Kunjungi Mathlaul Anwar Pandeglang, Kepala BNPT Ajak Suarakan Perdamaian

Sabtu, 13 Agustus 2022 - 08:02 WIB
loading...
Kunjungi Mathlaul Anwar Pandeglang, Kepala BNPT Ajak Suarakan Perdamaian
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar melakukan silaturahmi kebangsaan dan mengajak suarakan perdamaian dengan Keluarga Besar Mathlaul Anwar di Pandeglang. Foto/Ist
A A A
PANDEGLANG - Media sosial masih banyak dimanfaatkan kelompok radikal intoleran untuk menyebarkan konten-konten yang berbau kekerasan, radikalisme, SARA, yang bisa menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Anak muda hingga orang tua pun mudah terhasut oleh konten-konten di media sosial. Oleh karena itu upaya menyuarakan perdamaian harus terus digencarkan di lingkungan masyarakat. Salah satunya melalui organanisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Banten, Mathlaul Anwar.



Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar saat melakukan silaturahmi kebangsaan dengan Keluarga Besar Mathlaul Anwar di Perguruan Mathlaul Anwar Pusat Menes, Pandeglang, Banten.

“Kami memohon kepada keluarga besar Mathlaul Anwar untuk membekali anak didik muda kita dan masyarakat lingkungan sekitar dalam bermain media sosial agar dapat ilmu bermanfaat bukan dapat keburukannya. Jangan sampai anak muda terpapar paham intoleransi, radikalisme dan terorisme yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa ini,” kata Boy Rafli dalam keterangannya, Sabtu (13/8/2022).

Kepala BNPT menjelaskan, aksi terorisme, radikalisme dan intoleransi bisa merusak bangsa, meruntuhkan ekonomi hingga menimbulkan chaos di masyarakat.

Salah satu contoh bentuk aksi terorisme adalah kejahatan di Papua yang membuat masyarakat merasa terancam karena banyaknya kasus pembunuhan dan meneror masyarakat. Selain itu dirinya juga memastikan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama apapun.



“Tidak ada kaitannya semua terorisme dengan agama. Itu hanya salah persepsi oknum umat beragama. Terorisme itu bukan Islam. Jangan sampai terbawa pemahaman bahwa terorisme adalah perjuangan Islam. Mereka yang mendesain ini senang sekali jika terorisme dianggap merupakan bagian dari perjuangan Islam,” kata mantan Kapolda Papua ini.

Boy Rafli menambahkan, ulama-ulama besar di Indonesia merupakan ulama pejuang dan juga pejuang ulama dengan prinsip cinta kepada negara. Karena perjuangan para tokoh ulama sesuai tujuan bernegara untuk mencerdaskan bangsa ini tentunya tidaklah mudah.

“Jangankan pakai senjata nuklir, generasi pejuang kemerdekaan yang hanya menggunakan bambu runcing saja sudah berani melawan penjajah yang ingin merebut Indonesia,” ujarnya.

Hal ini menurutnya sangat jauh berbeda dengan negara lain yang gagal menjaga identitas nasional. Sedangkan bangsa Indonesia dijaga oleh tokoh bangsa hingga tokoh ulama. Apalagi ketika proklamasi kemerdekaan RI, Soekarno-Hatta didampingi tokoh bangsa dan juga ulama Islam.

“Kita bersyukur diberikan pondasi yang luar biasa kuat. Sebanyak 273 juta penduduk Indonesia dibangun atas pondasi dan masukan dari tokoh agama, para wali dengan berkah rahmat Allah SWT. Banyak negara kecil terjadi perang saudara. Contohnya Afghanistan, Yaman,” ujarnya.

Dengan adanya contoh-contoh kejadian-kejadian konflik di berbagai negara tersebut dirinya meminta kepada keluarga besar Mathlaul Anwar untuk mewaspadai kelompok yang berupaya memecah belah bangsa.

“Karena kelompok radikalisme dan terorisme selalu menggaungkan propaganda intoleran,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Apalagi Mathlaul Anwar yang berdiri seja 1916 telah memiliki lembaga pendidikan berbasis keislaman sebanyak 900 lebih madrasah di Banten dan di 34 provinsi lainnya.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BNPT juga menjelaskan rogram Deradikalisasi Berbasis Kesejahteraan yang bekerjasama dengan Indonesia Power di Labuan, Pandeglang.

Sebelumya, Indonesia Power melalui Pesantren Mathlaul Anwar bekerjasama dalam memberdayakan eks napi terorisme (napiter) untuk mengolah limbah Flay As Bottom As (FABA) menjadi pupuk organik. Hasilnya, kebun kopi seluas 50 hektar yang dikelola eks napiter telah memanfaakan pupuk organik.

Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar, KH Embay Mulya Syarief menyatakan komitmennya bahwa Mathlaul Anwar sebagai organisasi masyarakat berbasis Islam yang fokus dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial akan terus melawan radikalisme, terorisme dan intoleransi.

“Di usianya yang ke- 109 tahun ini Mathlaul Anwar akan terus berada di tengah-tengah masyarakat untuk terus berkontribusi dalam dakwah dan pendidikan dengan terus merawat nilai-nilai persatuan dan kesatuan masyarakat bangsa ini,” ujarnya.

Bahkan pihaknya selama ini telah memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat secara terus menerus agar jangan sampai tertipu oleh narasi narasi yang menyerang pemerintah dan mengadu domba masyarakat.

“Karena kalau kita diadu domba dan masayrakat terpecah belah tentunya kita bisa dapat perang saudara nantinya. Jadi saya sekarang ini bekerja untuk terus memberikan pemahaman di masyarakat agar jangan sampai mudah diadu domba,” tegas Embay.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1673 seconds (0.1#10.140)