Lelah Keluhkan Jalan Rusak, Warga Pilih Pindah dari Antang
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kritikan warga kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ( Pemprov Sulsel ) makin menjadi lantaran Jalan Antang Raya hingga kini belum juga ada tanda untuk diperbaiki. Pemprov dinilai menutup mata dan telinga lantaran kritik yang disampaikan selama ini tak juga direspons.
Setidaknya hal itu dirasakan oleh salah seorang warga BTN Makkiobaji, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Ikhsan (26). Dia mengaku sudah lelah mengeluhkan persoalan Jalan Antang Raya.
"Kalau cuma saya yang mengeluh, mungkin wajar kalau Pemprov tidak dengar keluhanku. Tapi ini tidak sedikit warga yang mengeluh, banyak. Kenapa belum ada tindakan?" keluh Ikhsan.
Ia menuturkan Jalan Antang Raya merupakan akses utama dirinya untuk berangkat dan pulang kerja lantaran jalan tersebut dinilai paling dekat menuju tempat tinggalnya.
Sejak jalan itu rusak parah, bukan sekali dua kali Ikhsan harus menambal dan mengganti ban motornya yang pecah.
"Hampir setiap pekan saya selalu tambal ban. Saking seringnya ditambal, kadang terpaksa harus saya ganti juga. Rugi sekali saya rasa," tuturnya.
Saking jengkelnya, Ikhsan terpaksa memilih untuk pindah dari Antang. Dia akhirnya memilih menyewa sebuah indekos di bilangan Jalan Cenderawasih.
"Daripada rugi uang dan waktu tiap saat ganti ban, mending sekalian saya pindah," tegasnya.
Upaya pemerintah yang melakukan pemeliharaan berupa tambal sulam jalan pun menurutnya hal sia-sia. Sebab setiap kali hujan turun, tambalan jalan itu rusak kembali.
Setidaknya hal itu dirasakan oleh salah seorang warga BTN Makkiobaji, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Ikhsan (26). Dia mengaku sudah lelah mengeluhkan persoalan Jalan Antang Raya.
"Kalau cuma saya yang mengeluh, mungkin wajar kalau Pemprov tidak dengar keluhanku. Tapi ini tidak sedikit warga yang mengeluh, banyak. Kenapa belum ada tindakan?" keluh Ikhsan.
Ia menuturkan Jalan Antang Raya merupakan akses utama dirinya untuk berangkat dan pulang kerja lantaran jalan tersebut dinilai paling dekat menuju tempat tinggalnya.
Sejak jalan itu rusak parah, bukan sekali dua kali Ikhsan harus menambal dan mengganti ban motornya yang pecah.
"Hampir setiap pekan saya selalu tambal ban. Saking seringnya ditambal, kadang terpaksa harus saya ganti juga. Rugi sekali saya rasa," tuturnya.
Saking jengkelnya, Ikhsan terpaksa memilih untuk pindah dari Antang. Dia akhirnya memilih menyewa sebuah indekos di bilangan Jalan Cenderawasih.
"Daripada rugi uang dan waktu tiap saat ganti ban, mending sekalian saya pindah," tegasnya.
Upaya pemerintah yang melakukan pemeliharaan berupa tambal sulam jalan pun menurutnya hal sia-sia. Sebab setiap kali hujan turun, tambalan jalan itu rusak kembali.