Pertina Papua Kirim 20 Petinju Ikuti Kejurnas di Medan
loading...
A
A
A
Ketua Umum Pengkot Pertina Jayapura, sekaligus Manajer Kontingen Pengkot Pertina Jayapura Wellem Kayoi mengatakan, meski berangkat ke Medan dengan anggaran yang terbatas dan fasilitas minim, tetapi pihaknya terus berupaya mendorong para petinju muda belia, untuk mengasah kemampuan dan menimbah pengalaman.
“Kami harapkan para petinju bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, untuk persiapan Pra PON dan PON XXI 2124 di Sumut dan Aceh,” kata Wellem.
Wellem menuturkan, beberapa dekade lalu Kota Jayapura cukup banyak melahirkan petinju-petinju potensial dan berbakat, bahkan di antaranya mewakili Indonesia di kejuaraan tinju internasional.
Sebut saja, Beny Maniani, Frans Bonsapia, Lodowick Akwan, Lucky Lahumenten, Simon Rumkabu, Carol Renwarin, Sepy Karubaba, Tepy Wanggai, Beny Elopere, Agus Maay, Apolos Kurni dan lain-lain.
Itulah sebabnya, ucap Wellem, Kota Jayapura sempat dijuluki barometer tinju di Papua.
Namun, setelah itu tinju Kota Jayapura perlahan redup. Faktanya, tak muncul lagi petinju-petinju potensial dan berbakat dari Kota Jayapura.
"Untuk itu ingin mengembalikan kekayaan tinju Kota Jayapura sebagai baromoter tinju di Papua Medan," pungkasnya.
"Kami dari Jayapura selaku barometer Papua berupaya bagaimana kita mengobarkan kembali Pertina berjaya seperti tahun-tahun yang lalu. Harapaan kami dengan adanya bibit-bibit baru ini, memberikan motivasi, semangat dan dorongan semua penggemar Tinju sehingga Pertina akan bangkit kembali menuju pada harapan dan tujuan," ucapnya.
Baca: Kisah Perlakuan Jahat Kolonial Belanda terhadap Orang Arab di Nusantara.
Penasehat Teknis Pengkot Pertina Jayapura Alfred Kayoi mengaku jika Kejurnas Tinju Medan adalah momen peremajaan atau regenerasi, khususnya petinju Papua.
“Sudah waktunya kita siapkan, bina dan orbitkan petinju muda belia, untuk tampil di even-even nasional,” katanya
“Kami harapkan para petinju bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, untuk persiapan Pra PON dan PON XXI 2124 di Sumut dan Aceh,” kata Wellem.
Wellem menuturkan, beberapa dekade lalu Kota Jayapura cukup banyak melahirkan petinju-petinju potensial dan berbakat, bahkan di antaranya mewakili Indonesia di kejuaraan tinju internasional.
Sebut saja, Beny Maniani, Frans Bonsapia, Lodowick Akwan, Lucky Lahumenten, Simon Rumkabu, Carol Renwarin, Sepy Karubaba, Tepy Wanggai, Beny Elopere, Agus Maay, Apolos Kurni dan lain-lain.
Itulah sebabnya, ucap Wellem, Kota Jayapura sempat dijuluki barometer tinju di Papua.
Namun, setelah itu tinju Kota Jayapura perlahan redup. Faktanya, tak muncul lagi petinju-petinju potensial dan berbakat dari Kota Jayapura.
"Untuk itu ingin mengembalikan kekayaan tinju Kota Jayapura sebagai baromoter tinju di Papua Medan," pungkasnya.
"Kami dari Jayapura selaku barometer Papua berupaya bagaimana kita mengobarkan kembali Pertina berjaya seperti tahun-tahun yang lalu. Harapaan kami dengan adanya bibit-bibit baru ini, memberikan motivasi, semangat dan dorongan semua penggemar Tinju sehingga Pertina akan bangkit kembali menuju pada harapan dan tujuan," ucapnya.
Baca: Kisah Perlakuan Jahat Kolonial Belanda terhadap Orang Arab di Nusantara.
Penasehat Teknis Pengkot Pertina Jayapura Alfred Kayoi mengaku jika Kejurnas Tinju Medan adalah momen peremajaan atau regenerasi, khususnya petinju Papua.
“Sudah waktunya kita siapkan, bina dan orbitkan petinju muda belia, untuk tampil di even-even nasional,” katanya