Percepat Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku, Pemprov Jatim Gencarkan Vaksinasi Ternak Sehat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono membeberkan upaya Pemprov Jatim melakukan percepatan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Sinergitas dan koordinasi antara Dinas Peternakan Jatim, Forkopimda, otoritas veteriner, satgas PMK dan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah pada 9 Mei 2022,” kata Adhy saat membuka rapat evaluasi akhir pengendalian PMK di Jatim 2023 di Surabaya, Selasa, (21/11/2023).
Adhy mengatakan, Pemprov Jatim bersama seluruh stakeholder telah melakukan percepatan pengendalian PMK melalui implementasi rencana aksi road map exit strategy yang terukur.
"Surveillance and testing sebagai basis pijakan pengendalian, tindakan lanjut berupa pengobatan atau potong bersyarat bagi ternak yang sakit, vaksinasi ternak sehat dan penerapan biosecurity peternakan," ujarnya.
Menurutnya, tingginya tingkat penyebaran PMK yang mencapai 90 persen tidak hanya melumpuhkan hewan ternak, melainkan juga kerugian ekonomi mengalami penurunan, khususnya bagi petani peternakan.
"Maka dari itu, kami juga melakukan pemulihan sosio-ekonomi dampak PMK secara bertahap melalui peningkatan produksi dan produktivitas, replacement ternak sakit serta pemberian SKIM kredit peternak," ujarnya.
Strategi penanganan yang tepat, kata Adhy, juga didukung kerja keras semua pihak sehingga penyakit PMK di Jatim mulai Mei 2023 sampai November 2023 mengalami penurunan. Ia menyebut, berdasarkan laporan ISIKHNAS per tanggal 22 November 2023 terkait penyakit PMK sebanyak 200.023 ekor dengan total kesembuhan mencapai 192.855 ekor atau 97 persen.
"Sedangkan sisa hewan yang kategori masih sakit sebanyak 46 ekor atau 0,06 persen, lalu potong bersyarat sebanyak 2.707 ekor atau 1,4 persen dan hewan meninggal sebanyak 4.415 atau 2,2 persen," tuturnya.
Lebih lanjut, penurunan kasus secara signifikan di Provinsi Jatim tidak lepas dari tingginya capaian vaksinasi PMK. Tercatat tahun 2022 dan 2023 secara nasional, Jatim berturut-turut memperoleh penghargaan pertama sebagai provinsi capaian vaksinasi terbanyak dari Kementerian Pertanian.
“Sinergitas dan koordinasi antara Dinas Peternakan Jatim, Forkopimda, otoritas veteriner, satgas PMK dan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah pada 9 Mei 2022,” kata Adhy saat membuka rapat evaluasi akhir pengendalian PMK di Jatim 2023 di Surabaya, Selasa, (21/11/2023).
Adhy mengatakan, Pemprov Jatim bersama seluruh stakeholder telah melakukan percepatan pengendalian PMK melalui implementasi rencana aksi road map exit strategy yang terukur.
"Surveillance and testing sebagai basis pijakan pengendalian, tindakan lanjut berupa pengobatan atau potong bersyarat bagi ternak yang sakit, vaksinasi ternak sehat dan penerapan biosecurity peternakan," ujarnya.
Menurutnya, tingginya tingkat penyebaran PMK yang mencapai 90 persen tidak hanya melumpuhkan hewan ternak, melainkan juga kerugian ekonomi mengalami penurunan, khususnya bagi petani peternakan.
"Maka dari itu, kami juga melakukan pemulihan sosio-ekonomi dampak PMK secara bertahap melalui peningkatan produksi dan produktivitas, replacement ternak sakit serta pemberian SKIM kredit peternak," ujarnya.
Strategi penanganan yang tepat, kata Adhy, juga didukung kerja keras semua pihak sehingga penyakit PMK di Jatim mulai Mei 2023 sampai November 2023 mengalami penurunan. Ia menyebut, berdasarkan laporan ISIKHNAS per tanggal 22 November 2023 terkait penyakit PMK sebanyak 200.023 ekor dengan total kesembuhan mencapai 192.855 ekor atau 97 persen.
"Sedangkan sisa hewan yang kategori masih sakit sebanyak 46 ekor atau 0,06 persen, lalu potong bersyarat sebanyak 2.707 ekor atau 1,4 persen dan hewan meninggal sebanyak 4.415 atau 2,2 persen," tuturnya.
Lebih lanjut, penurunan kasus secara signifikan di Provinsi Jatim tidak lepas dari tingginya capaian vaksinasi PMK. Tercatat tahun 2022 dan 2023 secara nasional, Jatim berturut-turut memperoleh penghargaan pertama sebagai provinsi capaian vaksinasi terbanyak dari Kementerian Pertanian.