Positif PMK, 17 Ekor Sapi Milik Peternak di Moncongloe Dimusnahkan
loading...
A
A
A
MAROS - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di Desa Moncongloe Lappara, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, kian meluas.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten Maros, hingga saat ini sudah ada sekitar 17 ekor sapi milik peternak yang terjangkit virus PMK . Seluruh sapi yang tertular virus itu pun telah dimusnahkan.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Syamsul Bahri, pemusnahan hewan ternak ini diharapkan mampu memutus mata rantai PMK.
Dia menuturkan, kasus ini merupakan kasus pertama untuk kabupaten Maros. Untuk Sulsel kata dia, total jumlah ternak yang terkena virus PMK berjumlah sekitar 1.023 ekor.
"Per hari ini, total ternak yang terjangkit virus PMK secara keseluruhan mencapai 1.023 ekor. Ini sudah termasuk yang di kabupaten Maros ini. Kasus terbanyak berada di Kabupaten Jeneponto. Umumnya yang terkena virus ini adalah hewan ternak sapi dan kerbau," jelasnya kepada awak media saat ditemui di lokasi penyembelihan ternak di Moncongloe Lappara, Kamis (28/7/2022).
Guna mencegah penularan lebih meluas, dia meminta untuk seluruh daerah melakukan lockdown. "Kalau lockdown sudah jauh hari kita lakukan. Termasuk melakukan pemeriksaan hewan ternak yang melintas. Ini merupakan langkah-langkah pencegahan penularannya," ujarnya.
Terkait pelaksanaan pemusnahan hewan ternak ini, Syamsul Bahri menjelaskan, ini merupakan langkah ketiga yang dilakukan. Apalagi populasi ternak di Maros yang tertular PMK ini tergolong masih sedikit.
"Pemusnahan ini merupakan tahap ketiga yang dilakukan. Mengingat juga populasinya masih sangat sedikit. Makanya dimusnahkan sebelum terjadi penularan lebih banyak ke ternak yang lain. Kita upayakan mata rantai PMK terputus disini saja," ujarnya.
Terkait pemberian vaksin untuk ternak sapi di Maros, dia mengatakan, untuk kabupaten Maros mendapatkan sekitar 500 dosis vaksin.
"Untuk Sulsel, kita mendapatkan bantuan sekitar 15 ribu dosis. Vaksin ini telah dibagikan ke seluruh kabupaten. Namun untuk Maros kita berikan sekitar 500 dosis vaksin. Ini tahap awal, kalau sudah habis bisa diberikan lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Abdul Azis menambahkan, pihaknya telah membentuk satgas penanganan penularan PMK di Maros. Selain itu, kabupaten Maros juga telah resmi melakukan lockdown sejak tanggal 25 Juli.
Dia menambahkan, selain melakukan lockdown, Distan juga akan melakukan vaksinasi bagi ternak yang berada di Kecamatan Moncongloe. "Kita akan melakukan vaksinasi bagi ternak yang berada di kecamatan Moncongloe dengan radius 3 km dari sumber penyakit pertama kali ditemukan," ujarnya.
Dia menghimbau kepada seluruh peternak untuk sementara saat ini tidak melepas ternak dari kandang.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertanian Kabupaten Maros, hingga saat ini sudah ada sekitar 17 ekor sapi milik peternak yang terjangkit virus PMK . Seluruh sapi yang tertular virus itu pun telah dimusnahkan.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Syamsul Bahri, pemusnahan hewan ternak ini diharapkan mampu memutus mata rantai PMK.
Dia menuturkan, kasus ini merupakan kasus pertama untuk kabupaten Maros. Untuk Sulsel kata dia, total jumlah ternak yang terkena virus PMK berjumlah sekitar 1.023 ekor.
"Per hari ini, total ternak yang terjangkit virus PMK secara keseluruhan mencapai 1.023 ekor. Ini sudah termasuk yang di kabupaten Maros ini. Kasus terbanyak berada di Kabupaten Jeneponto. Umumnya yang terkena virus ini adalah hewan ternak sapi dan kerbau," jelasnya kepada awak media saat ditemui di lokasi penyembelihan ternak di Moncongloe Lappara, Kamis (28/7/2022).
Guna mencegah penularan lebih meluas, dia meminta untuk seluruh daerah melakukan lockdown. "Kalau lockdown sudah jauh hari kita lakukan. Termasuk melakukan pemeriksaan hewan ternak yang melintas. Ini merupakan langkah-langkah pencegahan penularannya," ujarnya.
Terkait pelaksanaan pemusnahan hewan ternak ini, Syamsul Bahri menjelaskan, ini merupakan langkah ketiga yang dilakukan. Apalagi populasi ternak di Maros yang tertular PMK ini tergolong masih sedikit.
"Pemusnahan ini merupakan tahap ketiga yang dilakukan. Mengingat juga populasinya masih sangat sedikit. Makanya dimusnahkan sebelum terjadi penularan lebih banyak ke ternak yang lain. Kita upayakan mata rantai PMK terputus disini saja," ujarnya.
Terkait pemberian vaksin untuk ternak sapi di Maros, dia mengatakan, untuk kabupaten Maros mendapatkan sekitar 500 dosis vaksin.
"Untuk Sulsel, kita mendapatkan bantuan sekitar 15 ribu dosis. Vaksin ini telah dibagikan ke seluruh kabupaten. Namun untuk Maros kita berikan sekitar 500 dosis vaksin. Ini tahap awal, kalau sudah habis bisa diberikan lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Abdul Azis menambahkan, pihaknya telah membentuk satgas penanganan penularan PMK di Maros. Selain itu, kabupaten Maros juga telah resmi melakukan lockdown sejak tanggal 25 Juli.
Dia menambahkan, selain melakukan lockdown, Distan juga akan melakukan vaksinasi bagi ternak yang berada di Kecamatan Moncongloe. "Kita akan melakukan vaksinasi bagi ternak yang berada di kecamatan Moncongloe dengan radius 3 km dari sumber penyakit pertama kali ditemukan," ujarnya.
Dia menghimbau kepada seluruh peternak untuk sementara saat ini tidak melepas ternak dari kandang.
(tri)