timur Indonesia
loading...
A
A
A
Dia menekankan optimismenya terhadap target transisi energi di Indonesia pada 2030 sebesar 29 persen. Proses ini telah didukung oleh semua pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan penghasil energi, stakeholder, serta masyarakat. Transisi energi pelan-pelan terus dilakukan, salah satunya penggunaan kendaraan listrik.
Semangat transisi energi juga didukung Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Dalam kesempatan yang sama, Ketua SKK Migas Dwi Soetjipto mengaku, adanya dukungan industri migas untuk mengurangi energi karbon dengan investasi yang lebih mengarah pada renewable energy. Hal ini menunjukkan adanya komitmen bersama secara global untuk menjaga lingkungan dunia lebih baik lagi.
"Isu transisi energi di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon juga sangat berpengaruh pada industri migas. Apalagi ini didukung komitmen global yang diimplementasikan oleh para pelaku bisnis migas. Ini terlihat dari kebijakan perusahaan minyak besar yang mulai fokus pada pengurangan karbon, di mana investasi energi terbarukan makin baik," beber dia.
Komitmen global ini, kata dia, akan mendorong persaingan investasi pada sektor minyak dan gas yang lebih baik lagi. Walaupun, kata dia, perang antara Rusia dan Ukraina menjadi tantangan tersendiri bagi sektor ini. Perang tersebut menyebabkan tingginya permintaan migas dari negara-negara di Eropa yang dikhawatirkan akan mendorong masifnya industri migas.
Semangat transisi energi juga didukung Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Dalam kesempatan yang sama, Ketua SKK Migas Dwi Soetjipto mengaku, adanya dukungan industri migas untuk mengurangi energi karbon dengan investasi yang lebih mengarah pada renewable energy. Hal ini menunjukkan adanya komitmen bersama secara global untuk menjaga lingkungan dunia lebih baik lagi.
"Isu transisi energi di Indonesia untuk mengurangi emisi karbon juga sangat berpengaruh pada industri migas. Apalagi ini didukung komitmen global yang diimplementasikan oleh para pelaku bisnis migas. Ini terlihat dari kebijakan perusahaan minyak besar yang mulai fokus pada pengurangan karbon, di mana investasi energi terbarukan makin baik," beber dia.
Komitmen global ini, kata dia, akan mendorong persaingan investasi pada sektor minyak dan gas yang lebih baik lagi. Walaupun, kata dia, perang antara Rusia dan Ukraina menjadi tantangan tersendiri bagi sektor ini. Perang tersebut menyebabkan tingginya permintaan migas dari negara-negara di Eropa yang dikhawatirkan akan mendorong masifnya industri migas.
(eyt)