Bio Farma Bakal Gunakan Fasilitas Flu Burung Percepat Produksi PCR COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bio Farma berencana memanfaatkan fasilitas produksi flu burung untuk mempercepat produksi Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dalam penanganan pandemi COVID-19.
Fasilitas produksi flu burung barada di kawasan Bio Farma dan Kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Namun, fasilitas tersebut sampai dengan saat ini masih dalam proses penyerahan dari Kementerian Kesehatan RI kepada Bio Farma.
"Apabila fasilitas produksi eks produksi vaksin flu burung dapat difungsikan, Bio Farma diharapkan akan mampu secara rutin memproduksi RT PCR sesuai dengan kebutuhan nasional, yaitu sebanyak 20.000 kit per hari atau 700.000 kit perbulan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam siaran persnya, Minggu (21/6/2020).
Menurut dia, saat ini, Bio Farma mampu memproduksi sebanyak 50.000 kits per minggu dengan menggunakan fasilitas yang sekarang berlokasi di kawasan Bio Farma. Pemanfaatan fasilitas flu burung, bisa menaikkan produksi tiga kali lipat.
Sampai dengan minggu ketiga bulan Juni 2020, total sudah ada 140.000 kit yang dihasilkan. Alat deteksi COVID-19 itu sudah dikirimkan ke seluruh pelosok Indonesia untuk mempercepat penanganan pandemi corona.
Rencana Bio Farma tersebut telah disampaikan kepada Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Efendy dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto saat berkunjung ke Bio Farma, Sabtu (20/6/2020).
Dalam kesempatan itu, Terawan Agus Putranto menekankan diperlukan adanya percepatan untuk penanganan COVID-19. (Baca juga: Telkom Siapkan Infrastruktur Jaringan Buka Askes Digitalisasi Pesantren)
Diantaranya percepatan fasilitas produksi RT PCR, maupun vaksin COVID-19. Pihaknya mendukung Bio Farma untuk mempercepat pemanfaatan fasilitas produksi vaksin flu burung.
“Kami siap membantu Bio Farma untuk melakukan upaya percepatan pengalihan fasilitas produksi vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan ke Bio Farma," ujar Terawan.
Fasilitas produksi flu burung barada di kawasan Bio Farma dan Kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Namun, fasilitas tersebut sampai dengan saat ini masih dalam proses penyerahan dari Kementerian Kesehatan RI kepada Bio Farma.
"Apabila fasilitas produksi eks produksi vaksin flu burung dapat difungsikan, Bio Farma diharapkan akan mampu secara rutin memproduksi RT PCR sesuai dengan kebutuhan nasional, yaitu sebanyak 20.000 kit per hari atau 700.000 kit perbulan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam siaran persnya, Minggu (21/6/2020).
Menurut dia, saat ini, Bio Farma mampu memproduksi sebanyak 50.000 kits per minggu dengan menggunakan fasilitas yang sekarang berlokasi di kawasan Bio Farma. Pemanfaatan fasilitas flu burung, bisa menaikkan produksi tiga kali lipat.
Sampai dengan minggu ketiga bulan Juni 2020, total sudah ada 140.000 kit yang dihasilkan. Alat deteksi COVID-19 itu sudah dikirimkan ke seluruh pelosok Indonesia untuk mempercepat penanganan pandemi corona.
Rencana Bio Farma tersebut telah disampaikan kepada Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Efendy dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto saat berkunjung ke Bio Farma, Sabtu (20/6/2020).
Dalam kesempatan itu, Terawan Agus Putranto menekankan diperlukan adanya percepatan untuk penanganan COVID-19. (Baca juga: Telkom Siapkan Infrastruktur Jaringan Buka Askes Digitalisasi Pesantren)
Diantaranya percepatan fasilitas produksi RT PCR, maupun vaksin COVID-19. Pihaknya mendukung Bio Farma untuk mempercepat pemanfaatan fasilitas produksi vaksin flu burung.
“Kami siap membantu Bio Farma untuk melakukan upaya percepatan pengalihan fasilitas produksi vaksin flu burung dari Kementerian Kesehatan ke Bio Farma," ujar Terawan.
(boy)