Kepala Badan Pangan Nasional Berharap Peran Besar PG Krebet Baru untuk Masyarakat
loading...
A
A
A
MALANG - Pabrik Gula (PG) Krebet Baru Malang, diharapkan mampu berperan besar untuk membantu kesulitan masyarakat. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, saat meninjau PG Krebet Baru Malang, Jumat (27/5/2022).
Di pabrik gula terbesar yang dimiliki oleh BUMN ini, Arief meninjau sejumlah proses pengolahan tebu hingga menjadi gula kristal. Arif didampingi Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Jawa Timur, Heru Suseno, dan direksi PT PG Rajawali I.
Arief melihat bagaimana tebu itu masuk dari petani, kemudian ditakar menggunakan timbangan. Tak hanya itu, dia juga sempat berinteraksi dengan para petani tebu yang ditemuinya.
Kemudian ia masuk ke area pabrik pengolahan tebu, dengan melihat proses pengolahan dari tebu menjadi gula kristal berkualitas. Arif dibuat kagum dengan pengolahan tebu di PG Krebet Baru, yang dimiliki oleh PT PG Rajawali I anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Menurutnya, kendati pabrik gula ini telah berdiri sejak 1906, peremajaan mesin-mesin yang lebih canggih telah dilakukan. Arief menyatakan, dari hasil peninjauannya, terbukti PG Krebet Baru ini memiliki proses pengolahan tebu menjadi gula kristal yang berkualitas.
Penetapan kualitas gula, bahkan telah dilakukan sejak tebu baru memasuki area pabrik. Yakni, dengan dilakukan pengecekan kualitas kematangan tebu, termasuk berat tebu yang masuk.
"Tadi sudah keliling mulai dari gawangan, kemudian kita cek masuk ke berikutnya tempat penimbangan dan terakhir di penimbangan itu. Kalau di gawangan dicek tebunya itu tingkat break berapa. Tadi rata-rata 15, kemudian di tempat satunya itu 17-19 itu menandakan tebunya matang," kata Arief.
Selain pengecekan kualitas, pengecekan berat tebu yang masuk juga menjadi hal penting yang disebut Arief. Di mana, rata-rata dari pengecekan yang dilakukan setidaknya ada 11.500 ton tebu per hari yang masuk dari petani ke pabrik gula. Tebu diangkut 1.600 unit truk setiap harinya.
"Kalau kita lihat sehari saja yang masuk sekitar 1.600 truk, satu truk bisa ada yang 8-10 gandeng 36 ton. Ini pabrik terbesar yang dimiliki BUMN Rajawali Nusantara Indonesia, atau Id Food dengan kapasitas sekitar 11.500 ton per hari. Ini pabrik gula terbesar, diharapkan kontribusi ke masyarakat juga besar," tuturnya.
Pihaknya pun mengapresiasi kerja direksi dan karyawan di PG Krebet Baru Malang, yang telah meremajakan peralatan pengolahan tebu menjadi gula kristal berkualitas. "Pabrik ini luarnya mungkin tua 1906, tapi di dalam ini modern. Saya berharap produktivitasnya lebih tinggi, dan lebih modern," pungkasnya.
Di pabrik gula terbesar yang dimiliki oleh BUMN ini, Arief meninjau sejumlah proses pengolahan tebu hingga menjadi gula kristal. Arif didampingi Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Jawa Timur, Heru Suseno, dan direksi PT PG Rajawali I.
Arief melihat bagaimana tebu itu masuk dari petani, kemudian ditakar menggunakan timbangan. Tak hanya itu, dia juga sempat berinteraksi dengan para petani tebu yang ditemuinya.
Kemudian ia masuk ke area pabrik pengolahan tebu, dengan melihat proses pengolahan dari tebu menjadi gula kristal berkualitas. Arif dibuat kagum dengan pengolahan tebu di PG Krebet Baru, yang dimiliki oleh PT PG Rajawali I anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Menurutnya, kendati pabrik gula ini telah berdiri sejak 1906, peremajaan mesin-mesin yang lebih canggih telah dilakukan. Arief menyatakan, dari hasil peninjauannya, terbukti PG Krebet Baru ini memiliki proses pengolahan tebu menjadi gula kristal yang berkualitas.
Penetapan kualitas gula, bahkan telah dilakukan sejak tebu baru memasuki area pabrik. Yakni, dengan dilakukan pengecekan kualitas kematangan tebu, termasuk berat tebu yang masuk.
Baca Juga
"Tadi sudah keliling mulai dari gawangan, kemudian kita cek masuk ke berikutnya tempat penimbangan dan terakhir di penimbangan itu. Kalau di gawangan dicek tebunya itu tingkat break berapa. Tadi rata-rata 15, kemudian di tempat satunya itu 17-19 itu menandakan tebunya matang," kata Arief.
Selain pengecekan kualitas, pengecekan berat tebu yang masuk juga menjadi hal penting yang disebut Arief. Di mana, rata-rata dari pengecekan yang dilakukan setidaknya ada 11.500 ton tebu per hari yang masuk dari petani ke pabrik gula. Tebu diangkut 1.600 unit truk setiap harinya.
"Kalau kita lihat sehari saja yang masuk sekitar 1.600 truk, satu truk bisa ada yang 8-10 gandeng 36 ton. Ini pabrik terbesar yang dimiliki BUMN Rajawali Nusantara Indonesia, atau Id Food dengan kapasitas sekitar 11.500 ton per hari. Ini pabrik gula terbesar, diharapkan kontribusi ke masyarakat juga besar," tuturnya.
Pihaknya pun mengapresiasi kerja direksi dan karyawan di PG Krebet Baru Malang, yang telah meremajakan peralatan pengolahan tebu menjadi gula kristal berkualitas. "Pabrik ini luarnya mungkin tua 1906, tapi di dalam ini modern. Saya berharap produktivitasnya lebih tinggi, dan lebih modern," pungkasnya.
(eyt)