Kisah Syekh Subakir, Usir Jin untuk Bersihkan Tanah Jawa

Selasa, 20 September 2022 - 05:04 WIB
loading...
A A A
Konon, setelah batu itu diletakkan di sana, alam mulai bergejolak. Alam yang tadinya cerah dan sejuk, matahari bersinar terang, damai dengan kicau burung, tiba-tiba berubah drastis selama tiga hari tiga malam.

Cuaca mendadak mendung, angin bergerak cepat, kilat menyambar menimbulkan hujan api. Gunung-gunung bergemuruh tak henti siang malam. Lelembut, setan, siluman lari menyelamatkan diri. Jin, peri, banaspati, kuntilanak, jailangkung, semua hanyut dalam air karena tak kuat menahan panasnya pancaran batu hitam tersebut. Makhluk halus yang masih hidup pun mengungsi ke lautan. Sebagian jin yang lain ada yang mati akibat hawa panas dari tumbal yang dipasang Syekh Subakir.

Merepons situasi ini, Sabda Palon, raja bangsa jin yang telah 9.000 tahun bersemayam di Puncak Gunung Tidar keluar mencari penyebab timbulnya hawa panas itu. Sabda Palon lalu berhadapan Syekh Subakir dan menanyakan maksud pemasangan batu hitam itu.

Syekh Subakir menyampaikan bahwa dirinya sengaja memasang batu hitam itu untuk mengusir para jin dan mahluk halus yang meghambat penyebaran ajaran Islam. Keduanya pun perdebatan panjang dan kemudian mengadu kesaktian.

Konon pertempuran antara keduanya terjadi selama 40 hari 40 malam. Sabda Palon tak menduga kalau Syekh Subakir sangat tangguh. Sabda Palon akhirnya menawarkan perundingan. Dalam perundingan itu, Sabda Palon mensyaratkan beberapa point kesepakatan. Antara lain, Syekh Subakir beserta para ulama boleh menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara memaksa.

Sabda Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan para raja Islam itu jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang sudah diwariskan turun temurun. Syarat-syarat itu pun akhirnya disetujui Syekh Subakir.

Versi kedua dari cerita ini adalah bahwa untuk membersihkan wilayah Gunung Tidar dari bangsa jin, Syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kiai Panjang. Tombak sakti penolak bala tersebut ditancapkan tepat di Puncak Tidar. Konon, begitu ditancapkan, tombak pusaka itu langsung menciptakan hawa panas di Gunung Tidar.

Para jin pun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Sebagian pengikut Sabda Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai wilayah yang angker.

Bahkan sebagian lagi anak buah Sabda Palon ada yang melarikan diri ke alas Roban, dan ke Gunung Srandil. Tombak sakti tersebut saat ini masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di Puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai Panjang. Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus.

Setelah kekuatan penghalang disingkirkan, penyebaran Islam oleh Wali Songo periode pertama menjadi lancar. Syekh Subakir menjadi sangat terkenal dan dikagumi di kalangan para pendekar, penganut ilmu gaib ketika itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4405 seconds (0.1#10.140)