Ibu Hamil Positif Corona Kehilangan Bayi, Massa Geruduk RS Polman
loading...
A
A
A
POLEWALI MANDAR - Kematian seorang bayi dari ibu yang positif terjangkit virus Corona (COVID-19) hingga lambat ditangani rumah sakit berbuntut panjang.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Alianasi Mahasiswa Memggugat Rumah Sakit dan Alinasi Maysrakat Balanipa, melakukan aksi unjuk rasa di RSUD Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dialog antara kedua belah pihak pun berjalan memanas.
Massa menuntut pertanggungjawaban rumah sakit dan mempertanyakan penggunaan angaran COVID-19 yang mencapai miliaran rupiah. (BACA JUGA: Polisi Tangkap Mertua Pemerkosa Menantu di Denpasar Bali )
Massa melakukan aski unjuk rasa setelah terjadi kasus seorang ibu hamil yang akan melahirkan harus kehilangan bayinya akibat terlambat mendapatkan pelayanan medis.
Petugas medis tak segera memberikan bantuan lantara sang ibu hamil diduga terpapar virus Corona. Korban sempat dirawat dan dirujuk di beberapa rumah sakit untuk menjalani operasi.
"Sayangnya karena tak ada rumah sakit rujukan khusus COVID yang memerima hingga ibu malang tersebut harus dioperasi di RSUD Polewali Mandar. Bayi yang dikandung pun meninggal dunia usai menjalani operasi caesar," kata salah seorang orator dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Massa menuding ada kesalahan dalam pelanyanan keshatan yang diduga dilakukan di RSUD Polman. Tak hanya mennglar orasi di depan rumah sakit. Massa juga melakukan dialog dengan pelaksana tugas (plt) Direktur RSUD Polman. Namun sayang, dialog ini berjalan memanas.
Pihak rumah sakit kukuh bahwa pasien tersebut saat masuk telah mengalami pecah ketuban. Namun sesuai protokol kesehatan di tengah pandemi saat ini, pasien terlebih dahulu harus menjalani rapid test dan swab. Hasilnya, ibu tersebut positif terpapar virus Corona.
Lantaran pasien positif Corona, sejumlah dokter RSUD Polman menolak melakukan operasi Caesar. Selain itu, tak ada ruangan khusus operasi bagi pasien COVID-19.
Pemda Polewali Mandar menggelontorkan anggaran dari APBD untuk penanggulangan pandemi COVID-19 sebesar Rp123 miliar.
RSUD Polman mengaku telah menggunakan anggaran sebesar Rp1,8 miliar. Anggaran itu saat ini tersisa Rp300 juta. Sayangnya sejumlah fasilitas pendukung untuk penanganan pasien COVID-19 belum tersedia.
Pantuan di lokasi, aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat berlangsung hingga sore ini dikawal ketat puluhan personel Polri dari Polres Polman. Massa akan kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Kamis 2 Juli 2020.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Alianasi Mahasiswa Memggugat Rumah Sakit dan Alinasi Maysrakat Balanipa, melakukan aksi unjuk rasa di RSUD Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dialog antara kedua belah pihak pun berjalan memanas.
Massa menuntut pertanggungjawaban rumah sakit dan mempertanyakan penggunaan angaran COVID-19 yang mencapai miliaran rupiah. (BACA JUGA: Polisi Tangkap Mertua Pemerkosa Menantu di Denpasar Bali )
Massa melakukan aski unjuk rasa setelah terjadi kasus seorang ibu hamil yang akan melahirkan harus kehilangan bayinya akibat terlambat mendapatkan pelayanan medis.
Petugas medis tak segera memberikan bantuan lantara sang ibu hamil diduga terpapar virus Corona. Korban sempat dirawat dan dirujuk di beberapa rumah sakit untuk menjalani operasi.
"Sayangnya karena tak ada rumah sakit rujukan khusus COVID yang memerima hingga ibu malang tersebut harus dioperasi di RSUD Polewali Mandar. Bayi yang dikandung pun meninggal dunia usai menjalani operasi caesar," kata salah seorang orator dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Massa menuding ada kesalahan dalam pelanyanan keshatan yang diduga dilakukan di RSUD Polman. Tak hanya mennglar orasi di depan rumah sakit. Massa juga melakukan dialog dengan pelaksana tugas (plt) Direktur RSUD Polman. Namun sayang, dialog ini berjalan memanas.
Pihak rumah sakit kukuh bahwa pasien tersebut saat masuk telah mengalami pecah ketuban. Namun sesuai protokol kesehatan di tengah pandemi saat ini, pasien terlebih dahulu harus menjalani rapid test dan swab. Hasilnya, ibu tersebut positif terpapar virus Corona.
Lantaran pasien positif Corona, sejumlah dokter RSUD Polman menolak melakukan operasi Caesar. Selain itu, tak ada ruangan khusus operasi bagi pasien COVID-19.
Pemda Polewali Mandar menggelontorkan anggaran dari APBD untuk penanggulangan pandemi COVID-19 sebesar Rp123 miliar.
RSUD Polman mengaku telah menggunakan anggaran sebesar Rp1,8 miliar. Anggaran itu saat ini tersisa Rp300 juta. Sayangnya sejumlah fasilitas pendukung untuk penanganan pasien COVID-19 belum tersedia.
Pantuan di lokasi, aksi unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat berlangsung hingga sore ini dikawal ketat puluhan personel Polri dari Polres Polman. Massa akan kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Kamis 2 Juli 2020.
(awd)