Suku Maya Jaga Kelestarian Alam Raja Ampat dengan Kearifan Lokal
loading...
A
A
A
RAJA AMPAT - Suku Maya merupakan penduduk asli Raja Ampat, Papua Barat yang menggantungkan hidup dari hasil laut. Mereka berusaha menjaga kelestarian alam dengan kearifan lokal agar generasi mendatang memiliki ketersediaan sumber daya alam (SDA).
Meski demikian, kerusakan alam Raja Ampat masih saja terjadi, di antaranya sampah wisatawan yang berserakan. Minimnya kesadaran wisatawan memperburuk kondisi lingkungan.
Guna menjaga kelestarian alam, Suku Maya menerapkan hukum adat dengan mengedepankan kearifan lokal. Terlebih Suku Maya sebagai pemilik hak kawasan laut dan darat.
"Dengan menjaga ekosistem, otomatis dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Ketua Dewan Adat Suku Maya, Johanes C Arempeley dalam keterangan tertulis, Senin (17/7).
Hal ini karena kerusakan biota laut, seperti terumbu karang terus meluas diakibatkan penangkapan ikan menggunakan peledak. Pola ini umumnya dilakukan para pendatang.
Padahal, Raja Ampat menjadi destinasi unggulan pariwisata di Indonesia dengan pemandangan bawah laut yang indah menyimpan terumbu karang dan berbagai biota laut.
Keindahan kehidupan bawah laut menarik turis. Namun seiring waktu, kerusakan terjadi disebabkan kapal melempar jangkar sembarangan hingga kapal kandas.
“Seperti peristiwa tahun 2017 saat ada kapal pesiar kandas. Ini sangat disayangkan karena merusak ekosisitem dasar laut,” ungkap Johanes C Arempeley.
Meski demikian, kerusakan alam Raja Ampat masih saja terjadi, di antaranya sampah wisatawan yang berserakan. Minimnya kesadaran wisatawan memperburuk kondisi lingkungan.
Baca Juga
Guna menjaga kelestarian alam, Suku Maya menerapkan hukum adat dengan mengedepankan kearifan lokal. Terlebih Suku Maya sebagai pemilik hak kawasan laut dan darat.
"Dengan menjaga ekosistem, otomatis dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Ketua Dewan Adat Suku Maya, Johanes C Arempeley dalam keterangan tertulis, Senin (17/7).
Hal ini karena kerusakan biota laut, seperti terumbu karang terus meluas diakibatkan penangkapan ikan menggunakan peledak. Pola ini umumnya dilakukan para pendatang.
Padahal, Raja Ampat menjadi destinasi unggulan pariwisata di Indonesia dengan pemandangan bawah laut yang indah menyimpan terumbu karang dan berbagai biota laut.
Keindahan kehidupan bawah laut menarik turis. Namun seiring waktu, kerusakan terjadi disebabkan kapal melempar jangkar sembarangan hingga kapal kandas.
“Seperti peristiwa tahun 2017 saat ada kapal pesiar kandas. Ini sangat disayangkan karena merusak ekosisitem dasar laut,” ungkap Johanes C Arempeley.