Misteri Suara Perempuan Penjual Dawet Bikin Geger Usai Tragedi Kanjuruhan
loading...
A
A
A
MALANG - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, masih menyisakan pilu bagi para pecinta sepak bola di berbagai belahan dunia. Duka mendalam dan traumatik juga dirasakan para korban serta keluarganya. Sebanyak 131 orang tewas dalam tragedi paling memilukan tersebut.
Saat semua masih fokus pada pengusutan tragedi di Stadion Kanjuruhan, tiba-tiba muncul rekaman suara perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet. Suara perempuan itu viral usai tragedi Stadion Kanjuruhan.
Dalam rekaman yang beredar, perempuan penjual dawet ini menyebut, banyak Aremania yang diduga tengah mabuk di saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, hingga membuat banyak dari mereka meninggal dunia.
Perempuan penjual dawet tersebut mengaku banyak Aremania yang dalam keadaan mabuk mengejar, dan menghajar seorang polisi yang berupaya menyelamatkan seorang anak kecil yang terjepit di pintu tiga. Bahkan, perempuan itu mengaku menyelamatkan polisi itu ke dalam tokonya.
"Nah si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya, yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini. Tak selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya. (Aku jualan dawet, malah mau dipukul. Ya aku bilang ini dawet jangan, jangan, terus ditaruh, habis itu anak kecil ini sama Pak Arif dibasuh, dicuci mukanya)," jelasnya.
"Ndek tokoku, mas. Dadi terus masuk. Diuber karo bocah sing iki mau, koyok jaran kepang kalap ngono kae. Dia sembarang wong digepuki, diantemi. Terus tambah lagi, tambah lagi, karena mereka mabuk. Dan banyak yang konsumsi obat terlarang. Gitu, lho (di tokoku, jadi terus masuk, dikejar oleh anak yang tadi. Seperti kuda lumping, marah gitu, semua orang dipukuli, ditambah lagi, mereka mabuk. Dan banyak konsumsi obat terlarang)," demikian narasi yang disampaikan suara perempuan penjual dawet yang viral itu.
Saat dilakukan penulusuran, di sepanjang pertokoan Stadion Kanjuruhan mayoritas didominasi oleh penjual makanan, kopi, suvenir Arema, hingga mebel. Beberapa pengakuan pedagang yang ada di sekitar, tidak mengetahui ada toko yang menjual dawet.
Husna seorang pedagang di sekitar stadion menyebut, tak tahu pasti lokasi penjual dawet yang mengaku berjualan di stadion. Menurutnya, mayoritas pedagang di Stadion Kanjuruhan berjualan kopi, makanan ringan, suvenir Arema. "Saya sendiri baru dengar waktu viral itu. Setahu saya tidak ada di sini. Mungkin penjual keliling," katanya, Kamis (6/10/2022).
Di sisi lain, Aremania Kota Batu, Dadang Indarto menjelaskan, penjual dawet itu bukan berada di area dalam stadion dan tentu ia tak tahu persis seperti apa kejadiannya.
Dia mengaku tak mempedulikan keterangan penjual dawet yang dinilai kurang etis. "Kenapa kita harus menghiraukan kejadian pernyataan penjual dawet. Kita minta jawaban yang objektif, informasi yang objektif dari pihak kepolisian cuma itu saja," ungkapnya.
"Usut tuntas siapa pelakunya, dan kami Aremania tidak peduli berita-berita yang ada di luar. Kami tidak akan mengkonter, yang kita konter pernyataan dari Kapolda, Kapolres, dari Kapolri. Kalau berita-berita dari orang-orang yang tidak jelas, kami tidak akan mengkonter, percuma buang tenaga," pungkasnya.
Saat semua masih fokus pada pengusutan tragedi di Stadion Kanjuruhan, tiba-tiba muncul rekaman suara perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet. Suara perempuan itu viral usai tragedi Stadion Kanjuruhan.
Dalam rekaman yang beredar, perempuan penjual dawet ini menyebut, banyak Aremania yang diduga tengah mabuk di saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, hingga membuat banyak dari mereka meninggal dunia.
Perempuan penjual dawet tersebut mengaku banyak Aremania yang dalam keadaan mabuk mengejar, dan menghajar seorang polisi yang berupaya menyelamatkan seorang anak kecil yang terjepit di pintu tiga. Bahkan, perempuan itu mengaku menyelamatkan polisi itu ke dalam tokonya.
"Nah si Pak Arif ini nolong (anak yang terjepit), tapi dipukuli kepalanya. Kenapa saya tahu? Karena saya selamatkan di toko saya, yang namanya Pak Arif ini. Polisi ini. Tak selamatkan. Malah saat itu dawetku iki, aku dodolan dawet, kate dikeprukne. Yo aku, 'lho, iki dawet mas, ojo, ojo, yo. Terus dideleh. Habis itu anak kecil ini sama Pak Arif ini diraupi, dicuci mukanya. (Aku jualan dawet, malah mau dipukul. Ya aku bilang ini dawet jangan, jangan, terus ditaruh, habis itu anak kecil ini sama Pak Arif dibasuh, dicuci mukanya)," jelasnya.
"Ndek tokoku, mas. Dadi terus masuk. Diuber karo bocah sing iki mau, koyok jaran kepang kalap ngono kae. Dia sembarang wong digepuki, diantemi. Terus tambah lagi, tambah lagi, karena mereka mabuk. Dan banyak yang konsumsi obat terlarang. Gitu, lho (di tokoku, jadi terus masuk, dikejar oleh anak yang tadi. Seperti kuda lumping, marah gitu, semua orang dipukuli, ditambah lagi, mereka mabuk. Dan banyak konsumsi obat terlarang)," demikian narasi yang disampaikan suara perempuan penjual dawet yang viral itu.
Saat dilakukan penulusuran, di sepanjang pertokoan Stadion Kanjuruhan mayoritas didominasi oleh penjual makanan, kopi, suvenir Arema, hingga mebel. Beberapa pengakuan pedagang yang ada di sekitar, tidak mengetahui ada toko yang menjual dawet.
Husna seorang pedagang di sekitar stadion menyebut, tak tahu pasti lokasi penjual dawet yang mengaku berjualan di stadion. Menurutnya, mayoritas pedagang di Stadion Kanjuruhan berjualan kopi, makanan ringan, suvenir Arema. "Saya sendiri baru dengar waktu viral itu. Setahu saya tidak ada di sini. Mungkin penjual keliling," katanya, Kamis (6/10/2022).
Di sisi lain, Aremania Kota Batu, Dadang Indarto menjelaskan, penjual dawet itu bukan berada di area dalam stadion dan tentu ia tak tahu persis seperti apa kejadiannya.
Dia mengaku tak mempedulikan keterangan penjual dawet yang dinilai kurang etis. "Kenapa kita harus menghiraukan kejadian pernyataan penjual dawet. Kita minta jawaban yang objektif, informasi yang objektif dari pihak kepolisian cuma itu saja," ungkapnya.
"Usut tuntas siapa pelakunya, dan kami Aremania tidak peduli berita-berita yang ada di luar. Kami tidak akan mengkonter, yang kita konter pernyataan dari Kapolda, Kapolres, dari Kapolri. Kalau berita-berita dari orang-orang yang tidak jelas, kami tidak akan mengkonter, percuma buang tenaga," pungkasnya.
(eyt)