Festival Aksara Lontara Dimulai, Pembukaan Digelar secara Virtual
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Festival Aksara Lontara secara resmi mulai dilaksanakan pada Kamis (25/6/2020). Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulsel , Abdul Hayat Gani, membuka kegiatan tahunan ini secara virtual. Kegiatan diawali dengan persembahan lagu-lagu daerah.
Festival Aksara Lontara tak sekadar kegiatan seremonin, melainkan juga gerakan pelestarian aksara lontara sekaligus tanggung-jawab berkontribusi menjaga dan merawat aksara. Dalam kegiatan ini, ada lima negara yang berpartisipasi.
Selain Indonesia, empat negara lain yang ikut ambil bagian dalam Festival Aksara Lontara yakni Australia, Malaysia, Belanda dan New Zealand.
Hayat Gani mengatakan era globalisasi ini merupakan tantangan bersama bagaimana produk budaya tetap dicintai dan digunakan oleh anak bangsa. Resistensi terjadi, pengaruh dari luar juga demikian, sehingga budaya yang dimiliki harus dikembalikan agar berjaya di tanah sendiri.
Baca Juga: Logo Baru Pariwisata Sulsel, Paduan Aksara Lontara dan Tari Kipas Pakkaraena
“Tentu, kita ingin mengembalikan kejayaan ini. Bagaimana adat kita rawat dan jaga dengan baik,” Hayat Gani, dalam keterangan persnya, Jumat (26/6/2020).
Ia mengapresiasi langkah penyelenggara serta para penggiat budaya. Pemprov Sulsel mengapresiasi proses-proses yang terjadi dalam festival ini dan upaya pelestarian aksara Lontara.
Langkah lainnya yakni memperkuat sistem pendidikan yang ada. Terutama hadirnya sekolah atau institusi pendidikan budaya seperti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Sulsel.
“Sehingga apa yang kita lakukan ini merupakan pembangunan untuk kejayaan Provinsi Sulawesi Selatan,” sebutnya.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga 29 Agustus 2020. Kegiatannya mulai dari lomba literasi aksara dari tingkat SD hingga Mahasiswa, seminar internasional dan penetapan Hari Lontara serta malam anugerah kebudayaan.
Festival Aksara Lontara tak sekadar kegiatan seremonin, melainkan juga gerakan pelestarian aksara lontara sekaligus tanggung-jawab berkontribusi menjaga dan merawat aksara. Dalam kegiatan ini, ada lima negara yang berpartisipasi.
Selain Indonesia, empat negara lain yang ikut ambil bagian dalam Festival Aksara Lontara yakni Australia, Malaysia, Belanda dan New Zealand.
Hayat Gani mengatakan era globalisasi ini merupakan tantangan bersama bagaimana produk budaya tetap dicintai dan digunakan oleh anak bangsa. Resistensi terjadi, pengaruh dari luar juga demikian, sehingga budaya yang dimiliki harus dikembalikan agar berjaya di tanah sendiri.
Baca Juga: Logo Baru Pariwisata Sulsel, Paduan Aksara Lontara dan Tari Kipas Pakkaraena
“Tentu, kita ingin mengembalikan kejayaan ini. Bagaimana adat kita rawat dan jaga dengan baik,” Hayat Gani, dalam keterangan persnya, Jumat (26/6/2020).
Ia mengapresiasi langkah penyelenggara serta para penggiat budaya. Pemprov Sulsel mengapresiasi proses-proses yang terjadi dalam festival ini dan upaya pelestarian aksara Lontara.
Langkah lainnya yakni memperkuat sistem pendidikan yang ada. Terutama hadirnya sekolah atau institusi pendidikan budaya seperti Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Sulsel.
“Sehingga apa yang kita lakukan ini merupakan pembangunan untuk kejayaan Provinsi Sulawesi Selatan,” sebutnya.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga 29 Agustus 2020. Kegiatannya mulai dari lomba literasi aksara dari tingkat SD hingga Mahasiswa, seminar internasional dan penetapan Hari Lontara serta malam anugerah kebudayaan.
(tri)