BNPT dan FKPT Ajak Kaum Perempuan di Lampung Viralkan Perdamaian

Kamis, 28 Juli 2022 - 13:17 WIB
loading...
BNPT dan FKPT Ajak Kaum Perempuan di Lampung Viralkan Perdamaian
Dialog bertajuk ‘Perempuan TOP (Teladan, Optimis dan Produktif) Viralkan Perdamaian’, di Kompleks Kantor Gubernur Lampung, Bandar Lampung. Foto/Ist
A A A
BANDAR LAMPUNG - Kaum perempuan memiliki peran yang sangat vital dan menjadi garda terdepan dalam melindungi keluarga, anak dan lingkungan sekitarnya dari paham radikalisme dan terorisme. Apalagi paham tersebut kini mulai menyasar kepada anak di usia dini.

Hal tersebut disampaikan Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Nisan Setiadi saat dialog bertajuk ‘Perempuan TOP (Teladan, Optimis dan Produktif) Viralkan Perdamaian’, di Kompleks Kantor Gubernur Lampung, Bandar Lampung, Rabu (27/7/2022).



“Perempuan memiliki posisi yang sangat vital dalam keluarga, komunitas bahkan masyarakat secara luas. Karena kaum perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat, dari segala bentuk penyebaran radikalisme dan terorisme,” katanya.

Dialog yang digagas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung ini dihadiri oleh kurang lebih 100 perempuan dari berbagai unsur suku, agama dan latar belakang yang ada di Lampung.

Nisan Setiadi juga menyampaikan bahwa para perempuan, khususnya ibu diharapkan dapat membekali dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak, keluarga dan masyarakat secara luas.

“Perempuan atau ibu adalah pendidikan pertama dan utama bagi anak, sehingga diharapkan dapat membekali lingkungannya dengan nilai wawasan kebangsaan, wawasan keagamaan dan kearifan lokal dalam keluarga yang menjadi sangat efektif dalam mencegah penyebaran paham radikal,” ujar alumni Akmil 1988 ini.


Mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) Kodiklatad ini menambahkan, terorisme jadi ancaman bagi peradaban modern dan merupakan kejahatan bagi perdamaian dan keamanan umat manusia.

“Mohon maaf, teroris bukan agama. Teroris, ya teroris. Artinya berbuat kekerasan. Terorisme membajak agama, semua agama melarang dan tidak menghendaki kekerasan,” terang perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Danrem 084/Bhaskara Jaya ini.

Berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh BNPT pada 2020 lalu, diketahui bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah inseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal dan pola pendidikan keluarga pada anak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2086 seconds (0.1#10.140)