Cerita Gideon Sianipar yang Tak Bisa Mendengar dan Berbicara

Senin, 27 April 2020 - 10:25 WIB
loading...
Cerita Gideon Sianipar yang Tak Bisa Mendengar dan Berbicara
Gideo Sianipar, terpaksa harus dikurung di kolong rumah tempat tinggal dia dan ayahya. Hingga saat berusia 25 tahuan dia tidak bisa mendengar dan berbicara. (Foto/SINDOnews/Zia Nasution)
A A A
PADANGSIDIMPUAN - Ketika seseorang berusia 25 tahun tumbuh secara normal, dia akan merasakan dan menjalani masa remaja yang indah. Namun, lain dengan Gideo Sianipar (25), warga Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.

Bagaimana tidak, diusianya itu, anak hasil perkawinan Yohannes Sianipar (48) dan istrinya almarhum Rosdiana (45), terpaksa dikurung di rumah. Sejak ibunya meninggal dunia, dia tidak bisa berbicara dan mendengar.

Tubuh kurus Gideon nampak tidak berdaya dan hanya tergeletak di kolong rumah milik kakeknya di Kelurahan Aek Tampang, Kota Padangsidimpuan. Senyuman terlihat ketika SINDONews mendatangi kediamannya, Minggu (26/4/2020).

Dengan badan yang lunglai, dia mencoba berdiri dan berjalan menuju arah penulis. Sayang, langkahnya tiba-tiba terhenti karena salah satu kakinya diikat tali.

Penulis sedikit kesulitan untuk menggali informasi tentang anak tersebut. Beruntung, salah seorang tetangga mau mencari ayah Gideon. Setelah beberapa lama menunggu, Yohannes akhirnya sampai ke rumah dan bertemu dengan wartawan yang sengaja menanti kedatangannya.

Ternyata, sejak dilahirkan, Gideon tidak bisa berbicara dan mendengar. Cobaan hidup Gideon semakin bertambah ketika orangtua perempuannya meninggal dunia. Saat itu, dia masih berumur 2 tahun. Keseharian, dia terpaksa ditinggal sendiri oleh orangtua di kolong. Padahal, kolong rumah itu tidak jauh dari sungai.

Dalam sehari, Gideon hanya bisa makan satu sampai dua kali dengan ala kadarnya. Dan tidak jarang, Gideon harus menahan lapar seharian karena tidak ada beras atau yang mau dimasak.

Hidup dengan ikatan tali membuatnya terkadang harus buang air besar dan kecil di dalam celana. Bahkan, orangtuanya kerap mendapati Gideon sudah berlumuran kotoran.

Yohannes berprofesi sebagai penarik becak bermotor. Hasilnya, dia akan pergunakan untuk mencukupi kehidupan mereka. Tidak setiap hari dia bisa mendapatkan uang yang cukup dari pekerjaan itu, karena zaman saat ini serba sulit terutama setelah merebaknya Virus Corona.

"Hasil dari menarik betor itu yang saya belikan ke beras," ujarnya. Namun, dia mengaku tidak bisa harus membeli beras setiap hari, karena pendapatan sangar sedikit. Permintaan hidup yang banyak membuatnya harus kerja keras, namun, keberuntungan belum ada, karena hasilnya masih sangat kurang.

"Dia makan dua kali sehari, sekali pagi dan malam. Pokoknya, kalau ada yang mau dimasak, saya kasih sama dia,"tandasnya. Ditanya kenapa Gideo diikat, Yohannes menjelaskan, tindakan itu terpaksa dilakukan agar dia tidak pergi ke belakang rumah dan memakan sampah di tempat itu.
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4456 seconds (0.1#10.140)