Fahsar Paparkan Strategi Antisipasi Daerah Rawan Konflik Jelang Tahun Politik
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) di Gedung Ipteks Unhas, Kamis (9/6/2022) kemarin. Seminar tersebut mengusung tema 'Stabilitas Politik Menjelang Pemilu Serentak 2024'.
Pada kesempatan itu, Bupati Fahsar mengurai sekaligus memaparkan strategi mengantisipasi daerah rawan konflik. Di samping itu, ia juga membeberkan model potensi kerawanan menjelang tahun politik. Terlebih, pada 2024 akan diselenggerakan serentak mulai Pileg, Pilpres hingga Pilkada.
Adapun potensi kerawanan itu meliputi politik identitas yang dapat memicu polarisasi negatif dalam masyarakat karena sentimen tertentu. Selanjutnya, relasi kuasa yang menjadi stigma tertentu yang cenderung negatif, terutama pada Pilkada Serentak.
"Kemudian kampanye hitam di media sosial dapat meningkatkan potensi konflik terbuka di dunia nyata, money politic berimplikasi pada aturan penyelenggara, dan netralitas ASN atau penyelenggara pemilu berpotensi melakukan penyalahgunaan wewenang
dan anggaran," ungkapnya.
Selanjutnya, Bupati Fahsar mengungkap solusi atau antisipasi guna mencegah konflik di daerah rawan. Di antaranya yakni pemutakhiran data pemilih berkelanjutan dan penguatan pegulasi, memaksimalkan pencegahan dan bersikap tegas, serta konsisten terhadap praktik politik uang.
Lalu perlu adanya dukungan teknis yang optimal dari Pemda, TNI dan POLRI saat distribusi logistik, meningkatkan koordinasi antara Bawaslu dan KPU, penambahan waktu penghitungan suara dan penambahan insentif penyelenggara pemilu.
"Harus juga mengurangi potensi hate speech dan black campaign dengan mempersingkat masa kampanye, menjaga stabilitas keamanan, ketertiban, ketentraman dalammasyarakat sampai ke tingkatan terkecil (Kabupaten/Kota, Desa, RT)," jelasnya.
Ketua IKA Fisip Unhas itu juga secara gamblang menguraikan strategi antisipasi daerah rawan konflik. Mulai dari memperkuat koordinasi antar wilayah regional, melakukan pemetaan daerah Rawan konflik beserta menyusun strategi antisipasi dan penindakan yang dikoordinasikan dengan TNI-POLRI.
Selain itu, Bupati Fahsar menyebut perlunya menyiagakan seluruh unit tanggap darurat dalam mengantisipasi konflik fisik, serta menggalakkan sosialisasi edukasi publik dalam menyikapi proses danhasil Pemilu dan Pilkada.
"Membangun komitmen semua pasangan calon kepala daerah untuk menciptakan pilkada aman,
damai dan edukatif," tutupnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Fahsar mengurai sekaligus memaparkan strategi mengantisipasi daerah rawan konflik. Di samping itu, ia juga membeberkan model potensi kerawanan menjelang tahun politik. Terlebih, pada 2024 akan diselenggerakan serentak mulai Pileg, Pilpres hingga Pilkada.
Adapun potensi kerawanan itu meliputi politik identitas yang dapat memicu polarisasi negatif dalam masyarakat karena sentimen tertentu. Selanjutnya, relasi kuasa yang menjadi stigma tertentu yang cenderung negatif, terutama pada Pilkada Serentak.
"Kemudian kampanye hitam di media sosial dapat meningkatkan potensi konflik terbuka di dunia nyata, money politic berimplikasi pada aturan penyelenggara, dan netralitas ASN atau penyelenggara pemilu berpotensi melakukan penyalahgunaan wewenang
dan anggaran," ungkapnya.
Selanjutnya, Bupati Fahsar mengungkap solusi atau antisipasi guna mencegah konflik di daerah rawan. Di antaranya yakni pemutakhiran data pemilih berkelanjutan dan penguatan pegulasi, memaksimalkan pencegahan dan bersikap tegas, serta konsisten terhadap praktik politik uang.
Lalu perlu adanya dukungan teknis yang optimal dari Pemda, TNI dan POLRI saat distribusi logistik, meningkatkan koordinasi antara Bawaslu dan KPU, penambahan waktu penghitungan suara dan penambahan insentif penyelenggara pemilu.
"Harus juga mengurangi potensi hate speech dan black campaign dengan mempersingkat masa kampanye, menjaga stabilitas keamanan, ketertiban, ketentraman dalammasyarakat sampai ke tingkatan terkecil (Kabupaten/Kota, Desa, RT)," jelasnya.
Ketua IKA Fisip Unhas itu juga secara gamblang menguraikan strategi antisipasi daerah rawan konflik. Mulai dari memperkuat koordinasi antar wilayah regional, melakukan pemetaan daerah Rawan konflik beserta menyusun strategi antisipasi dan penindakan yang dikoordinasikan dengan TNI-POLRI.
Selain itu, Bupati Fahsar menyebut perlunya menyiagakan seluruh unit tanggap darurat dalam mengantisipasi konflik fisik, serta menggalakkan sosialisasi edukasi publik dalam menyikapi proses danhasil Pemilu dan Pilkada.
"Membangun komitmen semua pasangan calon kepala daerah untuk menciptakan pilkada aman,
damai dan edukatif," tutupnya.
(tri)