Waspada! Henti Jantung Mendadak Dapat Menyerang Semua Usia, Simak Cara Mengatasinya

Jum'at, 23 September 2022 - 19:33 WIB
loading...
Waspada! Henti Jantung Mendadak Dapat Menyerang Semua Usia, Simak Cara Mengatasinya
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Siloam Hospitals Jantung Diagram, Cinere Depok, dr Doni Friadi, Sp.JP (K) FIHA. Foto ist
A A A
DEPOK - Pompa jantung yang berhenti secara mendadak dapat dialami oleh semua lapisan usia. Karena itu perlu diketahui cara penanganan yang tepat agar tidak fatal. Mengingat pentingnya cara penanganan, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Siloam Hospitals Jantung Diagram, Cinere Depok, dr Doni Friadi mengadakan edukasi kesehatan melalui Live Instagram, Selasa (20/9/2022)



Dalam paparannya, dr Doni Friadi menyampaiakan bahwa henti jantung mendadak merupakan kondisi organ jantung berhenti total tanpa ada gejala awal penyertanya. Ini menyebabkan darah tidak mengalir hingga berdampak pada kerusakan permanen organ otak. Bahkan, lanjutnya, henti jantung mendadak dapat menyebabkan kematian. Baca Juga: Ini 3 Minyak Goreng Non Kolesterol untuk Jaga Kesehatan Jantung

"Kondisi gawat darurat tersebut memerlukan penanganan medis atau pertolongan sesegera mungkin. Langkah pertama adalah segera menghubungi tim mobil ambulans. Atau bagi yang terlatih atau berkompetensi dilakukan pijat jantung atau tehnik RJP ( resusitasi jantung paru). Teknik tersebut dilakukan guna merangsang jantung agar kembali bergerak aktif," urainya.

Secara keilmuan, lanjut dokter Doni, henti jantung mendadak (vertikel fibrilasi) berbeda halnya dengan serangan jantung. Kondisi henti jantung mendadak merupakan akumulasi dari rangkaian serangan jantung yang sebelumnya pernah diderita pasien. "Ada pula kasus tertentu penyebab henti jantung mendadak, yang umumnya disebabkan oleh kecelakaan," imbuhnya.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Konsultan Aritmia Elektrofisiologi ini menjelaskan bahwa henti jantung mendadak, dapat disebabkan berbagai hal. Secara umum disebabkan adanya riwayat dari penderita penyakit jantung koroner.

Kondisi stroke perdarahan, kondisi tenggelam, benturan keras pada wilayah dada dapat menyebabkan terhentinya organ jantung berdetak. "Faktor genetik atau keturunan turut mempengaruhi timbulnya kondisi jantung berhenti mendadak", tutur Doni.

Data menunjukkan bahwa sebagian besar pasien henti jantung telah merasakan gejala-gejala awal berupa pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas dan lainnya. Bahkan dari hitungan minggu hingga satu bulan sebelumnya. "Konsultasi dengan dokter spesialis melalui pola deteksi dini adalah keharusan," ujarnya.

Selanjutnya dr Doni menjelaskan bahwa henti jantung mendadak dapat dicegah dengan menjalani pemeriksaan rutin, melakukan deteksi dini serta mengelola gaya hidup yang sehat.

"Yaitu menjaga kesehatan jantung seperti tidak merokok atau berhenti merokok, hindari penyebab faktor resiko penyakit obesitas, membatasi konsumsi alkohol dan memastikan asupan makanan sehat untuk organ jantung, termasuk rutin berolahraga dan tentunya mengelola stress dengan baik," tutupnya..
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2545 seconds (0.1#10.140)