Dapur Sehat dan Kelas Ibu Hamil Cara Pemkab Simalungun Ciptakan Generasi Unggul dan Merdeka Stunting

Sabtu, 10 September 2022 - 15:14 WIB
loading...
Dapur Sehat dan Kelas Ibu Hamil Cara Pemkab Simalungun Ciptakan Generasi Unggul dan Merdeka Stunting
PT JAPFA Comfeed Indonesia membagikan telur ke sekolah-sekolah di kabupaten Simalungun.(dok.Sindonews.com)
A A A
SIMALUNGUN - Pemkab Simalungun mengembangkan dapur sehat di 386 desa atau nagari dan kelas ibu hamil sebagai upaya mewujudkan merdeka stunting. Dengan dapur sehat angka stunting ditekan hingga angka nol tahun 2024 dan mampu menciptakan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Wakil Bupati Simalungun H Zonny Waldy kepada Sindonews.com, Jumat (9/9/2022) mengatakan, pengembangan dapur sehat melalui penggalakan edukasi kepada ibu di wilayah pedesaan dan rawan stunting diharapkan mampu meningkatkan kemampuan para ibu.

Program ini menyiapkan makanan sehat bergizi seimbang bagi ibu hamil dan anak-anak khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu sejak 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak.

"Pemkab Simalungun menyiapkan sekitar 400 lebih Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai penyuluh di kelas ibu hamil di desa-desa hingga dusun, untuk mengedukasi ibu hamil terkait pengasuhan anak di 1.000 HPK, melalui dapur sehat dengan bahan yang mudah diperoleh dan harga terjangkau," ujar Zonny.

Pemkab Simalungun, menurutnya, mengkoloborasikan program dapur sehat dan kelas ibu hamil untuk percepatan penurunan angka stunting, memenuhi target pemerintah 14 persen tahun 2024. Bahkan di Kabupaten Simalungun diharapkan bisa zero atau nol kasus.



Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara itu menambahkan, di Kabupaten Simalungun kesadaran ibu untuk mencukupi gizi seimbang masih rendah. Ini disebabkan banyak faktor, di antarnya faktor ekonomi dan si ibu yang bekerja.

“Jika ibu bekerja anaknya dititipkan ke pengasuh atau mertua dan kerabat. Tentunya pengawasan makanannya tidak akan maksimal dapat dilakukan ibu. Itulah yang menyebakan anak rawan kurang gizi,” sebut pria yang juga pengusaha sukses budi daya ikan air tawar di Kabupaten Simalungun itu.

Padahal, menurut Zonny, sesuai penelitian banyak ahli gizi, protein hewani harus ada dalam makanan pendamping air susu ibu (MPASI), karena nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat mencegah stunting.

Protein hewani menurutnya tidak sulit diperoleh dan banyak di Kabupaten Simalungun seperti ayam, telur dan ikan nila, bahkan dapat denga mudah dikembangkan.

“Bahan-bahan protein hewani yang sangat penting menjadi asupan anak mencegah stunting mudah didapat di Kabupaten Simalungun bahkan dapat dikembangkan di halaman rumah seperti memelihara ikan air tawar dan ayam. Namun kesadaran masyarakat pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak dan ibu hamil masih banyak yang belum menyadarinya,” ujar Zonny.

Stunting di Kabupaten Simalungun, menurutnya, juga banyak disebabkan akibat kurangnya kesadaran ibu hamil mengkonsumi makanan bergizi seimbang dan memeriksa kondisi kehamilan secara rutin. Ini menyebabkan anak lahir stunting dan sulit tumbuh kembangnya.

Sehingga saat ini Pemkab Simalungun membuka kelas ibu hamil untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil dan pasangan yang akan menikah untuk menyadari dan tidak lalai mencukupi kebutuhan gizi anak sejak dalam masa kandungan.

“Edukasi diberikan di Posyandu dan kepala desa, camat atau kader PKK serta TPK, aktif mengimbau ibu hamil atau masyarakat yang akan menikah menghadiri kelas ibu hamil tersebut,” ujar Zonny.

Karena itu pada rembug stunting di parapat awal Mei 2022 kemarin sudah diinstruksikan para camat, kepala desa hingga perangkat pemerintahan desa terendah, yaitu kepala dusun untuk menjadi garda terdepan mengatasi dan mencegah stunting.

Pada rembug itu juga ditandatangani komitmen bersama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TPK, kader Posyandu, bidan dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) untuk melaksanakan pencegahan dan penangnan stunting.

"Camat,kepala desa dan perangkatnya didorong menjadi garda terdepan penanganan stunting aktif, mendatangi masyarakat, terutama yang beresiko stunting, karena kepala desa dan perangkatnya, pasti lebih memahami kondisi warganya secara detail, edukasi pentingnya asupan gizi berimbang bagi ibu hamil dan balita," pungkas Zonny.

Zonny menambahkan gerakan dapur sehat dan kelas ibu hamil saat ini mampu menjadikan prevalensi stunting di kabupaten Simalungun turun menjadi 28 persen saat ini atau status kuning, dibandingkan 3 tahun sebelumnya mencapai 32,38 persen dan sempat ditetapkan sebagai daerah lokasi khusus (lokus).

Program dapur sehat dan kelas ibu hamil menurutnya juga disupervisi secara rutin sehingga mana yang perlu dievaluasi akan dibenahi dengan harapan masyarakat bisa menjadikan makanan bergizi seimbang sebagai budaya di tengah-tengah keluarga untuk menciptakan generasi unggul bagi Indonesia.

Upaya Pemkab Simalungun dalam penanganan stunting diakui dan diapresiasi Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI) Hasto Wardoyo. Dukungan itu disampaikan saat Hasto melakukan kunjungan kerja di RS Balimbingan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupetan Simalungun, awal Juni 2022 lalu dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 serta akselerasi program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting.

Hasto mengatakan dalam upaya menurunkan angka stunting, Hasto mengatakan, Pemkab Simalungun sudah baik, dengan melakukan pencegahan ataupun pengawasan terhadap masyarakat yang akan menikah.

“Program Pemkab Simalungun sudah bagus sekali untuk menangani dan mencegah stunting dengan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi pasangan yang akan menikah tiga bulan sebelum menikah dan pengembangan dapur sehat menyiapkan gizi berimbang bagi anak", sebut Hasto.

Zonny mengajak masyarakat dan stakeholders di daerahnya untuk peduli dan mendukung gerakan bersama menangani dan mencegah stunting melalui dapur sehat dan kelas ibu hamil, sehingga merdeka stunting menciptakan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045 di Kabupaten Simalungun bisa tercapai.

Dia juga mengapresiasi peran aktif sejumlah pihak swasta atau pelaku usaha seperti PT JAPFA Comfeed Indonesia,Tbk yang mendukung gerakan Pemkab Simalungun dalam penanganna stunting melalui program JAPFA for Kids.

Program JAPFA for Kids dinilai berperan membantun kebutuhan protein hewani anak-anak sekolah di kabupaten Simalungun melalui pemberian telur dan makanan lainnya yang mengandung protein hewani.

“Pemkab Simalungun memang sangat mengharapkan koloborasi pihak swasta seperti PT JAPFA dalam melakukan gerakan bersama menangani stunting, sehingga percepatan penurunan angka stunting hingga 14 persen tahun 2024 dan merdeka stunting bisa diwujudkan, karena pemerintah daerah juga anggarannya sangat terbatas,” kata Zonny.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4239 seconds (0.1#10.140)