Rapid Test Mahal, Aktivitas Warga Terkendala
loading...
A
A
A
BANDU - Sejumlah warga mengeluhkan mahalnya tarif rapid dan swab test mandiri COVID-19. Keluhan tersebut terutama untuk keperluan bepergian menggunakan pesawat dan kereta api.
Warga Bandung, Awang mengaku tarif rapid dan swab test saat ini masih tergolong mahal. Apalagi, hasil rapid test hanya berlaku 3 hari dan swab test berlaku 7 hari untuk keperluan bepergian menggunakan kereta api dan pesawat.
Menurut dia, mahalnya tarif rapid dan swab test menyebabkan aktivitas masyarakat terhambat. Padahal, saat ini telah mulai diberlakukannya new normal. Di mana aktivitas dilakukan secara terbatas namun terukur, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Adik saya yang tinggal di Bali mau pulang ke Bandung naik pesawat harus melengkapi surat surat. Selain mahal katanya ribet ngurusinnya juga," kata dia, Selasa (23/6/2020).
Tak hanya itu, bila menggunakan rapid test dan berkunjung ke suatu daerah lebih dari 3 hari, maka harus melengkapi dokumen rapid test baru. Sementara biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
Warga lainnya, Doddy juga mengeluhkan kondisi yang sama. Menurut dia, biaya rapid test yang hanya berlaku 3 hari dirasa cukup mahal. Saat itu, dia sempat melakukan rapid test Rp450.000 di salah satu rumah sakit.
Mahalnya biaya rapid, kata dia, menambah beban lainnya. Padahal, dia telah mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk ongkos perjalanan menggunakan pesawat. Mestinya, biaya rapid bisa lebih terjangkau. (Baca juga: Bejat, Buruh Ini Garap Keponakan Sendiri hingga Hamil)
"Jadwal rapid test juga harus menyesuaikan dengan jadwal terbang pesawat. Karena saat ini, belum semua pesawat melayani penebangan tiap hari," imbuh dia.
Warga Bandung, Awang mengaku tarif rapid dan swab test saat ini masih tergolong mahal. Apalagi, hasil rapid test hanya berlaku 3 hari dan swab test berlaku 7 hari untuk keperluan bepergian menggunakan kereta api dan pesawat.
Menurut dia, mahalnya tarif rapid dan swab test menyebabkan aktivitas masyarakat terhambat. Padahal, saat ini telah mulai diberlakukannya new normal. Di mana aktivitas dilakukan secara terbatas namun terukur, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Adik saya yang tinggal di Bali mau pulang ke Bandung naik pesawat harus melengkapi surat surat. Selain mahal katanya ribet ngurusinnya juga," kata dia, Selasa (23/6/2020).
Tak hanya itu, bila menggunakan rapid test dan berkunjung ke suatu daerah lebih dari 3 hari, maka harus melengkapi dokumen rapid test baru. Sementara biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
Warga lainnya, Doddy juga mengeluhkan kondisi yang sama. Menurut dia, biaya rapid test yang hanya berlaku 3 hari dirasa cukup mahal. Saat itu, dia sempat melakukan rapid test Rp450.000 di salah satu rumah sakit.
Mahalnya biaya rapid, kata dia, menambah beban lainnya. Padahal, dia telah mengeluarkan biaya cukup tinggi untuk ongkos perjalanan menggunakan pesawat. Mestinya, biaya rapid bisa lebih terjangkau. (Baca juga: Bejat, Buruh Ini Garap Keponakan Sendiri hingga Hamil)
"Jadwal rapid test juga harus menyesuaikan dengan jadwal terbang pesawat. Karena saat ini, belum semua pesawat melayani penebangan tiap hari," imbuh dia.
(boy)