Anggota Tim Ahli Hukum Wantimpes Hadiri Tradisi Andum Apem Yaqowiyu di Klaten

Sabtu, 17 September 2022 - 19:31 WIB
loading...
Anggota Tim Ahli Hukum Wantimpes Hadiri Tradisi Andum Apem Yaqowiyu di Klaten
Kirab Budaya Gunung Apem dalam tradisi Yaqowiyu yang diselenggarakan di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Foto/Ist
A A A
KLATEN - Kirab Budaya Gunung Apem dalam tradisi Yaqowiyu yang diselenggarakan di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah digelar untuk merayakan dan mengenang Ki Ageng Gribig yang berdakwah melalui budaya.

Tradisi andum apem ini sudah dimulai sejak 403 tahun lalu. Sedangkan kirab dilangsungkan sejak 1985 seiring dengan bertambahnya jumlah peziarah di makam Ki Ageng Gribig.



Puncak acara dari budaya andum apem ini yakni dengan membagikan 4-5 ton apem kepada seluruh masyarakat sebagai simbol kebajikan dalam memberikan sedekah kepada sesama.

Masyarakat percaya bahwa kue apem Yaqowiyu dapat membawa kesejahteraan bagi mereka yang mendapatkannya. Warga dari Boyolali, Solo, Sragen, hingga Jogjakarta datang ke Klaten untuk ikut festival atau tradisi Yaqowiyu.

Acara zikir dan sholawat yang sekaligus sebagai Haul Kyahi Ageng Gribig bersama ribuan masyarakat diselenggarakan setelah Kirab Budaya Gunung Apem selesai pada Kamis (16/9/2022).

Tenaga Ahli Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Hukum dan Perundang-undangan, Henry Indraguna turut menghadiri tradisi pembagian apem atau lebih dikenal dengan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut.


"Tradisi ini mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman garis perjuangan bagi masyarakat dalam mengemban amanah. Nilai yang diajarkan Ki Ageng Gribig senantiasa menjadi nilai bagi kita, karena apem sendiri mempunyai filosofi akar sejarah yang kuat guna menjaga tradisi budaya dan warisan pahlawan bangsa," ujar Henry yang menjabat anggota Dewan Pakar Partai Golkar dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).

Kegiatan yang juga diwarnai dengan lantunan zikir dan sholawat oleh Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf serta tausyiah oleh KH Agoes Ali Masyhuri.

“Kegiatan budaya andum apem merawat tradisi kebudayaan yang turun-temurun dalam rangka mengenang dan meneruskan tradisi Ki Ageng Gribig," sebut Henry.

Sesepuh warga, KRT Muhammad Darianto Rekso Hastonodipuro menjelaskan, kirab tersebut dimaksudkan untuk menjadi media dalam merayakan dan mengenang tradisi yang diajarkan oleh Ki Ageng Gribig yaitu dakwah melalui budaya.

Budaya yang dimaksud yakni andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia yang kemudian disimbolkan secara fisik dengan pembagian apem kepada masyarakat.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2202 seconds (0.1#10.140)