Pelatihan Literasi Keuangan Diharap Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Gowa

Minggu, 21 Agustus 2022 - 10:45 WIB
loading...
Pelatihan Literasi Keuangan Diharap Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Gowa
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo membuka Pelatihan Literasi Keuangan bagi petani, di Kantor BBPP Batangkaluku, Sabtu (20/8/2022). Foto/Istimewa
A A A
GOWA - Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mendampingi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo membuka Pelatihan Literasi Keuangan bagi petani melalui program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (Readsi), di Kantor BBPP Batangkaluku, Sabtu (20/8/2022).

Melalui kesempatan ini, Adnan menyampaikan, pelatihan literasi keuangan akan sangat bermanfaat bagi petani khsusnya di Kabupaten Gowa .

“Kita berharap kagiatan seperti akan lebih mempermudah patani khususnya dalam mendapatkan permodalan melalui KUR, sehingga ini akan meningkatkan kesejateraan petani,” ungkapnya.

Selain itu, Adnan juga menyampaikan selamat kepada Menteri Pertanian RI atas penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas pencapaian Indonesia dalam swasembada beras dan meningkatkan sistem ketahanan pangan nasional.



“Melalui kegiatan ini kita juga berharap dapat lebih memperkokoh Indonesia untuk terus mewujudkan swasembada dan meningkatkan ketahanan pangan nasional,” harapnya.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan, berbagai program akselerasi dilakukan untuk dapat meningkatkan stok pangan sekaligus pendapatan rumah tangga petani guna menghadapi tantangan krisis pangan dunia.

Salah satunya dengan menggelar pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani sekaligus pelatihan teknis bagi penyuluh dan bimbingan teknis Smart Farming dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani.

"Upaya ini menjadi penting karena dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem pelatihan-pelatihan ini sangat berguna untuk membangun mindset baru petani, budidaya dan perilaku petani yang lebih adaptif lagi sesuai dengan tantangan," katanya.

Selama ini pertanian cukup terakses dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan hasilnya cukup baik oleh karena itu KUR menjadi titik sentral. Kemudian memperkuat KUR itu pada semua jenis komoditi pertanian yang ada.

"Alhamdulillah Bapak Presiden Joko Widodo telah meminta kepada seluruh perbankan yang ada untuk menggulirkan KUR lebih agresif karena ternyata KUR yang digunakan masyarakat kemarin itu, yang macet hanya di bawah 1 persen yang tepatnya itu 0,6 persen," ungkap SYL.

Lebih lanjut, mantan Gubernur Provinsi Sulsel ini mengatakan, pada tahun lalu bahkan 0,03 persen artinya petani kita cukup disiplin melaksanakan kegiatan pertaniannya sehingga kredit macetnya sangat rendah. Tentu saja Ini dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat.

Olehnya itu, dengan adanya dukungan dari IFAD atau Lembaga Internasional di bawah United Nations PBB agar petani lebih sejahtera, artinya membangun skala-skala ekonomi yang dalam bagi keluarga kecil yang ada.

Hal senada juga disampaikan Remark IFAD Country Director, Ivan Cossio Cortez, bahwa pelatihan literasi keuangan ini sangat penting bagi rumah tangga petani.

Tentunya yang pertama adalah agar para petani dapat mencatat apa saja terkait pendapatan, pengeluaran dan keuangan dalam rumah tangganya.



"Jadi kegiatan ini digelar agar bagaimana para petani kedepannya bisa dengan pertanian bisa jadi bisnis. Tentunya menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan sekaligus bagaimana para petani ini dapat mengakses KUR sehingga mereka bisa meningkatkan pertanian mereka dan bisa lebih menguntungkan serta menghemat pendapatannya," ujarnya.

Adapun sasaran pelatiham literasi keuangan petani adalah anggota petani sendiri dan diutamakan kepala rumah tangga petani bersama pasangannya. Kalau tidak ada pasangannya berarti anggota keluarganya.

Hal ini menjadi sangat penting karena pada saat mengelola keuangan, petani itu akan mencatat semua pendapatan dari usaha taninya termasuk pengeluaran keuangan .

"Salah satu petani yang telah menerapkan literasi keuangan ternyata yang semula petani itu banyak pengeluaran untuk merokok, kemudian dicatat akhirnya pengeluaran rokok itu ternyata sangat besar di rumah tangga petani. Sehingga mereka memutuskan daripada merokok lebih baik uangnya digunakan untuk meningkatkan usaha taninya," kata Ivan.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2486 seconds (0.1#10.140)